26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Yakin Suami Dibunuh, Istri Nelayan Surati Kapolri

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos Nurhayati, Istri Korban
Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Nurhayati, Istri Korban

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Memasuki 10 bulan kasus hilangnya empat orang nelayan asal Belawan yang diduga dibunuh, hingga kini belum juga terungkap. Berharap agar kasus ini selesai, pihak keluarga korban pun menyurati Kapolri, Jenderal. Tito Karnavian. Hasilnya, surat itupun berbalas dan Kapolri memintai klarifikasi atas kasus tersebut.

Informasi diperoleh Sumut Pos, Minggu (27/11) kemarin, surat yang dilayangkan keluarga nelayan korban pembunuhan kepada Kapolri di Jakarta itu terdiri delapan lembar yang dilayangkan sekitar dua bulan lalu. Dalam laporannya, pihak keluarga korban melampirkan bukti tanda pengaduan ke Direktorat Polair Polda Sumut.

Nurhayati (43), istri dari salah seorang nelayan yang hilang menuturkan bahwa mereka sengaja menyurati kapolri untuk meminta arahan dan keadilan atas kasus hilangnya suami mereka, yang diduga dibantai oleh sejumlah nahkoda kapal di tengah laut. “Balasan surat dari pak Kapolri ada, intinya minta kasus ini diklarifikasi oleh Kapoldasu,” ujarnya.

Atas kasus itu kata, Nur sebelumnya memang sudah ada yang dicurigai dan diperiksa oleh penyidik di Direktorat Polair Polda Sumut. Hanya saja, tiba-tiba kasus seakan berhenti sehingga tak terungkap.

“Kami ingin kasus ini segera terungkap dan keadilan bisa ditegakkan. Hampir 10 bulan, tapi belum juga terkuak siapa pelakunya. Padahal,yang dicurigai sudah diperiksa,” tutur Nur. Nur, mengaku dia dan tiga keluarga nelayan lainnya membuat pengaduan pada 17 Februari 2016 lalu,. Mereka mengadukan nasibnya ke aparat berwajib, setelah adanya pengakuan dari Ag (seorang nelayan). Menurut saksi, para korban bernama Rajali Abdi, M Zein, Baharuddin Ahmad dan Dani warga Bagan Deli, Belawan ini diduga dibantai dan jasadnya digilas menggunkan baling-baling kapal hingga hancur. Pemicu kejadian itu diduga karena korban meminta ikan kepada salah seorang nahkoda kapal di tengah laut.

“Dugaan kuat pembunuh suamiku dan tiga kawannya adalah nelayan pukat langgar asal Gudang PT Jasa Hasil Laut alias gudang cerewet di PPS Gabion Belawan. Ada delapan nahkoda yang terlibat, tapi belum seorang pun ditangkap,” ungkapnya. (rul/ije)

 

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos Nurhayati, Istri Korban
Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Nurhayati, Istri Korban

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Memasuki 10 bulan kasus hilangnya empat orang nelayan asal Belawan yang diduga dibunuh, hingga kini belum juga terungkap. Berharap agar kasus ini selesai, pihak keluarga korban pun menyurati Kapolri, Jenderal. Tito Karnavian. Hasilnya, surat itupun berbalas dan Kapolri memintai klarifikasi atas kasus tersebut.

Informasi diperoleh Sumut Pos, Minggu (27/11) kemarin, surat yang dilayangkan keluarga nelayan korban pembunuhan kepada Kapolri di Jakarta itu terdiri delapan lembar yang dilayangkan sekitar dua bulan lalu. Dalam laporannya, pihak keluarga korban melampirkan bukti tanda pengaduan ke Direktorat Polair Polda Sumut.

Nurhayati (43), istri dari salah seorang nelayan yang hilang menuturkan bahwa mereka sengaja menyurati kapolri untuk meminta arahan dan keadilan atas kasus hilangnya suami mereka, yang diduga dibantai oleh sejumlah nahkoda kapal di tengah laut. “Balasan surat dari pak Kapolri ada, intinya minta kasus ini diklarifikasi oleh Kapoldasu,” ujarnya.

Atas kasus itu kata, Nur sebelumnya memang sudah ada yang dicurigai dan diperiksa oleh penyidik di Direktorat Polair Polda Sumut. Hanya saja, tiba-tiba kasus seakan berhenti sehingga tak terungkap.

“Kami ingin kasus ini segera terungkap dan keadilan bisa ditegakkan. Hampir 10 bulan, tapi belum juga terkuak siapa pelakunya. Padahal,yang dicurigai sudah diperiksa,” tutur Nur. Nur, mengaku dia dan tiga keluarga nelayan lainnya membuat pengaduan pada 17 Februari 2016 lalu,. Mereka mengadukan nasibnya ke aparat berwajib, setelah adanya pengakuan dari Ag (seorang nelayan). Menurut saksi, para korban bernama Rajali Abdi, M Zein, Baharuddin Ahmad dan Dani warga Bagan Deli, Belawan ini diduga dibantai dan jasadnya digilas menggunkan baling-baling kapal hingga hancur. Pemicu kejadian itu diduga karena korban meminta ikan kepada salah seorang nahkoda kapal di tengah laut.

“Dugaan kuat pembunuh suamiku dan tiga kawannya adalah nelayan pukat langgar asal Gudang PT Jasa Hasil Laut alias gudang cerewet di PPS Gabion Belawan. Ada delapan nahkoda yang terlibat, tapi belum seorang pun ditangkap,” ungkapnya. (rul/ije)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/