25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Ketangkap Menjambret, Tangan Anak Toke Cabe Dipatahkan

Anak toke cabai, Josua Wahyu Lumbangaol, ketangkap menjambret.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO Jika dilihat dari predikat orangtuanya sebagai toke cabe, kehidupan Josua Wahyu Lumbangaol (23) terbilang berkecukupan. Namun itu sepertinya tak cukup membuatnya berpuas diri.

Terbukti, pemuda yang menetap di Desa Pasar Melintang, Lubukpakam, ini malah menggeluti bidang penjambretan. Alih-alih mendapat uang tambahan, kini dia harus merasakan pengabnya sel tahanan Polsek Beringin.

Nasib apes menghampiri pemuda pengangguran ini pada Selasa (29/8) malam kemarin, sekira pukul 19.30 wib. Dia tertangkap warga usai menjambret tas milik Eka Karina Tasni (30) warga Jalan Sudirman, Kel. Lubuk Pakam Pekan, Lubuk Pakam.

Bukan hanya diamankan, dia juga sempat jadi bulan-bulan massa hingga mengalami patah tangan. Kejadian tepat di depan RS Patar Asih, Dusun Sederhana, Desa Tumpatan, Beringin.

Josua tidak sendirian ketika merampas tas milik putri purnawirawan Polisi Militer (PM) itu. Turut bersamanya, Yoko Tambunan. Mereka berangkat dari Lubukpakam dengan mengendarai kereta sport BK 6313 MAO.

Saat melintasi TKP, melihat korban mengendarai kereta matic seorang diri, Josua yang bertugas sebagai joki langsung memepet. Begitu target dalam jangkauan, Yoko dengan lihai meraih tas Karina.

Namun sial. Karina yang lahir dan tumbuh besar di keluarga tentara ternyata bernyali besar. Dia sekuat tenaga mempertahankan tasnya. Tarik menarik pun tak terhindarkan.

Situasi itu membuat Josua tidak bisa mengendalikan keretanya. Alhasil, Josua dan Yoko serta korban jatuh. Seiring itu, korban berteriak rampok.

Teriakannya seketika mengundang perhatian warga sekitar serta pengendara lain. Josua berhasil ditangkap dan diamuk. Sementara Yoko sukses menyelamatkan diri. Josua pun menjadi sasaran emosi massa. Dia dihajar hingga babak belur dan tangan kirinya patah.

Tak lama, petugas Polsek Beringin yang mendapat laporan ada jambret diamuk massa, tiba di TKP dan mengamankan Josua berikut keretanya. Sembari meringis menahan sakit, kepada penyidik, Josua mengaku jika sebulan lalu dia dan Yoko juga menjambret di Jalinsum Dusun II, Desa Pagar Jati, Lubukpakam.

Kala itu, mereka sukses merampas tas berisi uang Rp200 ribu dan ponsel. “Hasilnya kami bagi rata. Uangnya aku gunakan untuk jajan,” ungkapnya.

Lanjut Josua, dirinya tidak hanya menjambret bersama Yoko. Sekitar 2 pekan lalu, dia bersama rekannya yang lain bernama Jimmi, juga sukses menjambret tas perempuan di Jalinsum Desa Perdamean, Tanjung Morawa. “Isi tasnya ada uang Rp150 ribu dan Ponsel. Ponselnya kami jual dan hasilnya dibagi dua,” ucapnya.

Terkait kasus ini, Kapolsek Beringin, AKP Sonny Harsono SH Sik melalui Kanit Reskrim, Ipda Jones Sianturi menyebutkan pihaknya masih melakukan pengembangan. (man/ras)

Anak toke cabai, Josua Wahyu Lumbangaol, ketangkap menjambret.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO Jika dilihat dari predikat orangtuanya sebagai toke cabe, kehidupan Josua Wahyu Lumbangaol (23) terbilang berkecukupan. Namun itu sepertinya tak cukup membuatnya berpuas diri.

Terbukti, pemuda yang menetap di Desa Pasar Melintang, Lubukpakam, ini malah menggeluti bidang penjambretan. Alih-alih mendapat uang tambahan, kini dia harus merasakan pengabnya sel tahanan Polsek Beringin.

Nasib apes menghampiri pemuda pengangguran ini pada Selasa (29/8) malam kemarin, sekira pukul 19.30 wib. Dia tertangkap warga usai menjambret tas milik Eka Karina Tasni (30) warga Jalan Sudirman, Kel. Lubuk Pakam Pekan, Lubuk Pakam.

Bukan hanya diamankan, dia juga sempat jadi bulan-bulan massa hingga mengalami patah tangan. Kejadian tepat di depan RS Patar Asih, Dusun Sederhana, Desa Tumpatan, Beringin.

Josua tidak sendirian ketika merampas tas milik putri purnawirawan Polisi Militer (PM) itu. Turut bersamanya, Yoko Tambunan. Mereka berangkat dari Lubukpakam dengan mengendarai kereta sport BK 6313 MAO.

Saat melintasi TKP, melihat korban mengendarai kereta matic seorang diri, Josua yang bertugas sebagai joki langsung memepet. Begitu target dalam jangkauan, Yoko dengan lihai meraih tas Karina.

Namun sial. Karina yang lahir dan tumbuh besar di keluarga tentara ternyata bernyali besar. Dia sekuat tenaga mempertahankan tasnya. Tarik menarik pun tak terhindarkan.

Situasi itu membuat Josua tidak bisa mengendalikan keretanya. Alhasil, Josua dan Yoko serta korban jatuh. Seiring itu, korban berteriak rampok.

Teriakannya seketika mengundang perhatian warga sekitar serta pengendara lain. Josua berhasil ditangkap dan diamuk. Sementara Yoko sukses menyelamatkan diri. Josua pun menjadi sasaran emosi massa. Dia dihajar hingga babak belur dan tangan kirinya patah.

Tak lama, petugas Polsek Beringin yang mendapat laporan ada jambret diamuk massa, tiba di TKP dan mengamankan Josua berikut keretanya. Sembari meringis menahan sakit, kepada penyidik, Josua mengaku jika sebulan lalu dia dan Yoko juga menjambret di Jalinsum Dusun II, Desa Pagar Jati, Lubukpakam.

Kala itu, mereka sukses merampas tas berisi uang Rp200 ribu dan ponsel. “Hasilnya kami bagi rata. Uangnya aku gunakan untuk jajan,” ungkapnya.

Lanjut Josua, dirinya tidak hanya menjambret bersama Yoko. Sekitar 2 pekan lalu, dia bersama rekannya yang lain bernama Jimmi, juga sukses menjambret tas perempuan di Jalinsum Desa Perdamean, Tanjung Morawa. “Isi tasnya ada uang Rp150 ribu dan Ponsel. Ponselnya kami jual dan hasilnya dibagi dua,” ucapnya.

Terkait kasus ini, Kapolsek Beringin, AKP Sonny Harsono SH Sik melalui Kanit Reskrim, Ipda Jones Sianturi menyebutkan pihaknya masih melakukan pengembangan. (man/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/