25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pipa Avtur ke KNIA Diprotes Warga

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Sebanyak 200 kepala keluarga (KK) di Desa Palusibaji dan Pantailabu Pekan Kecamatan Pantailabu menentang penanaman pipa minyak avtur untuk pesawat di Kualanamu International Airport (KNIA). Pasalnya, 200 KK takut akan berdampak jika pipa minyak avtur bocor setelah ditanam.

Hal itu terungkap dalam reses anggota DPRD Kabupaten Deliserdang dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV melakukan reses di Kecamatan Pantailabu yang diketuai Henry Rosmawati Sitanggang dan anggota lainnya seperti Bayu Sumantri Agung, Selasa (27/1) pagi. Di hadapan wakil rakyat Deliserdang, perwakilan warga memohon untuk menindaklanjuti keluhan dan keresahan yang menimpa warga.

Salah seorang warga, Mulianta Sembiring (40) warga Dusun 2 Desa Palusibaji mengatakan, masyarakat belum ada mendapatkan sosialisasi terkait pemasangan pipa minyak avtur ke Depot KNIA di Pantailabu. Bahkan, warga sangat takut ketika pipa minyak avtur itu terpasang, akan berdampak ke masyarakat. Salah satunya, seperti terjadi di Subang yang meledak akibat bocornya pipa minyak.

“Itukan jalur-jalurnya di dekat pemukiman warga. Bagaimana nanti kalau meledak pipa Pertamina itu, kami takut kejadian seperti di Subang kemarin lalu itu. Dari masyarakat belum ada (sosialisasi), kami menolak 200 KK,” ungkap dia sembari menunjukkan selebaran bukti penolakan warga.

Dikatakannya, sebelum ada reses anggota dewan, warga datang ke lokasi pengerjaan untuk menyetop pengerjaan tersebut. Namun sayangnya, mereka tak mendapat tanggapan baik.  “Mau ada izin atau tidak, kami enggak setuju. Jalur dari pemukiman warga di Kota Pantailabu itu. Bisa-bisa meledak, bagaimana kami,” ungkap dia.

Pemasangan pipa minyak avtur Pertamina itu dikerjakan PT Seirama Laju yang dimulai sejak pertengahan Desember 2014. Lanjut warga, PT Seirama Laju melakukan aktifitas penggalian menanam pipa minyak Avtur tersebut tanpa dilengkapi rambu-rambu. Alhasil, usai mereka menegurnya, PT Seirama Laju akhirnya memakai rambu-rambu.

Warga menuding, pihak Kecamatan Pantailabu sebelumnya mengundang untuk sosialisasi yang bukan warga di daerah tersebut. Berharap, dalam reses anggota DPRD Kabupaten Deliserdang yang mendatangi Kecamatan Pantailabu itu agar meninjau persoalan penanaman pipa minyak avtur tersebut.

“Hanya orang tertentu, masyarakat tidak diundang. Kami hanya masyarakat kecil, tolong pertimbangkan lah (anggota dewan). Resiko besar dari kejadian pipa itu, ngeri. Kenapa lakukan penggalian, masyarakat tidak setuju.

Ditakutkan kalau pipa avtur ini bocor,” ungkapnya.

Disinggung mengenai jika tidak ada tanggapan juga, pihaknya akan melakukan aksi damai. Selain itu, warga juga memberikan solusi agar penanaman pipa minyak avtur tersebut tidak berada di kawasan pemukiman warga. Maulianta Sembiring mengatakan, jalur sungai lebih layak dan pantas. Selain itu, warga juga memberikan solusi penanaman pipa minyak avtur tersebut melalui dari Desa Reugemuk yang sedikit memutar untuk sampai ke Depot Minyak di KNIA.

“Tanahnya rendah ini, apa bisa dijamin motor berat yang bawa makanan ayam sampai berton-ton itu aman (pipa di dalam). Kalau dari Desa Reugemuk, masyarakat lebih diuntungkan lagi,” ungkap dia.

Informasi dihimpun, pemasangan pipa minyak avtur ini dilakukan mulai dari Laut Pantai Indahdewi. Depot minyak KNIA saat ini berada di Desa Pantailabu Pekan. Nah, dalam jalurnya pemasangan pipa minyak avtur, melintasi pemukiman warga dan Kota Pantailabu yang melakukan aktivitas jual beli. Sehingga warga melakukan penolakan keras terhadap penanaman pipa minyak avtur. Diperkirakan dari Laut Pantai Indahdewi ke KNIA itu sepanjang 4,5 kilometer dan tahap pengerjaannya baru 15 persen.

Menanggapi hal ini, anggota DPRD Kabupaten Deliserdang, Bayu Sumantri Agung mengatakan, pihaknya akan meninjau penanaman pipa minyak avtur tersebut. Menurut Bayu, keluhan warga ini harus ditindaklanjuti.

“Akan diupayakan memanggil pihak terkait untuk mengetahui program kerja (penanaman pipa minyak) itu. Kita panggil pihak rekanan, dan kaji ulang perizinannya,” kata anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (F PAN) ini.

Sementara, Camat Pantailabu, Ayub mengklaim izinnya sudah keluar di tahun 2011 lalu. Menurut Ayub, kedalaman pipa minyak avtur itu akan ditanam sedalam 2 meter.

Solusi dari Pertamina, lanjut Ayub, jika terjadi hal-hal seperti yang dipikirkan warga, Pertamina akan memberikan asuransi kecelakan. “Masa camat yang lalu (izin) itu, proses sosialisasinya sudah dibuat,” kilah mantan Sekcam Beringin ini. (ted/azw)

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Sebanyak 200 kepala keluarga (KK) di Desa Palusibaji dan Pantailabu Pekan Kecamatan Pantailabu menentang penanaman pipa minyak avtur untuk pesawat di Kualanamu International Airport (KNIA). Pasalnya, 200 KK takut akan berdampak jika pipa minyak avtur bocor setelah ditanam.

Hal itu terungkap dalam reses anggota DPRD Kabupaten Deliserdang dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV melakukan reses di Kecamatan Pantailabu yang diketuai Henry Rosmawati Sitanggang dan anggota lainnya seperti Bayu Sumantri Agung, Selasa (27/1) pagi. Di hadapan wakil rakyat Deliserdang, perwakilan warga memohon untuk menindaklanjuti keluhan dan keresahan yang menimpa warga.

Salah seorang warga, Mulianta Sembiring (40) warga Dusun 2 Desa Palusibaji mengatakan, masyarakat belum ada mendapatkan sosialisasi terkait pemasangan pipa minyak avtur ke Depot KNIA di Pantailabu. Bahkan, warga sangat takut ketika pipa minyak avtur itu terpasang, akan berdampak ke masyarakat. Salah satunya, seperti terjadi di Subang yang meledak akibat bocornya pipa minyak.

“Itukan jalur-jalurnya di dekat pemukiman warga. Bagaimana nanti kalau meledak pipa Pertamina itu, kami takut kejadian seperti di Subang kemarin lalu itu. Dari masyarakat belum ada (sosialisasi), kami menolak 200 KK,” ungkap dia sembari menunjukkan selebaran bukti penolakan warga.

Dikatakannya, sebelum ada reses anggota dewan, warga datang ke lokasi pengerjaan untuk menyetop pengerjaan tersebut. Namun sayangnya, mereka tak mendapat tanggapan baik.  “Mau ada izin atau tidak, kami enggak setuju. Jalur dari pemukiman warga di Kota Pantailabu itu. Bisa-bisa meledak, bagaimana kami,” ungkap dia.

Pemasangan pipa minyak avtur Pertamina itu dikerjakan PT Seirama Laju yang dimulai sejak pertengahan Desember 2014. Lanjut warga, PT Seirama Laju melakukan aktifitas penggalian menanam pipa minyak Avtur tersebut tanpa dilengkapi rambu-rambu. Alhasil, usai mereka menegurnya, PT Seirama Laju akhirnya memakai rambu-rambu.

Warga menuding, pihak Kecamatan Pantailabu sebelumnya mengundang untuk sosialisasi yang bukan warga di daerah tersebut. Berharap, dalam reses anggota DPRD Kabupaten Deliserdang yang mendatangi Kecamatan Pantailabu itu agar meninjau persoalan penanaman pipa minyak avtur tersebut.

“Hanya orang tertentu, masyarakat tidak diundang. Kami hanya masyarakat kecil, tolong pertimbangkan lah (anggota dewan). Resiko besar dari kejadian pipa itu, ngeri. Kenapa lakukan penggalian, masyarakat tidak setuju.

Ditakutkan kalau pipa avtur ini bocor,” ungkapnya.

Disinggung mengenai jika tidak ada tanggapan juga, pihaknya akan melakukan aksi damai. Selain itu, warga juga memberikan solusi agar penanaman pipa minyak avtur tersebut tidak berada di kawasan pemukiman warga. Maulianta Sembiring mengatakan, jalur sungai lebih layak dan pantas. Selain itu, warga juga memberikan solusi penanaman pipa minyak avtur tersebut melalui dari Desa Reugemuk yang sedikit memutar untuk sampai ke Depot Minyak di KNIA.

“Tanahnya rendah ini, apa bisa dijamin motor berat yang bawa makanan ayam sampai berton-ton itu aman (pipa di dalam). Kalau dari Desa Reugemuk, masyarakat lebih diuntungkan lagi,” ungkap dia.

Informasi dihimpun, pemasangan pipa minyak avtur ini dilakukan mulai dari Laut Pantai Indahdewi. Depot minyak KNIA saat ini berada di Desa Pantailabu Pekan. Nah, dalam jalurnya pemasangan pipa minyak avtur, melintasi pemukiman warga dan Kota Pantailabu yang melakukan aktivitas jual beli. Sehingga warga melakukan penolakan keras terhadap penanaman pipa minyak avtur. Diperkirakan dari Laut Pantai Indahdewi ke KNIA itu sepanjang 4,5 kilometer dan tahap pengerjaannya baru 15 persen.

Menanggapi hal ini, anggota DPRD Kabupaten Deliserdang, Bayu Sumantri Agung mengatakan, pihaknya akan meninjau penanaman pipa minyak avtur tersebut. Menurut Bayu, keluhan warga ini harus ditindaklanjuti.

“Akan diupayakan memanggil pihak terkait untuk mengetahui program kerja (penanaman pipa minyak) itu. Kita panggil pihak rekanan, dan kaji ulang perizinannya,” kata anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (F PAN) ini.

Sementara, Camat Pantailabu, Ayub mengklaim izinnya sudah keluar di tahun 2011 lalu. Menurut Ayub, kedalaman pipa minyak avtur itu akan ditanam sedalam 2 meter.

Solusi dari Pertamina, lanjut Ayub, jika terjadi hal-hal seperti yang dipikirkan warga, Pertamina akan memberikan asuransi kecelakan. “Masa camat yang lalu (izin) itu, proses sosialisasinya sudah dibuat,” kilah mantan Sekcam Beringin ini. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/