26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Modus Gandakan Uang Pakai Minyak Kremasi Subakat Raup Rp1 Miliar

Foto: man/PM Rumah Subakat (kiri).
Foto: man/PM
Rumah Subakat (kiri).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO  – Aksi Eri Subakat (24) tergolong nekat. Dengan modus bisa mewujudkan dan menggandakan uang pakai minyak kremasi, diduga dia berhasil meraup uang Rp1 miliar. Tak pelak, dia langsung jadi incaran para korbannya.

Ayah satu anak warga Dusun Blora Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin ini berhasil menipu puluhan orang. Aksi mantan pekerja kilang padi itu ketika sejumlah korban mendatangi Mapolres Deliserdang, Jumat (25/11) sore. Ketika itu korban Mas Adi Syahputra (30) warga Dusun XIII B Kecamatan Tanjung Morawa bersama sejumlah korban lain di antaranya Slamet Riyadi (60) warga Dusun I Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis, dan Tengku Fadli (40) warga Perumnas Mandala Medan membuat laporan pengaduan.

Menurut cerita Mas Adi Syahputra, agen lembu ini kenal dengan Eri Subakat melalui Pak Man warga Dusun Blora Desa Sidodadi Ramunia. Ketika itu pria yang belum memiliki anak ini membeli batu bata melalui Pak Man. Saat bercerita, Pak Man mengatakan jika Eri Subakat mampu mewujudkan dan menggandakan uang. Meski kondisi ekonomi Mas Adi Syahputra tergolong mapan tapi dirinya justru tertarik mendengar cerita Pak Man itu

Selanjutnya Mas Adi Syahputra menemu Eri Subakat dirumahnya. Cerita Pak Man ditanyakan oleh Mas Adi Syahputra kepada Eri Subakat apakah dapat mewujudkan dan menggandakan uang. Eri Subakat pun mengiyakan cerita Pak Man tapi harus ada syaratnya. Tergiur akan uangnya bakal bertambah, korban Mas Adi Syahputra pun menyanggupi syarat yang diajukan oleh Eri Subakat. Korban pun harus memberikan uang untuk membeli minyak kremasi agar dapat mewujudkan dan menggandakan uang

Tanpa kecurigaan sedikitpun, korban pun memberikan uang sebesar Rp20 juta pada 13 November 2016 lalu kepada Eri Subakat. Untuk meyakinkan korban, Eri Subakat pun mau saja dan membubuhkan tanda tangan pada kwitansi penerimaan uang yang dilengkapi dengan meterai Rp 6000. Setelah menerima uang dari korban, Eri Subakat pun menjanjikan kepada korban agar menunggu telepon hingga beberapa hari lamanya. Lalu korban pun pulang dengan harapan uangnya sebesar Rp20 juta untuk pembelian minyak kremasi bakal berlipat ganda. Namun, tunggu punya tunggu tak ada kabar dari Eri Subakat. Lalu korban pun menghubungi nomor HP milik Eri Subakat tapi yang menjawab selalu isteri Eri Subakat yang mengatakan jika Eri Subakat tidak pulang ke rumah.

Selain Mas Adi Syahputra yang menjadi korban, Slamet Riyadi (63) justru mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Sekitar Oktober 2016 lalu, warga Dusun I Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis memberikan uang sebesar Rp 40 juta kepada Eri Subakat untuk pembelian minyak kremasi dapat mewujudkan dan menggandakan uang dengan harapan uangnya bakal berlipat ganda. Tapi, harapan tinggal harapan. Uangnya bukannya bertambah tapi malah ditelan Eri Subakat. “Aku membeikan uang kepada Eri Subakat dua tahap masing-masing Rp20 juta. Kami kenal Eri Subakat dari teman-teman,” sebutnya

Sedangkan Tengku Fadli mengalami kerugian Rp2,5 juta. Uang itu diberikan ayah lima anak itu kepada Eri Subakat sekira dua pekan lalu. “Aku kenal Eri Subakat dari kawan ke kawan,” sebutnya.

Setelah korban melaporkan Eri Subakat ke Polres Deli Serdang, kru Koran ini mendatangi kediaman Eri Subakat pada Sabtu (26/11) sore. Ketika rumah permanen yang dinding depannya berwarna hijau dan abu-abu rokok itu pintu depannya diketuk tak ada yang menyahut meskipun seorang wanita yang berada di lantai dua rumah melihat kedatangan sejumlah wartawan.

Tak berapa lama, seorang pria keluar dari dalam rumah yang bersebelahan dengan rumah Eri Subakat. Pria itu mengaku bernama Ponirin berusia 50 tahun ayah kandung Eri Subakat. Menurut ayah dua anak sopir truk ini jika Eri Subakat sudah tidak pulang ke rumah. Ponirin pun tidak tahu kemana anaknya itu pergi. Karena selama ini dirinya sibuk bekerja apalagi pada 30 November 2016 mendatang anak bungsunya Dewi akan menikah.

Ponirin pun kaget ketika mendengar jika Eri Subakat dilaporkan ke polisi kasus dugaan penipuan dan penggelapan dengan modus dapat menggandakan uang. “Saya tidak tahu soal itu. Tapi, sejak SMA anak saya bisa mengobati penyakit demam karena orangtua saya dulunya juga bisa mengobati,” sebut Ponirin

Soal sosok anaknya itu, Ponirin menyebutkan jika Eri Subakat orang bergaul di sekitar tempat tinggalnya. Namun sejak berhenti bekerja dari kilang padi, Eri Subakat pun bekerja mocok-mocok alias tidak tetap. Soal kehidupan rumah tangga anaknya itu, jika Eri Subakat diusia yang masih muda itu sudah tiga kali menikah. Pertama dengan Sari warga Galang setelah anaknya lahir, maka Eri Subakat dan Sari pun bercerai. Tak lama setelah perceraiannya dengan isteri pertamanya itu Eri Subakat  menikah dengan seorang janda bernama Sumilah warga Gang Madiun Kecamatan Beringin. Usia Pernikahan kedua Eri Subakat pun tak berlangsung lama karena setahun kemudian bercerai lagi dan Eri Subakat menikah dengan Nita warga Gang Madirsan Kecamatan Tanjungmorawa. (man/rbb)

Foto: man/PM Rumah Subakat (kiri).
Foto: man/PM
Rumah Subakat (kiri).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO  – Aksi Eri Subakat (24) tergolong nekat. Dengan modus bisa mewujudkan dan menggandakan uang pakai minyak kremasi, diduga dia berhasil meraup uang Rp1 miliar. Tak pelak, dia langsung jadi incaran para korbannya.

Ayah satu anak warga Dusun Blora Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin ini berhasil menipu puluhan orang. Aksi mantan pekerja kilang padi itu ketika sejumlah korban mendatangi Mapolres Deliserdang, Jumat (25/11) sore. Ketika itu korban Mas Adi Syahputra (30) warga Dusun XIII B Kecamatan Tanjung Morawa bersama sejumlah korban lain di antaranya Slamet Riyadi (60) warga Dusun I Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis, dan Tengku Fadli (40) warga Perumnas Mandala Medan membuat laporan pengaduan.

Menurut cerita Mas Adi Syahputra, agen lembu ini kenal dengan Eri Subakat melalui Pak Man warga Dusun Blora Desa Sidodadi Ramunia. Ketika itu pria yang belum memiliki anak ini membeli batu bata melalui Pak Man. Saat bercerita, Pak Man mengatakan jika Eri Subakat mampu mewujudkan dan menggandakan uang. Meski kondisi ekonomi Mas Adi Syahputra tergolong mapan tapi dirinya justru tertarik mendengar cerita Pak Man itu

Selanjutnya Mas Adi Syahputra menemu Eri Subakat dirumahnya. Cerita Pak Man ditanyakan oleh Mas Adi Syahputra kepada Eri Subakat apakah dapat mewujudkan dan menggandakan uang. Eri Subakat pun mengiyakan cerita Pak Man tapi harus ada syaratnya. Tergiur akan uangnya bakal bertambah, korban Mas Adi Syahputra pun menyanggupi syarat yang diajukan oleh Eri Subakat. Korban pun harus memberikan uang untuk membeli minyak kremasi agar dapat mewujudkan dan menggandakan uang

Tanpa kecurigaan sedikitpun, korban pun memberikan uang sebesar Rp20 juta pada 13 November 2016 lalu kepada Eri Subakat. Untuk meyakinkan korban, Eri Subakat pun mau saja dan membubuhkan tanda tangan pada kwitansi penerimaan uang yang dilengkapi dengan meterai Rp 6000. Setelah menerima uang dari korban, Eri Subakat pun menjanjikan kepada korban agar menunggu telepon hingga beberapa hari lamanya. Lalu korban pun pulang dengan harapan uangnya sebesar Rp20 juta untuk pembelian minyak kremasi bakal berlipat ganda. Namun, tunggu punya tunggu tak ada kabar dari Eri Subakat. Lalu korban pun menghubungi nomor HP milik Eri Subakat tapi yang menjawab selalu isteri Eri Subakat yang mengatakan jika Eri Subakat tidak pulang ke rumah.

Selain Mas Adi Syahputra yang menjadi korban, Slamet Riyadi (63) justru mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Sekitar Oktober 2016 lalu, warga Dusun I Desa Bintang Meriah Kecamatan Batang Kuis memberikan uang sebesar Rp 40 juta kepada Eri Subakat untuk pembelian minyak kremasi dapat mewujudkan dan menggandakan uang dengan harapan uangnya bakal berlipat ganda. Tapi, harapan tinggal harapan. Uangnya bukannya bertambah tapi malah ditelan Eri Subakat. “Aku membeikan uang kepada Eri Subakat dua tahap masing-masing Rp20 juta. Kami kenal Eri Subakat dari teman-teman,” sebutnya

Sedangkan Tengku Fadli mengalami kerugian Rp2,5 juta. Uang itu diberikan ayah lima anak itu kepada Eri Subakat sekira dua pekan lalu. “Aku kenal Eri Subakat dari kawan ke kawan,” sebutnya.

Setelah korban melaporkan Eri Subakat ke Polres Deli Serdang, kru Koran ini mendatangi kediaman Eri Subakat pada Sabtu (26/11) sore. Ketika rumah permanen yang dinding depannya berwarna hijau dan abu-abu rokok itu pintu depannya diketuk tak ada yang menyahut meskipun seorang wanita yang berada di lantai dua rumah melihat kedatangan sejumlah wartawan.

Tak berapa lama, seorang pria keluar dari dalam rumah yang bersebelahan dengan rumah Eri Subakat. Pria itu mengaku bernama Ponirin berusia 50 tahun ayah kandung Eri Subakat. Menurut ayah dua anak sopir truk ini jika Eri Subakat sudah tidak pulang ke rumah. Ponirin pun tidak tahu kemana anaknya itu pergi. Karena selama ini dirinya sibuk bekerja apalagi pada 30 November 2016 mendatang anak bungsunya Dewi akan menikah.

Ponirin pun kaget ketika mendengar jika Eri Subakat dilaporkan ke polisi kasus dugaan penipuan dan penggelapan dengan modus dapat menggandakan uang. “Saya tidak tahu soal itu. Tapi, sejak SMA anak saya bisa mengobati penyakit demam karena orangtua saya dulunya juga bisa mengobati,” sebut Ponirin

Soal sosok anaknya itu, Ponirin menyebutkan jika Eri Subakat orang bergaul di sekitar tempat tinggalnya. Namun sejak berhenti bekerja dari kilang padi, Eri Subakat pun bekerja mocok-mocok alias tidak tetap. Soal kehidupan rumah tangga anaknya itu, jika Eri Subakat diusia yang masih muda itu sudah tiga kali menikah. Pertama dengan Sari warga Galang setelah anaknya lahir, maka Eri Subakat dan Sari pun bercerai. Tak lama setelah perceraiannya dengan isteri pertamanya itu Eri Subakat  menikah dengan seorang janda bernama Sumilah warga Gang Madiun Kecamatan Beringin. Usia Pernikahan kedua Eri Subakat pun tak berlangsung lama karena setahun kemudian bercerai lagi dan Eri Subakat menikah dengan Nita warga Gang Madirsan Kecamatan Tanjungmorawa. (man/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/