30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Pasangan Istu-Khaidir Gagal Maju, Umaro Calon Tunggal

Bakal calon Walikota Tebingtinngi, Istu Sri Popeni.
Bakal calon Walikota Tebingtinggi, Istu Sri Popeni, yang gagal maju karena tidak mendapatkan rekomendasi dari PKPI.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Harapan Istu Sri Poneni dan Khaidir Amri mendapatkan dukungan dari PKPI pupus sudah. Hingga menjelang pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tebingtinggi ditutup, pasangan ini belum juga mendapatkan tandatangan dari pengurus PKPI. Bahkan, PKS juga tidak mengeluarkan rekomendasi dukungan kepada Istu dan Khaidir. Dengan begitu, Pilkada Kota Tebingtinggi hanya diikuti satu pasangan calon, yakni Umar Zunaidi Hasibuan dan Oki Doni Siregar (Umaro).

Gagalnya pasangan Istu dan Khaidir mendapatkan dukungan dari PKPI, meninggalkan rasa kecewa yang mendalam bagi Khaidir Amri. Politisi PAN yang akrab disapa Bang Oyon inipun mengaku kecewa karena Pilkada Kota Tebingtinggi hanya diikuti satu pasangan calon.

Disebutkannya, sebenarnya banyak tokoh di Kota Tebingtinggi yang layak menjadi calon wali kota ataupun Wakil Wali Kota Tebingtinggi. Namun ia mengaku heran, mengapa tokoh-tokoh tersebut tidak ada yang mau maju.

“Nah, melihat kondisi inilah makanya saya merasa terpanggil untuk maju dalam Pilkada ini. Tapi sayang, tidak didukung oleh PKPI,” kata Khaidir kepada Sumut Pos, saat dihubungi via ponselnya, Kamis (29/9) sore.

Menurut Khaidir, dengan hanya diikuti satu pasangan calon, maka masyarakat Tebingtinggi tidak bisa memilih calon lain. Karenanya, dia berharap agar pada Pilkada lima tahun yang akan datang, hal ini tidak terjadi lagi. Hendaknya ada calon-calon lain yang mau mengajukan dirinya untuk maju.

“Kecewa juga, mengapa PKPI tidak mendukung,” tegasnya lagi.

Sementara, Istu Sri Poneni yang dihubungi melalui ponselnya tidak mau menjawab. Begitu juga Ketua DPK PKPI Kota Tebingtinggi, H Sofyan Hasibuan yang ponselnya tidak aktif ketika dihubungi. Melalui Omry Silalahi, pengurus DPK PKPI Kota Tebingtinggi Bidang Hukum dan Politik menjelaskan, PKPI sampai saat ini masih tetap komit mendukung pasangan Umar Oki untuk maju dalam Pilkada Kota Tebingtinggi tahun 2017 mendatang.

Belakangan, PKS Kota Tebingtinggi juga ternyata batal memberikan dukungan kepada Istu dan Khaidir. Anggota DPRD Kota Tebingtinggi dari PKS, Syahril SPdI ketika kembali dikonfirmasi Sumut Pos, mengaku kalau hingga kemarin (29/9) petang, baik Istu maupun Khaidir tidak ada menghubungi PKS kembali untuk membicarakan pencalonan mereka. Bahkan Syahri menegaskan, PKS Tebingtinggi tidak jadi mengusung mereka.

“Awalnya sih ada pembicaraan mengarah ke sana (dukungan), tetapi PKPI tidak mau berkoalisi dengan PAN, PBB dan PKS,” jelas Syahril.

Batalnya Istu dan Khaidir menjadi pesaing Umar-Oki di Pilkada Kota Tebingtinggi juga dikuatkan dengan pernyataan, Sekretaris Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) PKPI Sumut, Juliski Simorangkir. Dia menyebutkan, belum ada keputusan siapa yang akan diusung pada Pilkada Kota Tebingtinggi.

“Sampai saat ini (kemarin sore, Red), belum ada keputusan. Kalau tidak ada, maka hanya akan ada calon tunggal di Pilkada Kota Tebingtinggi,” ujarnya ketika dikonfirmasi Sumut Pos.

Meski begitu, pihaknya masih menunggu sampai pukul 24.00 WIB atau yang menjadi batas akhir pendaftaran.

“Mudah-mudahan ada perubahan di detik akhir, kita tunggu saja,” bilangnya.

Juliski mengaku prihatin dengan kondisi perpecahan yang sedang dialami partainya. “Sedih kita lihatnya, sepertinya ada yang menginginkan PKPI hancur,” tuturnya.

Dia menilai, petinggi-petinggi PKPI yang membuat partai ini hancur karena tidak mampu mengontrol egonya. “Kejadiannya sama seperti dualisme Partai Golkar, bedanya Golkar partai besar. PKPI itu partai kecil, kondisi ini akan mengecilkan partai yang kecil,” ungkapnya.

Bakal calon Walikota Tebingtinngi, Istu Sri Popeni.
Bakal calon Walikota Tebingtinggi, Istu Sri Popeni, yang gagal maju karena tidak mendapatkan rekomendasi dari PKPI.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Harapan Istu Sri Poneni dan Khaidir Amri mendapatkan dukungan dari PKPI pupus sudah. Hingga menjelang pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tebingtinggi ditutup, pasangan ini belum juga mendapatkan tandatangan dari pengurus PKPI. Bahkan, PKS juga tidak mengeluarkan rekomendasi dukungan kepada Istu dan Khaidir. Dengan begitu, Pilkada Kota Tebingtinggi hanya diikuti satu pasangan calon, yakni Umar Zunaidi Hasibuan dan Oki Doni Siregar (Umaro).

Gagalnya pasangan Istu dan Khaidir mendapatkan dukungan dari PKPI, meninggalkan rasa kecewa yang mendalam bagi Khaidir Amri. Politisi PAN yang akrab disapa Bang Oyon inipun mengaku kecewa karena Pilkada Kota Tebingtinggi hanya diikuti satu pasangan calon.

Disebutkannya, sebenarnya banyak tokoh di Kota Tebingtinggi yang layak menjadi calon wali kota ataupun Wakil Wali Kota Tebingtinggi. Namun ia mengaku heran, mengapa tokoh-tokoh tersebut tidak ada yang mau maju.

“Nah, melihat kondisi inilah makanya saya merasa terpanggil untuk maju dalam Pilkada ini. Tapi sayang, tidak didukung oleh PKPI,” kata Khaidir kepada Sumut Pos, saat dihubungi via ponselnya, Kamis (29/9) sore.

Menurut Khaidir, dengan hanya diikuti satu pasangan calon, maka masyarakat Tebingtinggi tidak bisa memilih calon lain. Karenanya, dia berharap agar pada Pilkada lima tahun yang akan datang, hal ini tidak terjadi lagi. Hendaknya ada calon-calon lain yang mau mengajukan dirinya untuk maju.

“Kecewa juga, mengapa PKPI tidak mendukung,” tegasnya lagi.

Sementara, Istu Sri Poneni yang dihubungi melalui ponselnya tidak mau menjawab. Begitu juga Ketua DPK PKPI Kota Tebingtinggi, H Sofyan Hasibuan yang ponselnya tidak aktif ketika dihubungi. Melalui Omry Silalahi, pengurus DPK PKPI Kota Tebingtinggi Bidang Hukum dan Politik menjelaskan, PKPI sampai saat ini masih tetap komit mendukung pasangan Umar Oki untuk maju dalam Pilkada Kota Tebingtinggi tahun 2017 mendatang.

Belakangan, PKS Kota Tebingtinggi juga ternyata batal memberikan dukungan kepada Istu dan Khaidir. Anggota DPRD Kota Tebingtinggi dari PKS, Syahril SPdI ketika kembali dikonfirmasi Sumut Pos, mengaku kalau hingga kemarin (29/9) petang, baik Istu maupun Khaidir tidak ada menghubungi PKS kembali untuk membicarakan pencalonan mereka. Bahkan Syahri menegaskan, PKS Tebingtinggi tidak jadi mengusung mereka.

“Awalnya sih ada pembicaraan mengarah ke sana (dukungan), tetapi PKPI tidak mau berkoalisi dengan PAN, PBB dan PKS,” jelas Syahril.

Batalnya Istu dan Khaidir menjadi pesaing Umar-Oki di Pilkada Kota Tebingtinggi juga dikuatkan dengan pernyataan, Sekretaris Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) PKPI Sumut, Juliski Simorangkir. Dia menyebutkan, belum ada keputusan siapa yang akan diusung pada Pilkada Kota Tebingtinggi.

“Sampai saat ini (kemarin sore, Red), belum ada keputusan. Kalau tidak ada, maka hanya akan ada calon tunggal di Pilkada Kota Tebingtinggi,” ujarnya ketika dikonfirmasi Sumut Pos.

Meski begitu, pihaknya masih menunggu sampai pukul 24.00 WIB atau yang menjadi batas akhir pendaftaran.

“Mudah-mudahan ada perubahan di detik akhir, kita tunggu saja,” bilangnya.

Juliski mengaku prihatin dengan kondisi perpecahan yang sedang dialami partainya. “Sedih kita lihatnya, sepertinya ada yang menginginkan PKPI hancur,” tuturnya.

Dia menilai, petinggi-petinggi PKPI yang membuat partai ini hancur karena tidak mampu mengontrol egonya. “Kejadiannya sama seperti dualisme Partai Golkar, bedanya Golkar partai besar. PKPI itu partai kecil, kondisi ini akan mengecilkan partai yang kecil,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/