32.8 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

SMAN 1 Airputih Diduga Jual ‘Bangku Kosong’

Foto: Jefri Tanjung/Sumut Pos
SMAN 1 Air Putih.

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Jual beli ‘bangku kosong’ diduga terjadi di SMAN 1 Airputih Kabupaten Batubara Sumut. Padahal seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah berlangsung, namun tiga siswa dari SMA Mitra Inalum bisa disusupkan tanpa prosedur menjadi siswa SMAN 1 Airputih.

Terkuaknya jual beli bangku sekolah ini diketahui oleh seorang wali murid yang tak ingin disebutkan namanya.

““Iya, ada tiga siswa siluman pindah ke SMAN 1 Air Putih yang berasal dari sekolah mitra inalum. Ini sering terjadi saat penerimaan siswa didik baru, bangku yang kosong dikomersialkan kepada orang-orang yang berduit,” beber wali murid yang juga komite sekolah SMAN 1 Airputih, kemarin.

Menurutnya hal ini dilakukan dengan modus memindahkan siswa sekolah swasta ke sekolah negeri ini, biasanya dilakukan terhadap siswa kelas X, yang dinyatakan gagal masuk ke Sekolah negeri

Padahal Sesuai dengan anjuran Gubernur Sumatera Utara, saat Penerimaan Peserta Didik (PPD) jangan sampai ada bangku yang sengaja dikosongkan di setiap sekolah negeri untuk dikemudian hari kembali dibisniskan.

Menaggapi hal itu, Kepala Sekolah SMA Swasta Mitra Inalum, Muhammad Nur menyesalkan hal ini terjadi. Seyogianya dinas memberikan lampu hijau kepada setiap siswa swasta dipermudah pindah ke Sekolah Negeri, yang akhirnya akan merugikan pihak swasta.

Selain mengacaukan RAPBS (rancangan anggaran pendapatan dan biaya sekolah), berbagai modus operandi pun akhirnya akan dilakukan orangtua murid untuk dapat mengiringi anaknya masuk ke sekolah negeri di luar aturan berlaku.

“Seharusnya jangan begitu caranya, karena sekolah swastakan bagian dari mitra pemerintah, sama-sama punya tujuan dalam mencerdaskan anak bangsa. Karna setau saya setiap SMA Negeri dimana pun tidak pernah kekurangan kuota siswa, sebab sudah ada aturan mainnya saat tes PPD. Jadi kesannya sekolah swasta ini seolah mendapatkan perlakuan yang diskriminasi dan tidak diberikan ruang bersama sama ingin mencerdaskan anak negeri ini” keluhnya

Muhammad Nur, mengaku tidak pernah memberikan surat rekomendasi apa pun kepada siswa yang ingin, sehingga banyak para siswa yang ikut berbondong-bondong pindah ke sekolah negeri.

Foto: Jefri Tanjung/Sumut Pos
SMAN 1 Air Putih.

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Jual beli ‘bangku kosong’ diduga terjadi di SMAN 1 Airputih Kabupaten Batubara Sumut. Padahal seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah berlangsung, namun tiga siswa dari SMA Mitra Inalum bisa disusupkan tanpa prosedur menjadi siswa SMAN 1 Airputih.

Terkuaknya jual beli bangku sekolah ini diketahui oleh seorang wali murid yang tak ingin disebutkan namanya.

““Iya, ada tiga siswa siluman pindah ke SMAN 1 Air Putih yang berasal dari sekolah mitra inalum. Ini sering terjadi saat penerimaan siswa didik baru, bangku yang kosong dikomersialkan kepada orang-orang yang berduit,” beber wali murid yang juga komite sekolah SMAN 1 Airputih, kemarin.

Menurutnya hal ini dilakukan dengan modus memindahkan siswa sekolah swasta ke sekolah negeri ini, biasanya dilakukan terhadap siswa kelas X, yang dinyatakan gagal masuk ke Sekolah negeri

Padahal Sesuai dengan anjuran Gubernur Sumatera Utara, saat Penerimaan Peserta Didik (PPD) jangan sampai ada bangku yang sengaja dikosongkan di setiap sekolah negeri untuk dikemudian hari kembali dibisniskan.

Menaggapi hal itu, Kepala Sekolah SMA Swasta Mitra Inalum, Muhammad Nur menyesalkan hal ini terjadi. Seyogianya dinas memberikan lampu hijau kepada setiap siswa swasta dipermudah pindah ke Sekolah Negeri, yang akhirnya akan merugikan pihak swasta.

Selain mengacaukan RAPBS (rancangan anggaran pendapatan dan biaya sekolah), berbagai modus operandi pun akhirnya akan dilakukan orangtua murid untuk dapat mengiringi anaknya masuk ke sekolah negeri di luar aturan berlaku.

“Seharusnya jangan begitu caranya, karena sekolah swastakan bagian dari mitra pemerintah, sama-sama punya tujuan dalam mencerdaskan anak bangsa. Karna setau saya setiap SMA Negeri dimana pun tidak pernah kekurangan kuota siswa, sebab sudah ada aturan mainnya saat tes PPD. Jadi kesannya sekolah swasta ini seolah mendapatkan perlakuan yang diskriminasi dan tidak diberikan ruang bersama sama ingin mencerdaskan anak negeri ini” keluhnya

Muhammad Nur, mengaku tidak pernah memberikan surat rekomendasi apa pun kepada siswa yang ingin, sehingga banyak para siswa yang ikut berbondong-bondong pindah ke sekolah negeri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/