25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jengkol dan Petai Asal Karo Tembus Pasar Jepang, Nilai Ekspor Capai Rp 339 Juta

KARO, SUMUTPOS.CO – Diam-diam orang Jepang, ternyata doyan makan jengkol dan petai. Hal itu, diketahui dari ekspor perdana komoditas hortikultura ini, sebanyak 4 ton ke Negeri Sakura itu.

EKSPOR: Para pegawai Karantina Pertanian Belawan berfotobersama usai proses pelepasan ekspor jengkol dan petai sebanyak 4 ton ke Jepang.

Sebanyak 4 ton jengkol dan petai itu, berasal dari Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu, dikirim dengan tujuan ke Jepang melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Sabtu (28/8) kemarin.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto menjelaskan bahwa komoditas asal sub sektor hortikultura ini telah melalui proses serangkaian tindakan karantina dan telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat Karantina Pertanian Belawan.

“Tidak hanya digemari dipasar dalam negeri, jengkol dan petaipun asal Sumut siap memasuki pasar Jepang untuk memenuhi permintaan,” sebut Andi dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8).

Andi mengungkapkan pengiriman jengkol dan petai ke Jepang ini, dengan nilai ekspor mencapai Rp 339 Juta. Ia mengatakan pihaknya terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan.

“Alhamdulilah, secara kinerja ekspor pertanian asal Sumut, dari data sertifikasi kami pada Semester 1-2021, mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 43,3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” tutur Andi.

Tidak hanya itu, jumlah eksportir dan jumlah negara tujuan mengalami peningkatan, hal ini tentunya dapat menambah semangat pelaku agribisnis khusunya para petani, peternak dan pekebun di Sumut, tambahnya.

Dari IQFAST, data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan, pada saat yang bersamaan juga turut dilepas 22 ragam komoditas pertanian asal Sumut lainnya, yakni Pinang Biji, Kopi Biji, Palm Kernel Oil, Minyak Sawit, Santan Kelapa.

Kemudian, Sayuran Sawi, Nipah, Cabe Jamu, Manisan Kelapa, Damar Batu, Palm Kernel Sterain, Hydrogenate Palm Kernel Olein, Kelapa Parut, Andaliman, Kayu karet, Buah Durian, Kulit Buah Manggis, Sayuran Kubis, Bunga Krisan,Tepung Tapioka, Bungkil Jagung dan Kayu Olahan.

Sementara seluruh komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan akan menuju 18 negara tujuan ekspor yakni : Tiongkok, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brazil, India, Chili, Korea Selatan, Jerman, Jepang dan Filipina.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor berupa jengkol dan petai asal Sumatera Utara.

Ia berharap, petani dan pelaku usaha di Berastagi, Kabupaten Karo dapat meningkatkan produktivigas dan bersinergi dengan pihaknya untuk dapat menembus negara tujuan lain.

“Dengan memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat, dapat mendorong tumbuhnya komoditas eksportir dan negara tujuan baru. Dan tentunya dengan tetap menjaga kemanan dan kualitas komoditas yang diekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” kata Bambang melalui telewicara secara online.

Kemudian, Bambang penyerahan sertifikat ekspor karantina atau Phytosanitari Certificate (PC) kepada PT. Surya Elok Sejahtera diwakili oleh Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto. Penyerahan tersebut didampingi Kepala Kantor Bea Cukai Pelabuhan Belawan dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

Bambang menambahkan selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global.

“Ekspor perdana petai dan jengkol ini juga dapat menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumut terjalin dengan baik,” tandas Bambang. (gus/ram)

KARO, SUMUTPOS.CO – Diam-diam orang Jepang, ternyata doyan makan jengkol dan petai. Hal itu, diketahui dari ekspor perdana komoditas hortikultura ini, sebanyak 4 ton ke Negeri Sakura itu.

EKSPOR: Para pegawai Karantina Pertanian Belawan berfotobersama usai proses pelepasan ekspor jengkol dan petai sebanyak 4 ton ke Jepang.

Sebanyak 4 ton jengkol dan petai itu, berasal dari Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara itu, dikirim dengan tujuan ke Jepang melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan, Sabtu (28/8) kemarin.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto menjelaskan bahwa komoditas asal sub sektor hortikultura ini telah melalui proses serangkaian tindakan karantina dan telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat Karantina Pertanian Belawan.

“Tidak hanya digemari dipasar dalam negeri, jengkol dan petaipun asal Sumut siap memasuki pasar Jepang untuk memenuhi permintaan,” sebut Andi dalam keterangan tertulis, Minggu (29/8).

Andi mengungkapkan pengiriman jengkol dan petai ke Jepang ini, dengan nilai ekspor mencapai Rp 339 Juta. Ia mengatakan pihaknya terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan.

“Alhamdulilah, secara kinerja ekspor pertanian asal Sumut, dari data sertifikasi kami pada Semester 1-2021, mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 43,3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” tutur Andi.

Tidak hanya itu, jumlah eksportir dan jumlah negara tujuan mengalami peningkatan, hal ini tentunya dapat menambah semangat pelaku agribisnis khusunya para petani, peternak dan pekebun di Sumut, tambahnya.

Dari IQFAST, data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan, pada saat yang bersamaan juga turut dilepas 22 ragam komoditas pertanian asal Sumut lainnya, yakni Pinang Biji, Kopi Biji, Palm Kernel Oil, Minyak Sawit, Santan Kelapa.

Kemudian, Sayuran Sawi, Nipah, Cabe Jamu, Manisan Kelapa, Damar Batu, Palm Kernel Sterain, Hydrogenate Palm Kernel Olein, Kelapa Parut, Andaliman, Kayu karet, Buah Durian, Kulit Buah Manggis, Sayuran Kubis, Bunga Krisan,Tepung Tapioka, Bungkil Jagung dan Kayu Olahan.

Sementara seluruh komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan akan menuju 18 negara tujuan ekspor yakni : Tiongkok, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brazil, India, Chili, Korea Selatan, Jerman, Jepang dan Filipina.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor berupa jengkol dan petai asal Sumatera Utara.

Ia berharap, petani dan pelaku usaha di Berastagi, Kabupaten Karo dapat meningkatkan produktivigas dan bersinergi dengan pihaknya untuk dapat menembus negara tujuan lain.

“Dengan memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan supaya proses ekspornya cepat, dapat mendorong tumbuhnya komoditas eksportir dan negara tujuan baru. Dan tentunya dengan tetap menjaga kemanan dan kualitas komoditas yang diekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan,” kata Bambang melalui telewicara secara online.

Kemudian, Bambang penyerahan sertifikat ekspor karantina atau Phytosanitari Certificate (PC) kepada PT. Surya Elok Sejahtera diwakili oleh Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto. Penyerahan tersebut didampingi Kepala Kantor Bea Cukai Pelabuhan Belawan dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo.

Bambang menambahkan selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global.

“Ekspor perdana petai dan jengkol ini juga dapat menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumut terjalin dengan baik,” tandas Bambang. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/