Dukungan semangat dan motivasi terhadap para buruh dan pekerja di perusahaan TobaPulp juga disampaikan oleh sejumlah pengurus dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Sumatera Utara. Menurut mereka tidak ada fakta yang benar mengenai isu negatif yang disampaikan oleh kelompok tertentu. Dalam kunjungan 2 hari di kawasan HTI dan kompeks pabrik di Parmaksian, mereka menilai TobaPulp telah menjalankan prosedur perusahaan sesuai dengan kebijakan pemerintah dan hukum yang berlaku.
”Saya yakinkan kepada kawan kawan pekerja dan buruh TobaPulp, bahwa kami akan memberikan dukungan akan keberlangsungan perusahaan yang otomatis menjaga keberlangsungan buruh,” tegas ketua SBMI Sumut Nikolas dalam kunjungan ke Serikat Buruh/Pekerja TobaPulp.
Rombongan Serikat Buruh/Serikat Pekerja yang terdiri dari SBSI Sejati, SBMI, GASPERMINDO, SBBI, SBMI MANDIRI, SBSU, SBSI 01, KSPSI, SPN dan SBSI 92 ini disambut oleh pihak management PT. Toba Pulp Lestari, yakni Jajaran Direksi Juanda Panjaitan, Leonard Hutabarat dan Lie Liang San.
Selain itu, turut juga menyambut rombongan para pengurus serikat pekerja yang ada di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yakni Herwin Simangunsong (SPSI), Parluhutan Sitorus (SBI), Parluasan Situmorang (SBSI 92), Andes Pardosi (KSBSI) dan Mananggara Manurung (SPN).
Dalam pertemuan tersebut para rombongan juga diajak untuk melihat langsung bagaimana proses pembibitan Eucalyptus sebagai bahan baku produksi Pulp, proses pembuatan pulp hingga sistem pengolahan air limbah yang baik. Rombongan juga berkesempatan melakukan penanaman bersama bibit pohon Kemenyan (Haminjon), disektor HTI Aek Nauli sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
TobaPulp (PT Toba Pulp Lestari,Tbk) adalah industri pulp (bubur kertas) berbasis HTI (hutan tanaman industri). Kapasitas mesinnya 240 ton per tahun dengan rencana penanaman HTI seluas 75 ribu hektar atau 40% dari luas konsesi sekitar 190 ribu hektar dengan prinsip lestari dan berkesinambungan (sustainable).
Perusahaan pulp satu-satunya di Sumatera Utara ini mempekerjakan sekitar seribu orang, lebih setengahnya putra-putri lokal, dan kebanyakan bekerja di HTI. Tetapi sebenarnya angka tenaga kerja yang ikut bekerja, lebih besar lagi, sebab sekitar 400 perusahaan rekanan –sebagian besar perusahaan setempat— justru menampung tenaga kerja dengan jumlah lebih besar, sekitar 5.000 orang, yang sebagaian besar adalah putra asli di Tapanuli. (rel)