30 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Budidaya Ikan Dukung Pariwisata Danau Toba

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Keramba budidaya ikan di sekitar Danau Toba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –Pemerintah RI melalui Kementerian Pariwisata, menjadikan Danau Toba sebagai salah kawasan prioritas dalam promosi destinasi pariwisata Indonesia. Danau Toba merupakan salah satu kekayaan alam luar biasa, berupa danau volcano-tektonik dari letusan Gunung Toba yang terjadi sekitar 75.000 tahun lalu.

Menurut Peneliti Utama dan Profesor Riset pada Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Endi Setiadi Kartamihardja, Danau Toba sebagai satu kawasan geopark atau taman bumi. Pengembangan Danau Toba tidak melulu terkait dengan keragaman geologi semata. Tetapi juga dengan nilai-nilai arkeologi, ekologi, sejarah, budaya maupun ekonomi.

“Seperti yang dirumuskan UNESCO mengenai model pemanfaatan warisan kebumian untuk keberlangsungan hidup masyarakat lokal secara berkesinambungan, perlu dikembangkan beberapa kegiatan pembangunan. Sehingga pengunjung yang datang nantinya ke Danau Toba tidak hanya sekadar menikmati alam, tetapi juga mendapatkan manfaat lain terkait dengan kawasan tersebut sebagai taman bumi,” katanya.

Saat ini, Danau Toba dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kegiatan-kegiatan seperti transportasi air, sumber air minum, pembangkit listrik tenaga air, perikanan tangkap dan budidaya, serta pariwisata. Di samping itu, daerah tangkapan air danau juga dimanfaatkan oleh berbagai aktivitas seperti pemukiman, hotel dan kawasan wisata, pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan.

“Pemanfaatan serba guna danau dan daerah tangkapannya yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan kelestarian ekosistem akan berdampak negatif terhadap timbulnya kerusakan lingkungan,” tambah Endi.

Kegiatan budidaya perikanan selama ini dituding sebagai pencemar utama dan perusak ekosistem Danau Toba.

“Padahal, kalau kita cermati, semua pemanfaat perairan danau akan menghasilkan cemaran yang jika tidak dikendalikan akan merusak ekosistem perairan danau,” ujarnya.

Untuk menjaga keindahan Danau Toba, setiap konstruksi budidaya perikanan diwajibkan untuk ditata sesuai zonasi dan daya dukung yang diperbolehkan. Sehingga kelihatan indah dan menarik.

Hal ini dapat dipadankan dengan kunjungan wisatawan. Sehingga terjadi kegiatan yang saling mendukung dan harmonis.

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Keramba budidaya ikan di sekitar Danau Toba.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO –Pemerintah RI melalui Kementerian Pariwisata, menjadikan Danau Toba sebagai salah kawasan prioritas dalam promosi destinasi pariwisata Indonesia. Danau Toba merupakan salah satu kekayaan alam luar biasa, berupa danau volcano-tektonik dari letusan Gunung Toba yang terjadi sekitar 75.000 tahun lalu.

Menurut Peneliti Utama dan Profesor Riset pada Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Endi Setiadi Kartamihardja, Danau Toba sebagai satu kawasan geopark atau taman bumi. Pengembangan Danau Toba tidak melulu terkait dengan keragaman geologi semata. Tetapi juga dengan nilai-nilai arkeologi, ekologi, sejarah, budaya maupun ekonomi.

“Seperti yang dirumuskan UNESCO mengenai model pemanfaatan warisan kebumian untuk keberlangsungan hidup masyarakat lokal secara berkesinambungan, perlu dikembangkan beberapa kegiatan pembangunan. Sehingga pengunjung yang datang nantinya ke Danau Toba tidak hanya sekadar menikmati alam, tetapi juga mendapatkan manfaat lain terkait dengan kawasan tersebut sebagai taman bumi,” katanya.

Saat ini, Danau Toba dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kegiatan-kegiatan seperti transportasi air, sumber air minum, pembangkit listrik tenaga air, perikanan tangkap dan budidaya, serta pariwisata. Di samping itu, daerah tangkapan air danau juga dimanfaatkan oleh berbagai aktivitas seperti pemukiman, hotel dan kawasan wisata, pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan.

“Pemanfaatan serba guna danau dan daerah tangkapannya yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan kelestarian ekosistem akan berdampak negatif terhadap timbulnya kerusakan lingkungan,” tambah Endi.

Kegiatan budidaya perikanan selama ini dituding sebagai pencemar utama dan perusak ekosistem Danau Toba.

“Padahal, kalau kita cermati, semua pemanfaat perairan danau akan menghasilkan cemaran yang jika tidak dikendalikan akan merusak ekosistem perairan danau,” ujarnya.

Untuk menjaga keindahan Danau Toba, setiap konstruksi budidaya perikanan diwajibkan untuk ditata sesuai zonasi dan daya dukung yang diperbolehkan. Sehingga kelihatan indah dan menarik.

Hal ini dapat dipadankan dengan kunjungan wisatawan. Sehingga terjadi kegiatan yang saling mendukung dan harmonis.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/