25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Ahli Geofisika dan Geologi Minat Pelajari Batuan Tambang Emas Martabe

Rovicky Dwi Putrohari
Rovicky Dwi Putrohari

SUMUTPOS.CO-Puluhan ahli-ahli Geofisika dan Geologi Indonesia tertarik dan berminat melihat dan mempelajari deposit (endapan) high sulphidation yang ada Tambang Emas Martabe, Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Alasannya, bebatuan high sulphidation yang terdapat di Tambang Emas Martabe termasuk batuan mineral yang sangat langka di Indonesia.

”Deposit mineral high suphidation yang terdapat di Tambang Emas Martabe berkelas dunia. Jadi, para ahli Geofisika dan Geologi sangat berminat mempelajarinya,” kata Presiden Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, kepada SUMUTPOS.CO di sela-sela Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) ke-39 dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ke-42  yang diselenggarakan di Medan, 29 Oktober 2013. Pertemuan akan berlangsung selama 3 hari.

Kunjungan para peserta seminar ke lokasi Tambang Emas Martabe yang terletak di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan pada 1 November 2013, diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan para geologis peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI-IAGI mengenai karakteristik batuan mineral yang terdapat di tambang tersebut.

Senior Manager Corporate Communications, Katarina Hardono Siburian, dalam kesempatan itu menjelaskan, saat ini jumlah cadangan di Tambang Emas Martabe per 1 Juli 2013 tercatat mencapai 3,2 juta ounce emas dan 33,4 juta ounce perak.  Dari Januari hingga September 2013, Tambang Emas Martabe telah memproduksi emas 209.000 ounce dan perak 1 juta ounce.

”Sebagai satu-satuya perusahaan tambang emas yang beroperasi di wilayah Sumatera Utara, Tambang Emas Martabe mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) ke-39 dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ke-42  ini. Dalam penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI – IAGI kali ini, Tambang Emas Martabe bertindak sebagai salah satu pendukung utama,” katanya.

Presiden Direktur G-Resources, Peter Albert menyampaikan, “Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami bahwa Tambang Emas Martabe menjadi lokasi pembelajaran sekaligus dapat berbagi ilmu pengetahuan dalam Joint Convention HAGI-IAGI ini. Tambang Emas Martabe terus berusaha untuk menjadi tambang emas yang berkelas dunia yang mampu menjadi contoh praktik pertambangan yang baik.”

Sekretaris Jendral MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia) yang menjadi salah satu peserta, Arif Zardi Dahlius menyampaikan rasa antusiasnya terhadap kunjungan ke Tambang Emas Martabe, “Dalam 25 tahun terakhir, Martabe merupakan penemuan deposit mineral terbesar di Indonesia untuk tipe epithermal. Keberhasilan ini harus kita apresiasi. Lewat kunjungan ini kami ingin mempelajari langkah-langkah keberhasilan eksplorasi geologi Martabe untuk kemungkinan penerapannya di daerah lain di Indonesia.”

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,2 juta ounce emas dan 75,3 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar sembilanpuluh lima  persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang tujuhpuluh persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara.

Lebih dari dua ribu lima ratus orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang. (rel/mea)

Rovicky Dwi Putrohari
Rovicky Dwi Putrohari

SUMUTPOS.CO-Puluhan ahli-ahli Geofisika dan Geologi Indonesia tertarik dan berminat melihat dan mempelajari deposit (endapan) high sulphidation yang ada Tambang Emas Martabe, Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Alasannya, bebatuan high sulphidation yang terdapat di Tambang Emas Martabe termasuk batuan mineral yang sangat langka di Indonesia.

”Deposit mineral high suphidation yang terdapat di Tambang Emas Martabe berkelas dunia. Jadi, para ahli Geofisika dan Geologi sangat berminat mempelajarinya,” kata Presiden Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, kepada SUMUTPOS.CO di sela-sela Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) ke-39 dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ke-42  yang diselenggarakan di Medan, 29 Oktober 2013. Pertemuan akan berlangsung selama 3 hari.

Kunjungan para peserta seminar ke lokasi Tambang Emas Martabe yang terletak di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan pada 1 November 2013, diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan para geologis peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI-IAGI mengenai karakteristik batuan mineral yang terdapat di tambang tersebut.

Senior Manager Corporate Communications, Katarina Hardono Siburian, dalam kesempatan itu menjelaskan, saat ini jumlah cadangan di Tambang Emas Martabe per 1 Juli 2013 tercatat mencapai 3,2 juta ounce emas dan 33,4 juta ounce perak.  Dari Januari hingga September 2013, Tambang Emas Martabe telah memproduksi emas 209.000 ounce dan perak 1 juta ounce.

”Sebagai satu-satuya perusahaan tambang emas yang beroperasi di wilayah Sumatera Utara, Tambang Emas Martabe mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) ke-39 dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ke-42  ini. Dalam penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI – IAGI kali ini, Tambang Emas Martabe bertindak sebagai salah satu pendukung utama,” katanya.

Presiden Direktur G-Resources, Peter Albert menyampaikan, “Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami bahwa Tambang Emas Martabe menjadi lokasi pembelajaran sekaligus dapat berbagi ilmu pengetahuan dalam Joint Convention HAGI-IAGI ini. Tambang Emas Martabe terus berusaha untuk menjadi tambang emas yang berkelas dunia yang mampu menjadi contoh praktik pertambangan yang baik.”

Sekretaris Jendral MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia) yang menjadi salah satu peserta, Arif Zardi Dahlius menyampaikan rasa antusiasnya terhadap kunjungan ke Tambang Emas Martabe, “Dalam 25 tahun terakhir, Martabe merupakan penemuan deposit mineral terbesar di Indonesia untuk tipe epithermal. Keberhasilan ini harus kita apresiasi. Lewat kunjungan ini kami ingin mempelajari langkah-langkah keberhasilan eksplorasi geologi Martabe untuk kemungkinan penerapannya di daerah lain di Indonesia.”

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,2 juta ounce emas dan 75,3 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar sembilanpuluh lima  persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang tujuhpuluh persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara.

Lebih dari dua ribu lima ratus orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/