32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Bisa Melihat Lagi, Anak Ini Berminat Menjadi Dokter Mata

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Rivaldo Silalahi duduk di pangkuan ibunya, saat diajak ngobrol oleh dua petinggi di Tambang Emas Martabe, KAtarina Siburian dan Ed, di hari kelima operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan ANV dan Kodam I BB di RS Tentara Psp, Kamis 25 Oktober 2017.

Hati-hati main lempar-lemparan pasir. Salah-salah, bisa berbuntut jadi katarak. Seperti dialami anak kecil yang baru berusia 6 tahun ini. Tahun lalu matanya tak sengaja kena semburan pasir yang dilempar kawan mainnya. Empat bulan kemudian, mata kanannya total tak bisa melihat. Untunglah sebelum kondisinya makin parah, ada operasi katarak gratis di Psp. Ayo berangkat ke Psp, Makkk…!

——————————————————
Dame Ambarita, Padangsidimpuan
——————————————————-

Anak kecil itu asyik memainkan sejumlah uang kertas di tangannya. Ada beberapa uang dua ribuan, ada juga uang kertas Rp10 ribuan. Matanya tampak berbinar memandangi ‘hartanya’.

“Banyak uangmu ya Dek. Siapa yang ngasih?”
“Ini dari mama. Ini dari oppung itu,” jawabnya sambil terus membolak-balik hartanya, di bawah tenda di RS Tentara Padangsidimpuan, Kamis (26/10/2017).

Namanya Rivaldo Silalahi. Murid kelas 1 SD di SD Negeri di Pohan Tonga, Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Ia sudah tiga hari di Padangsidimpuan, untuk mengikuti operasi katarak gratis ‘Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan A New Vision dan Kodam I Bukit Barisan, di Rumah Sakit TNI AD Losung Batu Padangsidimpuan sejak 22 hingga 27 Oktober 2017.

Hari Selasa lalu, ia sudah menjalani operasi katarak gratis. Namun karena jahitannya dicek kurang maksimal, ia dijadwalkan operasi ulang.

Hari Rabu, matanya berkaca-kaca saat dibawa memasuki ruang operasi katarak untuk kedua kalinya. “Nggak mau aku operasi lagi, Makkk,” rengeknya lirih, sambil menelan isakan yang sesekali lolos keluar.

Ia tak ingin lagi merasakan sakit saat disuntik bius lokal di area mata.

Mamanya berupaya membujuk. Seorang oppung-oppung peserta operasi katarak gratis dari kampung yang sama dengannya, membujuknya dengan uang Rp10 ribu.

Dengan uang di tangan, Valdo akhirnya mau masuk ke ruang operasi.

Untungnya, ia tak perlu dioperasi ulang. Kata dokter, jahitan di matanya baik-baik saja.

Ibu Valdo, Ratna Siburian (42), yang hampir selalu memangku anak keenam dari 7 bersaudara itu selama baksos, menceritakan penyebab awal anaknya kena katarak.

“Agustus tahun lalu, anak saya lagi main-main sama kawannya. Mereka lempar-lemparan pasir. Tak sengaja, segumpal masuk ke mata si Naldo. Malamnya saya baru dikasihtahu,” tutur ibu yang sehari-hari bertani sayur di kampungnya ini.

Saat itu, ibunya hanya mencuci mata Naldo dengan air. Tak punya sangkaan bakal berakibat buruk.

Empat bulan kemudian, tepatnya Desember, mata kanan anaknya ketahuan tidak bisa melihat lagi. Secara tidak sengaja, ibunya memperhatikan ada segumpal lapisan putih di mata kanan anaknya.

Ia lantas menutup mata kiri Valdo dengan tangan, lantas mengacungkan jari di depan mata kanan.

“Nampak Valdo?”
“Nggak Mak!”
“Ohh…!”
Oleh ibunya, ia dibelikan obat tetes mata. Tapi sama sekali tidak ada perubahan.

Untuk membawa ke dokter, Ratna mengaku tidak mampu. “Cemmanalah, saya dan suami hanya petani kecil,” ungkapnya tanpa maksud menyesali nasib.

Maka, gumpalan putih di mata anak kecil itu pun dibiarkan saja hingga makin melebar.

“Kalau bermain, dia masih bisa. ‘Kan satu matanya bisa melihat,” kata ibunya.

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Rivaldo Silalahi menatap penuh minat, saat Ibu Katarina Siburian membuka tasnya dan mengeluarkan uang Rp20 ribu, asal ia mau menyebutkan apa cita-citanya, usai mengikuti operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe.

Valdo suka main apa?
“Layangan,” kata Valdo memamerkan senyumnya.. yang ternyata manis.

Layang-layangnya siapa yang bikin?
“Beli. Harganya Rp500 satu. Duitnya dari mama. Segini dikasih..,” cetusnya sambil menunjukkan uang Rp2.000.

Meski mata kanan tak bisa melihat, Valdo tetap bisa bermain dan mendaftar masuk SD, karena mata kirinya masih normal.

Ia bahkan sudah bisa berhitung hingga angka 40. “Saya belajar berhitung sendiri. Tak ada yang ngajarin,” katanya pede habis.

Hahahaha..

Sekitar 4 bulan masuk SD, ia mengaku paling suka pelajaran yang ‘diberi tugas’ oleh guru.

“Tugas seperti apa?”
Valdo terdiam tak bisa menjelaskan.

Saat Babinsa turun ke desa-desa menginformasikan ada operasi katarak gratis yang digelar di Padangsidimpuan, kata ibunya, Valdo sangat bersemangat. Bahkan di hari berangkat, ia yang memastikan ke ibunya bahwa mereka jadi berangkat.

“Berangkat kita ‘kan Mak? Mau operasi kan,” katanya mengingatkan. Semangatnya yang tinggi ikut menyemangati ibunya.

Begitulah… hasil operasi baik. Valdo bisa melihat lagi lengkap dengan kedua bola matanya.

Bagaimana perasaanmu sekarang, Valdo?
“Baik,” jawabnya formal, membuat orang-orang di sekitarnya ngakak. Anak kecil yang sok tua. Hahahaha…

Ibunya juga ikut senang anaknya bisa melihat lagi. Apalagi karena tak perlu membayar. “Senang karena gratis,” senyum ibunya.

Kalau sudah besar, Valdo mau jadi apa?
Ia terdiam berpikir.

“Hayo… mau jadi tentara, polisi, pilot, dokter atau… apa. Nanti tak kasih Rp2.000 kalau mau ngasih tau.”
“Betul ya!” sambar Valdo cepat.

“Betullah.. tadi ‘kan udah dikasih sekali. Jadi apa cita-citamu?”
“Kasih Rp100 ribulah,” Valdo dengan cepat coba bertransaksi. Pundi-pundi uang rupanya menjadi minatnya.

“Auuu.. banyak amat. Tak tambah Rp2.000 lagi deh, jadi Rp4.000…”
“Ngggg… Rp20 ribulah,” balas Valdo, mencoba memanfaatkan kesempatan.

Hahahaha…

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Wajah Rivaldo Silalahi berseri-seri saat Ibu Katarina Siburian memenuhi janjinya memberi hadiah uang Rpr0 ribu, setelah ia menyebutkan apa cita-citanya, dalam bakaos operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe.

Senior Manager Corporate Communication Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian. yang mendengarkan dialog, ikut menyebur dalam transaksi ‘alot’ tersebut.

“Nanti kakak kasih Rp20 ribu. Asal kau sebutkan apa cita-citamu,” tantangnya.

Melihat ada orang yang lebih ‘menjanjikan’, Valdo yang kelihatannya berbakat jadi juru lelang itu, menaikkan tawaran.

“Rp50 ribu lah,” ia membalas sambil menyipitkan mata.

“Iya ya.. Rp50 ribu. Sebutkan saja apa cita-citamu!”
Merasa puas dengan jumlah itu, Valdo pun menjawab tanpa ragu: Mau jadi dokter!
“Dokter apa?”
“Dokter Mata,” katanya yakin.

Horeee… uang Rp50 ribu pun berpindah tangan.

Dan Valdo berbinar-binar menghitung pundi-pundi hartanya yang semakin tebal.

Hahahaha.. kalau begini, kamu nggak cocok jadi dokter mata Dek. Jadi Juru Lelang atau pedagang kayaknya lebih pas. Hehe. (*)

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Rivaldo Silalahi duduk di pangkuan ibunya, saat diajak ngobrol oleh dua petinggi di Tambang Emas Martabe, KAtarina Siburian dan Ed, di hari kelima operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan ANV dan Kodam I BB di RS Tentara Psp, Kamis 25 Oktober 2017.

Hati-hati main lempar-lemparan pasir. Salah-salah, bisa berbuntut jadi katarak. Seperti dialami anak kecil yang baru berusia 6 tahun ini. Tahun lalu matanya tak sengaja kena semburan pasir yang dilempar kawan mainnya. Empat bulan kemudian, mata kanannya total tak bisa melihat. Untunglah sebelum kondisinya makin parah, ada operasi katarak gratis di Psp. Ayo berangkat ke Psp, Makkk…!

——————————————————
Dame Ambarita, Padangsidimpuan
——————————————————-

Anak kecil itu asyik memainkan sejumlah uang kertas di tangannya. Ada beberapa uang dua ribuan, ada juga uang kertas Rp10 ribuan. Matanya tampak berbinar memandangi ‘hartanya’.

“Banyak uangmu ya Dek. Siapa yang ngasih?”
“Ini dari mama. Ini dari oppung itu,” jawabnya sambil terus membolak-balik hartanya, di bawah tenda di RS Tentara Padangsidimpuan, Kamis (26/10/2017).

Namanya Rivaldo Silalahi. Murid kelas 1 SD di SD Negeri di Pohan Tonga, Kecamatan Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Ia sudah tiga hari di Padangsidimpuan, untuk mengikuti operasi katarak gratis ‘Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” yang digelar Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan A New Vision dan Kodam I Bukit Barisan, di Rumah Sakit TNI AD Losung Batu Padangsidimpuan sejak 22 hingga 27 Oktober 2017.

Hari Selasa lalu, ia sudah menjalani operasi katarak gratis. Namun karena jahitannya dicek kurang maksimal, ia dijadwalkan operasi ulang.

Hari Rabu, matanya berkaca-kaca saat dibawa memasuki ruang operasi katarak untuk kedua kalinya. “Nggak mau aku operasi lagi, Makkk,” rengeknya lirih, sambil menelan isakan yang sesekali lolos keluar.

Ia tak ingin lagi merasakan sakit saat disuntik bius lokal di area mata.

Mamanya berupaya membujuk. Seorang oppung-oppung peserta operasi katarak gratis dari kampung yang sama dengannya, membujuknya dengan uang Rp10 ribu.

Dengan uang di tangan, Valdo akhirnya mau masuk ke ruang operasi.

Untungnya, ia tak perlu dioperasi ulang. Kata dokter, jahitan di matanya baik-baik saja.

Ibu Valdo, Ratna Siburian (42), yang hampir selalu memangku anak keenam dari 7 bersaudara itu selama baksos, menceritakan penyebab awal anaknya kena katarak.

“Agustus tahun lalu, anak saya lagi main-main sama kawannya. Mereka lempar-lemparan pasir. Tak sengaja, segumpal masuk ke mata si Naldo. Malamnya saya baru dikasihtahu,” tutur ibu yang sehari-hari bertani sayur di kampungnya ini.

Saat itu, ibunya hanya mencuci mata Naldo dengan air. Tak punya sangkaan bakal berakibat buruk.

Empat bulan kemudian, tepatnya Desember, mata kanan anaknya ketahuan tidak bisa melihat lagi. Secara tidak sengaja, ibunya memperhatikan ada segumpal lapisan putih di mata kanan anaknya.

Ia lantas menutup mata kiri Valdo dengan tangan, lantas mengacungkan jari di depan mata kanan.

“Nampak Valdo?”
“Nggak Mak!”
“Ohh…!”
Oleh ibunya, ia dibelikan obat tetes mata. Tapi sama sekali tidak ada perubahan.

Untuk membawa ke dokter, Ratna mengaku tidak mampu. “Cemmanalah, saya dan suami hanya petani kecil,” ungkapnya tanpa maksud menyesali nasib.

Maka, gumpalan putih di mata anak kecil itu pun dibiarkan saja hingga makin melebar.

“Kalau bermain, dia masih bisa. ‘Kan satu matanya bisa melihat,” kata ibunya.

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Rivaldo Silalahi menatap penuh minat, saat Ibu Katarina Siburian membuka tasnya dan mengeluarkan uang Rp20 ribu, asal ia mau menyebutkan apa cita-citanya, usai mengikuti operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe.

Valdo suka main apa?
“Layangan,” kata Valdo memamerkan senyumnya.. yang ternyata manis.

Layang-layangnya siapa yang bikin?
“Beli. Harganya Rp500 satu. Duitnya dari mama. Segini dikasih..,” cetusnya sambil menunjukkan uang Rp2.000.

Meski mata kanan tak bisa melihat, Valdo tetap bisa bermain dan mendaftar masuk SD, karena mata kirinya masih normal.

Ia bahkan sudah bisa berhitung hingga angka 40. “Saya belajar berhitung sendiri. Tak ada yang ngajarin,” katanya pede habis.

Hahahaha..

Sekitar 4 bulan masuk SD, ia mengaku paling suka pelajaran yang ‘diberi tugas’ oleh guru.

“Tugas seperti apa?”
Valdo terdiam tak bisa menjelaskan.

Saat Babinsa turun ke desa-desa menginformasikan ada operasi katarak gratis yang digelar di Padangsidimpuan, kata ibunya, Valdo sangat bersemangat. Bahkan di hari berangkat, ia yang memastikan ke ibunya bahwa mereka jadi berangkat.

“Berangkat kita ‘kan Mak? Mau operasi kan,” katanya mengingatkan. Semangatnya yang tinggi ikut menyemangati ibunya.

Begitulah… hasil operasi baik. Valdo bisa melihat lagi lengkap dengan kedua bola matanya.

Bagaimana perasaanmu sekarang, Valdo?
“Baik,” jawabnya formal, membuat orang-orang di sekitarnya ngakak. Anak kecil yang sok tua. Hahahaha…

Ibunya juga ikut senang anaknya bisa melihat lagi. Apalagi karena tak perlu membayar. “Senang karena gratis,” senyum ibunya.

Kalau sudah besar, Valdo mau jadi apa?
Ia terdiam berpikir.

“Hayo… mau jadi tentara, polisi, pilot, dokter atau… apa. Nanti tak kasih Rp2.000 kalau mau ngasih tau.”
“Betul ya!” sambar Valdo cepat.

“Betullah.. tadi ‘kan udah dikasih sekali. Jadi apa cita-citamu?”
“Kasih Rp100 ribulah,” Valdo dengan cepat coba bertransaksi. Pundi-pundi uang rupanya menjadi minatnya.

“Auuu.. banyak amat. Tak tambah Rp2.000 lagi deh, jadi Rp4.000…”
“Ngggg… Rp20 ribulah,” balas Valdo, mencoba memanfaatkan kesempatan.

Hahahaha…

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Wajah Rivaldo Silalahi berseri-seri saat Ibu Katarina Siburian memenuhi janjinya memberi hadiah uang Rpr0 ribu, setelah ia menyebutkan apa cita-citanya, dalam bakaos operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe.

Senior Manager Corporate Communication Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian. yang mendengarkan dialog, ikut menyebur dalam transaksi ‘alot’ tersebut.

“Nanti kakak kasih Rp20 ribu. Asal kau sebutkan apa cita-citamu,” tantangnya.

Melihat ada orang yang lebih ‘menjanjikan’, Valdo yang kelihatannya berbakat jadi juru lelang itu, menaikkan tawaran.

“Rp50 ribu lah,” ia membalas sambil menyipitkan mata.

“Iya ya.. Rp50 ribu. Sebutkan saja apa cita-citamu!”
Merasa puas dengan jumlah itu, Valdo pun menjawab tanpa ragu: Mau jadi dokter!
“Dokter apa?”
“Dokter Mata,” katanya yakin.

Horeee… uang Rp50 ribu pun berpindah tangan.

Dan Valdo berbinar-binar menghitung pundi-pundi hartanya yang semakin tebal.

Hahahaha.. kalau begini, kamu nggak cocok jadi dokter mata Dek. Jadi Juru Lelang atau pedagang kayaknya lebih pas. Hehe. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/