26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Ekonomi Sirkular Danone-Aqua, dari Botol Kembali jadi Botol (4/Habis)

Amankah Botol Daur Ulang? Harganya kok Lebih Mahal?

Saat ini, botol plastik merek Aqua yang bahannya 100 persen hasil daur ulang botol plastik, sudah beredar di pasaran. Kemasannya 1,1 liter. Namun harganya lebih mahal dibanding harga botol yang bukan daur ulang. Kok gitu? Trus… air minum di kemasan daur ulang itu aman tidak bagi konsumen?

————————————

Dame Ambarita, Pandaan

————————————

“Ini minuman Aqua dalam botol plastik ukuran 1,1 liter, yang bahannya 100 persen hasil daur ulang. Kemasan ini awalnya hanya diedarkan di Bali akhir tahun 2018 lalu. Tapi kini sudah mulai diedarkan di Jakarta sejak pertengahan tahun 2019,” kata Jeffri Ricardo, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, sambil memamerkan botol Aqua Life kepada awak media, di Surabaya, pekan lalu.

Di sisi lain, Aqua juga memanfaatkan plastik daur ulang pada seluruh botol AMDK-nya, dalam berbagai ukuran. Namun kandungannya saat ini hanya 25 persen. “Tahun 2025, Danone-AQUA menargetkan bahan daur ulang botol hingga 75 persen,” katanya.

Bagaimana harga jual air minum dalam kemasan plastik hasil daur ulang, dibanding dengan harga air minum dalam kemasan plastik virgin?

Jefri mengakui, harga jual plastik daur ulang saat ini relatif lebih mahal. Loh, kok bisa?

Kata Jefri, di luar negeri harga botol plastik dari bahan daur ulang memang lebih murah. Alasannya, plastik yang didaur ulang di luar negeri relatif bersih dan bebas dari kontaminasi. Itu karena pembuangannya sudah dipilah sejak awal oleh konsumen.

Selain itu, seluruh pihak ikut terlibat dalam sistem daur ulang sampah. Mulai dari pemerintah yang menyediakan sarana pembuangan sampah sesuai kategori, jumlah perusahaan yang terlibat, dan juga masyarakat. Keterlibatan ini membuat proses ekonomi sirkular lebih efisien.

Sedangkan proses ekonomi sirkular di Indonesia masih berat di ongkos. “Di Indonesia, biaya proses daur ulangnya belum mencapai economies of scale. Mulai dari pengumpulan, pemilahan, pembersihan yang prosesnya lebih lama karena banyak botol yang terkontaminasi dengan residu, dan pengolahan, semua membutuhkan biaya yang belum mencapai skala ekonomis,” jelasnya.

Selain itu, saat ini belum banyak pabrik pengolahan sampah plastik, yang mampu menghasilkan kualitas food grade. Kualitas food grade maksudnya kemasan atau wadah yang aman digunakan untuk makanan maupun minuman.

“Pabrik yang mampu mendaur ulang plastik dengan kualitas food grade masih sedikit. Saat ini, Aqua masih mengandalkan bahan baku kemasan air minum daur ulang dari PT. Veolia,” katanya.

Namun jika nanti semakin banyak perusahaan peduli lingkungan yang masuk dalam ekonomi sirkular, kemudian pabrik plastik daur ulang juga tersebar merata, menurutnya harga plastik daur ulang bisa lebih murah. Apalagi jika cukai plastik daur ulang dikenakan lebih rendah lagi oleh pemerintah.

“Ke depannya (semoga) harga plastik daur ulang lebih murah daripada plastik virgin,” harapnya.

Saat ini, Danone-Aqua masih satu-satunya produsen air minum kemasan yang mampu menghadirkan kemasan botol plastik 100 persen dari bahan daur ulang. Air minum Aqua Life kemasan 1,1 liter yang 100 persen hasil daur ulang, saat ini dipatok seharga Rp 7 ribu. Lebih mahal 20-25 persen dibanding produk air minum Aqua lainnya, yang botolnya belum 100 persen dibuat dari bahan daur ulang.

Hingga saat ini, berapa persen botol plastik yang diproduksi Danone-AQUA, yang bisa kembali ke pabrik untuk didaur-ulang?

“Ambisi kami adalah mengumpulkan sampah botol plastik lebih banyak dari yang kami produksi. Artinya, sampah botol plastik dari perusahaan lain pun ikut kami kumpukan dan daur ulang. Dengan cara ini, limbah plastik bisa dikurangi dan kelestarian alam lebih terjaga,” tegas Jefri.

Lantas, apakah minuman dalam kemasan plastik hasil daur ulang aman bagi kesehatan konsumen?

“Sangat aman untuk dikonsumsi. Kemasannya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh BPOM, halal, SNI dan FSSC 22000. Kualitas AQUA LIFE sama seperti botol dengan menggunakan virgin PET atau PET baru,” kata Jefri.

Botol Aqua Life yang bahannya 100 persen plastik daur ulang.

PET dipilih oleh AQUA karena keamanan dan kualitas produk dijamin aman hingga ke tangan konsumen. Selain itu, PET meminimalkan dampak terhadap lingkungan. PET diketahui mampu menghemat emisi karbon hingga 75%, dibandingkan menggunakan PET baru. Selain itu, daur ulang PET bisa memangkas ketergantungan pada bahan baku fosil .

“PET juga mampu membantu mendorong ekonomi sirkular. Bahan plastik akan berada pada lingkup industri dan tidak mencemari lingkungan. Nanti itu bisa diolah sembari memberikan penghasilan kepada pelaku industri daur ulang,” katanya.

Aqua, kata Jeffri, menjadi pelopor kehadiran botol plastik minuman kemasan 100 persen hasil daur ulang yang aman di Indonesia.

Ia menjelaskan, ada tujuh jenis plastik dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua jenis plastik dapat dengan mudah didaur ulang. Untuk membedakan, plastik memiliki kode-kode resin sendiri yang dapat ditemukan di kemasan.

“PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) adalah plastic yang bisa didaur ulang. Ini adalah tipe plastik yang umum ditemukan. Biasanya digunakan untuk botol air mineral, soda, minyak, toples selai kacang, dan produk-produk makanan lainnya,” katanya.

Tipe HDPE (High density polyethylene) juga bisa didaur ulang. Biasanya untuk botol susu, shampo, dan produk pembersih atau deterjen.

Tipe PVC (Polyvinyl chloride), sulit didaur ulang. PVC adalah jenis plastik yang lunak dan fleksibel. Biasanya digunakan untuk membuat pipa, peralatan rumah tangga, hingga mainan anak-anak.

Tipe LDPE (Low density polyethylene) juga sulit didaur ulang. LDPE biasanya digunakan untuk kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus koran, roti, sayuran segar. LDPE juga digunakan sebagai kantong belanja.

Tipe PP (Polypropylene), juga sulit didaur ulang. PP digunakan untuk kemasan makanan seperti yogurt, krim, dan margarin. Bisa juga digunakan sebagai sedotan, karet, karpet, dan tutup botol.

Kemudian tipe PS (Polystyrene), biasa digunakan dalam kemasan Styrofoam untuk makanan antar atau kopi. Ini juga sulit diudaur ulang. Dan tipe lain-lain, yakni semua produk yang tidak termasuk kategori 1-6 atau campuran dari 1-6 masuk ke kategori lain-lain. Jenisnya antara lain adalah polycarbonate yang sulit didaur ulang.

Sebagai produsen dan pengguna kemasan botol plastik di Indonesia, kata Jefri, Danone-AQUA komit  mengurangi sampah plastik, dengan focus pada pengumpulan kembali sampah kemasan plastik pasca konsumsi, dan mendaur ulangnya untuk kembali digunakan.

“Program IRI juga mendukung visi #BijakBerplastik, yaitu mengumpulkan plastik lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2025,” pungkasnya. (mea/Habis)

Saat ini, botol plastik merek Aqua yang bahannya 100 persen hasil daur ulang botol plastik, sudah beredar di pasaran. Kemasannya 1,1 liter. Namun harganya lebih mahal dibanding harga botol yang bukan daur ulang. Kok gitu? Trus… air minum di kemasan daur ulang itu aman tidak bagi konsumen?

————————————

Dame Ambarita, Pandaan

————————————

“Ini minuman Aqua dalam botol plastik ukuran 1,1 liter, yang bahannya 100 persen hasil daur ulang. Kemasan ini awalnya hanya diedarkan di Bali akhir tahun 2018 lalu. Tapi kini sudah mulai diedarkan di Jakarta sejak pertengahan tahun 2019,” kata Jeffri Ricardo, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, sambil memamerkan botol Aqua Life kepada awak media, di Surabaya, pekan lalu.

Di sisi lain, Aqua juga memanfaatkan plastik daur ulang pada seluruh botol AMDK-nya, dalam berbagai ukuran. Namun kandungannya saat ini hanya 25 persen. “Tahun 2025, Danone-AQUA menargetkan bahan daur ulang botol hingga 75 persen,” katanya.

Bagaimana harga jual air minum dalam kemasan plastik hasil daur ulang, dibanding dengan harga air minum dalam kemasan plastik virgin?

Jefri mengakui, harga jual plastik daur ulang saat ini relatif lebih mahal. Loh, kok bisa?

Kata Jefri, di luar negeri harga botol plastik dari bahan daur ulang memang lebih murah. Alasannya, plastik yang didaur ulang di luar negeri relatif bersih dan bebas dari kontaminasi. Itu karena pembuangannya sudah dipilah sejak awal oleh konsumen.

Selain itu, seluruh pihak ikut terlibat dalam sistem daur ulang sampah. Mulai dari pemerintah yang menyediakan sarana pembuangan sampah sesuai kategori, jumlah perusahaan yang terlibat, dan juga masyarakat. Keterlibatan ini membuat proses ekonomi sirkular lebih efisien.

Sedangkan proses ekonomi sirkular di Indonesia masih berat di ongkos. “Di Indonesia, biaya proses daur ulangnya belum mencapai economies of scale. Mulai dari pengumpulan, pemilahan, pembersihan yang prosesnya lebih lama karena banyak botol yang terkontaminasi dengan residu, dan pengolahan, semua membutuhkan biaya yang belum mencapai skala ekonomis,” jelasnya.

Selain itu, saat ini belum banyak pabrik pengolahan sampah plastik, yang mampu menghasilkan kualitas food grade. Kualitas food grade maksudnya kemasan atau wadah yang aman digunakan untuk makanan maupun minuman.

“Pabrik yang mampu mendaur ulang plastik dengan kualitas food grade masih sedikit. Saat ini, Aqua masih mengandalkan bahan baku kemasan air minum daur ulang dari PT. Veolia,” katanya.

Namun jika nanti semakin banyak perusahaan peduli lingkungan yang masuk dalam ekonomi sirkular, kemudian pabrik plastik daur ulang juga tersebar merata, menurutnya harga plastik daur ulang bisa lebih murah. Apalagi jika cukai plastik daur ulang dikenakan lebih rendah lagi oleh pemerintah.

“Ke depannya (semoga) harga plastik daur ulang lebih murah daripada plastik virgin,” harapnya.

Saat ini, Danone-Aqua masih satu-satunya produsen air minum kemasan yang mampu menghadirkan kemasan botol plastik 100 persen dari bahan daur ulang. Air minum Aqua Life kemasan 1,1 liter yang 100 persen hasil daur ulang, saat ini dipatok seharga Rp 7 ribu. Lebih mahal 20-25 persen dibanding produk air minum Aqua lainnya, yang botolnya belum 100 persen dibuat dari bahan daur ulang.

Hingga saat ini, berapa persen botol plastik yang diproduksi Danone-AQUA, yang bisa kembali ke pabrik untuk didaur-ulang?

“Ambisi kami adalah mengumpulkan sampah botol plastik lebih banyak dari yang kami produksi. Artinya, sampah botol plastik dari perusahaan lain pun ikut kami kumpukan dan daur ulang. Dengan cara ini, limbah plastik bisa dikurangi dan kelestarian alam lebih terjaga,” tegas Jefri.

Lantas, apakah minuman dalam kemasan plastik hasil daur ulang aman bagi kesehatan konsumen?

“Sangat aman untuk dikonsumsi. Kemasannya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh BPOM, halal, SNI dan FSSC 22000. Kualitas AQUA LIFE sama seperti botol dengan menggunakan virgin PET atau PET baru,” kata Jefri.

Botol Aqua Life yang bahannya 100 persen plastik daur ulang.

PET dipilih oleh AQUA karena keamanan dan kualitas produk dijamin aman hingga ke tangan konsumen. Selain itu, PET meminimalkan dampak terhadap lingkungan. PET diketahui mampu menghemat emisi karbon hingga 75%, dibandingkan menggunakan PET baru. Selain itu, daur ulang PET bisa memangkas ketergantungan pada bahan baku fosil .

“PET juga mampu membantu mendorong ekonomi sirkular. Bahan plastik akan berada pada lingkup industri dan tidak mencemari lingkungan. Nanti itu bisa diolah sembari memberikan penghasilan kepada pelaku industri daur ulang,” katanya.

Aqua, kata Jeffri, menjadi pelopor kehadiran botol plastik minuman kemasan 100 persen hasil daur ulang yang aman di Indonesia.

Ia menjelaskan, ada tujuh jenis plastik dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak semua jenis plastik dapat dengan mudah didaur ulang. Untuk membedakan, plastik memiliki kode-kode resin sendiri yang dapat ditemukan di kemasan.

“PET atau PETE (Polyethylene terephthalate) adalah plastic yang bisa didaur ulang. Ini adalah tipe plastik yang umum ditemukan. Biasanya digunakan untuk botol air mineral, soda, minyak, toples selai kacang, dan produk-produk makanan lainnya,” katanya.

Tipe HDPE (High density polyethylene) juga bisa didaur ulang. Biasanya untuk botol susu, shampo, dan produk pembersih atau deterjen.

Tipe PVC (Polyvinyl chloride), sulit didaur ulang. PVC adalah jenis plastik yang lunak dan fleksibel. Biasanya digunakan untuk membuat pipa, peralatan rumah tangga, hingga mainan anak-anak.

Tipe LDPE (Low density polyethylene) juga sulit didaur ulang. LDPE biasanya digunakan untuk kemasan plastik yang digunakan untuk membungkus koran, roti, sayuran segar. LDPE juga digunakan sebagai kantong belanja.

Tipe PP (Polypropylene), juga sulit didaur ulang. PP digunakan untuk kemasan makanan seperti yogurt, krim, dan margarin. Bisa juga digunakan sebagai sedotan, karet, karpet, dan tutup botol.

Kemudian tipe PS (Polystyrene), biasa digunakan dalam kemasan Styrofoam untuk makanan antar atau kopi. Ini juga sulit diudaur ulang. Dan tipe lain-lain, yakni semua produk yang tidak termasuk kategori 1-6 atau campuran dari 1-6 masuk ke kategori lain-lain. Jenisnya antara lain adalah polycarbonate yang sulit didaur ulang.

Sebagai produsen dan pengguna kemasan botol plastik di Indonesia, kata Jefri, Danone-AQUA komit  mengurangi sampah plastik, dengan focus pada pengumpulan kembali sampah kemasan plastik pasca konsumsi, dan mendaur ulangnya untuk kembali digunakan.

“Program IRI juga mendukung visi #BijakBerplastik, yaitu mengumpulkan plastik lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2025,” pungkasnya. (mea/Habis)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/