Sebelum ke kediaman Leo, Syamsul sebenarnya lebih dulu hadir di acara Natal dan pesta bona taon warga Silaban Medan di Wisma Marindal. Syamsul mengaku sebagai orang Melayu yang diberi marga Silaban sejak muda. Dan ia datang sebagai keluarga.
Di acara ini, yel-yel Djoss mengemuka di acara yang dihadiri sekitar 2.000 warga Silaban itu. Tapi lagi-lagi Datuk berpantun. “Djoss itu kan jamu, supaya kuat,” ujarnya menanggapi yel-yel Djoss di acara itu.
Sebagai tokoh, nama Syamsul Arifin sangat populer di Sumut. Kala terpilih sebagai Gubsu 2009 silam, Syamsul memperkenalkan program Rakyat Tidak Lapar, Rakyat Tidak Bodoh, dan Rakyat Tidak Sakit, sebagai visinya. Perannya sebagai tokoh sangat bisa menjadi magnet karena bagaimana pun ia pernah menjadi gubernur sebelum akhirnya ditangkap KPK atas korupsi APBD Langkat, saat ia menjadi bupati di sana.
Namun, Syamsul tak jumawa. “Enggaklah, mana laku awak,” ia merendah sembari tersenyum ramah. Ia merangkul wartawan yang mewawancarainya.
Namun bukan Syamsul namanya kalau tidak ‘lincah’ sebagai politisi ulung, tokoh senior. Ia yang ditanya kenapa lebih sering terlihat di kubu Djoss ketimbang Eramas (Edy-Ijeck). Tapi dia mengelak dikatakan begitu. Tapi, ia juga belum mau menyampaikan secara terbuka kepada media bahwa ia memang telah mendukung Djoss seperti yang terlihat. Atau ke Eramas. “Tunggulah diumumkan media, baru kuumumkan,” jawabnya. (bbs/azw)