33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Danau Toba Jauh Tertinggal dari Objek Wisata Baru

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan Festival Danau Toba 2010 lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPD asal Sumut, Dedi Iskandar Batubara mengatakan, pihaknya mendukung terbentuknya Toba Tourism Authority atau Batan Otorita Danau Toba, karena bertujuan untuk percepatan pembangunan di daerah kawasan Danau Toba guna membenahi sektor pariwisata di kawasan tersebut. Apalagi selama ini, kata Dedi, Sumut tidak punya sektor andalan pariwisata lainnya selain Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, menurutnya, Danau Toba sudah seharusnya dapat dijadikan sebagai destinasi wisata di kawasan Asia Tenggara.

“Selama ini masalah Danau Toba-kan dikarenakan pengelolaannya yang belum baik, makanya kita dorong percepatan pembangunan. Tentu ide dan gagasan Menteri Kordinator Kemaritiman ini perlu didukung dan saya kira sangat baik. Apalagi, rencana yang dibuat Menko Kemaritiman ini tentu sudah melalui dasar analisis sebelumnya,” katanya.

Dikatakan Dedi, selama ini Danau Toba sudah jauh tertinggal dari kawasan wisata baru lainnya yang sudah lebih populer. Sebut saja wisata Raja Ampat di Papua maupun Morotai di Maluku yang saat ini lebih dikenal karena sosialisasinya yang gencar. Padahal, Danau Toba sudah puluhan tahun yang lalu menjadi destinasi wisata, namun kepolulerannya kurang dibandingkan dengan Raja Ampat dan Morotai.

Oleh karena itulah, kata Dedi lagi, jika Toba Tourism Authority ini terbentuk, maka Pemprovsu juga harus mampu bersinergi dengan pemerintah kabupaten juga pemerintah pusat. “Kalau kawasan Danau Toba ini bisa dikelola dengan lebih baik lagi, percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana lainnya tentu PAD daerah juga akan bertambah, karena turis dari mancanegara teurtama turis Asia Tenggara akan semakin banyak berkunjung,” tuturnya.

Selain itu, tentu ke depannya akan ada regulasi terkait dengan Badan Otoritas Toba ini sama halnya seperti Badan Otorita Asahan. “Tentu dari regulasi yang ditetapkan itu, akan ada aturan di mana daerah dan provinsi juga akan mendapatkan kemanfaatan dari badan otorita ini. Apalagi kalau badan ini terbentuk tentu kucuran anggaran dari pemerintah pusat juga mengalir untuk percepatan pembangunan di Danau Toba,” terangnya.

Dedi menegaskan dirinya akan mencoba mendorong dari segi anggaran apalagi saat ini dia berada di Komite IV DPD RI bidang anggaran. “Saya akan mendorong dari perspektif anggaran agar bisa maksimal dan dalam kurun waktu yang lebih cepat percepatan pembangunan itu bisa dilakukan di kawasan Danau Toba,” janjinya.

Beberapa hal yang menurutnya perlu dibenahi di kawasan Danau Toba adalah infrastruktur jalan, juga memindahkan bandara Sibisa agar bisa lebih luas lagi, sehingga ke depan pesawat dari kawasan Asia Tenggara bisa langsung terbang dari negaranya menuju Danau Toba. Dengan begitu diharapkan jumlah wisatawan mancanegara di Sumut akan semakin meningkat.

“Kalau selama ini-kan yang banyak ke Danau Toba itu hanya wisatawan lokal, nanti kita harapkan wisatawan asing bisa lebih banyak,” demikian dia. (prn)

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan pesta Danau Toba 2010 lalu.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Kejuaraan Paralayang untuk memeriahkan Festival Danau Toba 2010 lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPD asal Sumut, Dedi Iskandar Batubara mengatakan, pihaknya mendukung terbentuknya Toba Tourism Authority atau Batan Otorita Danau Toba, karena bertujuan untuk percepatan pembangunan di daerah kawasan Danau Toba guna membenahi sektor pariwisata di kawasan tersebut. Apalagi selama ini, kata Dedi, Sumut tidak punya sektor andalan pariwisata lainnya selain Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, menurutnya, Danau Toba sudah seharusnya dapat dijadikan sebagai destinasi wisata di kawasan Asia Tenggara.

“Selama ini masalah Danau Toba-kan dikarenakan pengelolaannya yang belum baik, makanya kita dorong percepatan pembangunan. Tentu ide dan gagasan Menteri Kordinator Kemaritiman ini perlu didukung dan saya kira sangat baik. Apalagi, rencana yang dibuat Menko Kemaritiman ini tentu sudah melalui dasar analisis sebelumnya,” katanya.

Dikatakan Dedi, selama ini Danau Toba sudah jauh tertinggal dari kawasan wisata baru lainnya yang sudah lebih populer. Sebut saja wisata Raja Ampat di Papua maupun Morotai di Maluku yang saat ini lebih dikenal karena sosialisasinya yang gencar. Padahal, Danau Toba sudah puluhan tahun yang lalu menjadi destinasi wisata, namun kepolulerannya kurang dibandingkan dengan Raja Ampat dan Morotai.

Oleh karena itulah, kata Dedi lagi, jika Toba Tourism Authority ini terbentuk, maka Pemprovsu juga harus mampu bersinergi dengan pemerintah kabupaten juga pemerintah pusat. “Kalau kawasan Danau Toba ini bisa dikelola dengan lebih baik lagi, percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana lainnya tentu PAD daerah juga akan bertambah, karena turis dari mancanegara teurtama turis Asia Tenggara akan semakin banyak berkunjung,” tuturnya.

Selain itu, tentu ke depannya akan ada regulasi terkait dengan Badan Otoritas Toba ini sama halnya seperti Badan Otorita Asahan. “Tentu dari regulasi yang ditetapkan itu, akan ada aturan di mana daerah dan provinsi juga akan mendapatkan kemanfaatan dari badan otorita ini. Apalagi kalau badan ini terbentuk tentu kucuran anggaran dari pemerintah pusat juga mengalir untuk percepatan pembangunan di Danau Toba,” terangnya.

Dedi menegaskan dirinya akan mencoba mendorong dari segi anggaran apalagi saat ini dia berada di Komite IV DPD RI bidang anggaran. “Saya akan mendorong dari perspektif anggaran agar bisa maksimal dan dalam kurun waktu yang lebih cepat percepatan pembangunan itu bisa dilakukan di kawasan Danau Toba,” janjinya.

Beberapa hal yang menurutnya perlu dibenahi di kawasan Danau Toba adalah infrastruktur jalan, juga memindahkan bandara Sibisa agar bisa lebih luas lagi, sehingga ke depan pesawat dari kawasan Asia Tenggara bisa langsung terbang dari negaranya menuju Danau Toba. Dengan begitu diharapkan jumlah wisatawan mancanegara di Sumut akan semakin meningkat.

“Kalau selama ini-kan yang banyak ke Danau Toba itu hanya wisatawan lokal, nanti kita harapkan wisatawan asing bisa lebih banyak,” demikian dia. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/