25.1 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Orang Tanpa Gejala 49 Orang di Kota Tebingtinggi

PAPARAN: Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia memaparkan penyebaran Covid -19
PAPARAN: Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia memaparkan penyebaran Covid -19.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia menjelaskan, penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi saat ini tercatat sebanyak 49 Orang Tanpa Gejala (OTG), positif Covid -19 tidak ada 0, ODP 114, PDP 0, meninggal PDP 2, sembuh 2 orang dan habis masa pantau 1.530 orang.

Terkait ramainya perbincangan masalah pemeriksaan rapid test reaktif 44 orang, dr Nanang Fitra Aulia dalam suatu pemeriksaan uji rapid test terhadap seorang penderita atau siapapun yang akan dilakukan uji rapid test, ini adalah sebagai tolak ukur dalam menuju pemeriksaan lanjutan. “Kami dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi akan mencoba meluruskan kondisi yang sebenarnya tentang hasil sebuah rapid test terhadap kondisi seseorang,” jelas Nanang di Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (28/5).

dr Nanang Fitra menyampaikan, uji rapid test adalah bukan uji untuk penentu keputusan tindakan positif atau tindakan terhadap Covid-19. Reaktif yang ada di uji rapid test itu adalah menandakan suatu perjalanan dari proses infeksi yang ada ditubuh seseorang.

“Yang dinilai dari uji rapid test adalah uji untuk penentu IgG dan IgM terhadap anti Gen yang ada didalam tubuh manusia,” bilangnya. Jadi uji rapid test tersebut bisa ditimbulkan reaktif apabila seseorang itu menderita infeksi yang diakibatkan oleh virus,” bilangnya.

Tidak hanya virus Covid-19 tapi bisa juga virus lain dapat menimbulkan reaktif bagi uji rapid test tersebut. Jadi pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan seluruhnya kepada warga Kota Tebingtinggi untuk tidak menyampaikan hal hal yang tidak benar, tetapi tanyakanlah kepada yang berkompeten agar tidak menimbulkan keresahan bahwasanya rapid test bukan penentu Covid-19.

Rapid test ini adalah untuk mengkrucutkan klaster yang ada pada kita semuanya. Jadi sepenuhnya dalam penetapan uji rapid test adalah untuk menentukan infeksi atau tidak. Dan bukan hanya karena infeksi Covid-19 saja.

Hasil reaktif pada uji rapid test adalah hasil yang tidak memastikan untuk positif Covid-19. Non reaktif pada uji rapid test juga tidak bisa dinyatakan bebas dari Covid-19. Jadi reaktif atau non reaktif akan dilanjutkan ke pemeriksaan swab atau PCR. Hasil swab atau PCR itulah yang memastikan seseorang terjangkit covid-19 atau tidak. “Hal ini kami sampaikan agar masyarakat tetap berpikir positif, jaga kesehatan dan tetap mematuhi himbauan yang ada,” harap dr Nanang Fitra. (ian)

PAPARAN: Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia memaparkan penyebaran Covid -19
PAPARAN: Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia memaparkan penyebaran Covid -19.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Juru bicara penanganan Covid -19 Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia menjelaskan, penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi saat ini tercatat sebanyak 49 Orang Tanpa Gejala (OTG), positif Covid -19 tidak ada 0, ODP 114, PDP 0, meninggal PDP 2, sembuh 2 orang dan habis masa pantau 1.530 orang.

Terkait ramainya perbincangan masalah pemeriksaan rapid test reaktif 44 orang, dr Nanang Fitra Aulia dalam suatu pemeriksaan uji rapid test terhadap seorang penderita atau siapapun yang akan dilakukan uji rapid test, ini adalah sebagai tolak ukur dalam menuju pemeriksaan lanjutan. “Kami dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tebingtinggi akan mencoba meluruskan kondisi yang sebenarnya tentang hasil sebuah rapid test terhadap kondisi seseorang,” jelas Nanang di Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (28/5).

dr Nanang Fitra menyampaikan, uji rapid test adalah bukan uji untuk penentu keputusan tindakan positif atau tindakan terhadap Covid-19. Reaktif yang ada di uji rapid test itu adalah menandakan suatu perjalanan dari proses infeksi yang ada ditubuh seseorang.

“Yang dinilai dari uji rapid test adalah uji untuk penentu IgG dan IgM terhadap anti Gen yang ada didalam tubuh manusia,” bilangnya. Jadi uji rapid test tersebut bisa ditimbulkan reaktif apabila seseorang itu menderita infeksi yang diakibatkan oleh virus,” bilangnya.

Tidak hanya virus Covid-19 tapi bisa juga virus lain dapat menimbulkan reaktif bagi uji rapid test tersebut. Jadi pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan seluruhnya kepada warga Kota Tebingtinggi untuk tidak menyampaikan hal hal yang tidak benar, tetapi tanyakanlah kepada yang berkompeten agar tidak menimbulkan keresahan bahwasanya rapid test bukan penentu Covid-19.

Rapid test ini adalah untuk mengkrucutkan klaster yang ada pada kita semuanya. Jadi sepenuhnya dalam penetapan uji rapid test adalah untuk menentukan infeksi atau tidak. Dan bukan hanya karena infeksi Covid-19 saja.

Hasil reaktif pada uji rapid test adalah hasil yang tidak memastikan untuk positif Covid-19. Non reaktif pada uji rapid test juga tidak bisa dinyatakan bebas dari Covid-19. Jadi reaktif atau non reaktif akan dilanjutkan ke pemeriksaan swab atau PCR. Hasil swab atau PCR itulah yang memastikan seseorang terjangkit covid-19 atau tidak. “Hal ini kami sampaikan agar masyarakat tetap berpikir positif, jaga kesehatan dan tetap mematuhi himbauan yang ada,” harap dr Nanang Fitra. (ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/