27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Ekonomi Sirkular Danone-Aqua, dari Botol Kembali jadi Botol (1)

Rangkul Pengumpul Plastik Mulai dari Level Pemulung

Data 2020, Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok. Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik. Dari jumlah itu, 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut. Tak ingin kondisi ini terus berlanjut, Danone Ecosystem, Danone-AQUA, Veolia, dan YPCII menginisiasi program pengelolaan sampah. Tujuannya, meningkatkan daur ulang sampah plastik di Indonesia.

————————————

Dame Ambarita, Tulung Agung

————————————

“Selamat datang di Collection Center Bangoan Bumi Lestari. Ini adalah tempat pengumpulan sampah botol plastik, untuk didaur ulang menjadi plastik standar food grade,” kata Bernardus Tris Widijatmoko, bos Bangoan Bumi Lestari, saat menyambut rombongan Tur Sirkularitas Danone-Aqua ke Collection Center yang dikelolanya. Collection Center itu terletak di Desa Bangon, Kecamatan Kedung Waru, Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur, pekan lalu.

Bangoan Bumi Lestari adalah salahsatu mitra Danone-AQUA dalam proses pengumpulan plastik kategori PET. Termasuk botol-botol plastik produk Aqua.

Pak Moko, panggilannya, lantas mengajak media melihat-lihat pusat pengumpulan sampah khusus botol plastik seluas kurang lebih 1 hektare tersebut. Goni-goni berisi botol plastik yang belum disortir, yang sudah disortir, dan yang sudah di-balepress, ditumpuk sesuai kelompoknya.

Sampah-sampah itu diperoleh dari mitra-mitra di kawasan Tulung Agung saja. Mulai dari mitra pemulung, mitra bank sampah, tukang botot, hingga ibu-ibu rumah tangga yang mengantarkan sendiri sampah plastiknya ke Bangoan Bumi Lestari. Untuk sampah botol plastik, penyetor mendapat harga Rp4.000 per kg. Pak Moko langsung membina para pemulung, bank sampah, dan mitra-mitra lainnya tersebut, untuk pengumpulan sampah botol plastik.

“Per hari, Bangoan Bumi Lestari menerima rata-rata 6 ton sampah plastik. Setelah disortir, akan diperoleh rata-rata 3,5 ton botol sampah untuk didaur ulang,” jelasnya.

Melibatkan sekitar 25 kaum lansia (lanjut usia) yang kerap dianggap tidak produktif lagi di masyarakat, Bangoan Bumi Lestari menyeleksi botol-botol plastik itu sesuai kategorinya. Botol PET dipisahkan dengan non-PET. Atribut yang tidak terbuat dari PET, seperti tutup botol dan label, juga dilepaskan.

Bangoan tidak membedakan merek asal botol kemasan berbahan PET bekas pakai yang disortir. Asalkan mampu memenuhi standar bahan baku food grade sesuai ketentuan PT Veolia Services Indonesia –pabrik yang nantinya akan memproses–, semua merek diterima.

“Pemilahan berdasar warna dan kualitas. Warna botol plastik dikelompokkan dalam 3 jenis, yakni clear atau natural, biru muda atau light blue, dan berwarna. Nah, yang termasuk PET (Polietilena tereftalat) — polimer termoplastic yang dinilai aman untuk makanan–, adalah plastik yang berwarna natural dan biru muda,” kata Pak Moko.

Foto: Dame Ambarita
Romlah dan suaminya Maryaning, melakukan pembersihan label dan tutup dari sampah botol plastik air minum kemasan di Bangoan Collection Center, Tulungagung, Selasa (19/7/2022). Lokasi ini menjadi salah satu penyuplai sampah botol plastik air minum kemasan sebelum dibawa ke PT. Veolia Services Indonesia, Pasuruan untuk diolah menjadi palet plastik.

Kaum lansia yang kebanyakan hanya tamatan SD tersebut diupah berdasarkan jumlah sampah plastik yang disortir. Menyortir satu kuintal sampah plastik diupah Rp50 ribu.

Hasil sortiran para lansia itu ditimbang dan dicatat untuk menghitung berapa upahnya nanti. Seminggu, seorang lansia bisa memperoleh upah mulai Rp300 ribu hingga 500 ribu.

Selanjutnya, para pekerja Bangonan yang didominasi kaum pria, mengangkut goni berisi botol sortiran ke mesin balepress. Ada dua mesin balepress yang dimiliki Bangoan. Rata-rata stok 4 ton botol yang disortir per hari, selesai di-balepress hari itu juga. Balepress dikemas dalam ‘balok’ berukuran rata-rata 150 kilogram.

“Botol plastik PET yang di-balepress kemudian dikirim ke pabrik PT Veolia, untuk dproses menjadi pallet plastik. Untuk Danone-AQUA, plastik yang didaur ulang khusus kategori food grade. Sedangkan botol plastik yang bukan spek food grade, akan dikirim ke pabrik lain. Jadi tidak ada plastik yang terbuang,” kata Zainal (34), karyawan suplier barang di Bangoan Bumi Lestari.

Per bulan, Bangoan bisa mengumpulkan rata-rata 100 ton sampah botol plastik yang sudah disortir dan di-balepress. Dari 100 ton itu, seminggu Bangoan bisa mendapat omzet kotor hasil penjualan ke pabrik sekitar Rp30 jutaan. Setelah dikurangi biaya operasional (termasuk gaji penyortir dan karyawan) sebesar Rp20 jutaan, maka Pak Moko bisa memperoleh keuntungan kotor sekitar Rp10 juta per minggu. Wow… lumayan sekali.

Para lansia yang memborong pekerjaan sortiran, juga merasa beruntung. “Seminggu, klu rajin menyortir, bisa dapat Rp400 ribu-Rp500 ribu. Kerja 7 jam saja. Masuk jam 7 pagi, pulang jam 11. Masuk lagi jam 1, pulang jam 4. Lumayanlah… saya dan suami bisa bawa pulang Rp 3-4 juta sebulan,” kata Romlah (59) dan suaminya Maryaning (70), yang mengaku hanya memiliki pendapatan sampingan berupa sepetak kolam lele di rumahnya.

Kembali ke Pak Moko, kata dia, sebagai mitra Danone-Aqua dalam hal pengumpulan sampah plastik, pihaknya memperoleh banyak manfaat. Antara lain pembinaan manajerial skill dari Danone-Aqua, modal bisnis, dan edukasi ke mitra dan masyarakat umum mengenai sampah.

“Sejak kemitraan ini dimulai, masyarakat Tulung Agung semakin sadar bahwa sampah bisa bernilai ekonomi. Selain itu, dengan pengelolaan sampah yang baik, lingkungan juga semakin bersih. Bisa dikatakan, saat ini sulit menemukan sampah plastik yang dibuang sembarangan di Tulung Agung, khususnya botol plastik,” katanya seraya tertawa lebar.

Didampingi Danone-Aqua dan YPCII, Bangoan Bumi Lestari juga meningkatkan kesejahteraan pemulung dan pekerja dengan jaminan sosial. Caranya, para mitra-mitra itu didampingi agar terdaftar di BPJS.

Foto: Dame Ambarita
Bernardus Tris Widijatmoko, bos Bangoan Bumi Lestari (kanan) dan Packaging Circularity Senior Manager Danone, Jeffri Ricadro (kiri), di Bangoan Collection Center, Tulungagung, Selasa (19/7/2022).

Jeffri Ricardo, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, dalam kesempatan itu menyebutkan, Danone-AQUA serius dalam penanganan dan pengelolaan sampah plastik di Indonesia. “Konsepnya adalah 3 R, yakni reduse, reuse, dan recycle,” kata Jefri.

Untuk Reduce, Danone-AQUA sejak lama telah mengurangi penggunaan segel plastik di botol air kemasan Aqua, tanpa mengurangi keamanan air minum di dalamnya. Reuse, Aqua menggunakan botol galon yang bisa dipakai berulang kali. Dan recycle, pihak Aqua mengumpulkan kembali botol-botol plastik ke pabrik, untuk didaur ulang.

Sebagai bentuk keseriusan dalam melakukan ekonomi sirkular, Danone-AQUA –selaku salahsatu pengguna massal botol plastik di Indonesia–, bersama Danone Ecosystem, Veolia, dan YPCII, telah menelurkan Inclusive Recycling Indonesia (IRI). IRI adalah program pengelolaan sampah, yang bertujuan untuk peningkatan daur ulang sampah plastik di Indonesia. IRI mengembangkan kerjasama unit-unit bisnis pengumpulan sampah plastik, mengoptimalkan produktivitas fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat, membangun kerjasama dengan industri daur ulang dan perusahaan-perusahaan swasta.

“IRI juga bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah,” kata Jefri.

Selain penerapan ekonomi sirkular yang mengubah botol bekas menjadi produk yang sama, program IRI juga bertujuan menyejahterakan para mitra yang terlibat. Mulai dari memberi BPJS Ketenagakerjaan, penghasilan, hingga edukasi.

Para pengepul dan pengelola TPS3R yang telah mendapatkan edukasi tentang pemilahan dan pengelolaan sampah, selanjutnya diharapkan akan menularkan informasi tersebut kepada masyarakat yang menjadi pelanggan. Pada akhirnya, dapat terbentuk perilaku yang bertanggung jawab atas sampah mereka. Dan akhirnya mengurangi pembuangan sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA).

“Hingga kini, program IRI telah memberikan manfaat sosial kepada 1.147 orang dalam bentuk penerima BPJS, Tabungan Emas, dan Tabungan Pensiun,” kata Jefri.

Lantas, mengapa DanoneAQUA -memilih Bangoan Bumi Lestari sebagai salahsatu mitranya?

Kata Jefri, Pak Moko memiliki komitmen soal pengelolaan sampah. “Sebagai pekerjaan nonformal, ada tantangan tersendiri membuka bisnis seperti ini. Diperlukan komitmen yang jelas. Pak Moko ini orangnya aktif. Turun langsung membina mitra-mitra pengepul. Karenannya, Danone-Aqua pun komit mendukungnya berkembang hingga besar,” jelasnya.

Berdiri sejak 2014, keberadaan Bangoan Bumi Lestari dinilai telah memberikan dampak yang cukup siginifikan bagi masyarakat dan lingkungan. “Lingkungan Tulung Agung relatif lebih bersih, meski ya belum sesuai harapan ideal. Warga lansia bisa produktif lagi. Dan masyarakat umum memperoleh penghasilan sampingan dari sampah yang dulunya hanya dibuang,” kata Jefri.

Sepanjang 2022, kontribusi Bangoan Bumi Lestari Collection Center untuk alur prinsip ekonomi sirkular Danone-Aqua, telah menyumbang sebesar 31,19% bahan baku pabrik PT Veolia, dari total 6.380,9 ton botol PET yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia. Kontribusi itu menjadi yang terbesar dibandingkan fasilitas serupa di Surabaya, Semarang, Jombang, Magelang, dan Probolinggo. (mea/bersambung)

Data 2020, Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah Tiongkok. Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik. Dari jumlah itu, 9%-nya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut. Tak ingin kondisi ini terus berlanjut, Danone Ecosystem, Danone-AQUA, Veolia, dan YPCII menginisiasi program pengelolaan sampah. Tujuannya, meningkatkan daur ulang sampah plastik di Indonesia.

————————————

Dame Ambarita, Tulung Agung

————————————

“Selamat datang di Collection Center Bangoan Bumi Lestari. Ini adalah tempat pengumpulan sampah botol plastik, untuk didaur ulang menjadi plastik standar food grade,” kata Bernardus Tris Widijatmoko, bos Bangoan Bumi Lestari, saat menyambut rombongan Tur Sirkularitas Danone-Aqua ke Collection Center yang dikelolanya. Collection Center itu terletak di Desa Bangon, Kecamatan Kedung Waru, Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur, pekan lalu.

Bangoan Bumi Lestari adalah salahsatu mitra Danone-AQUA dalam proses pengumpulan plastik kategori PET. Termasuk botol-botol plastik produk Aqua.

Pak Moko, panggilannya, lantas mengajak media melihat-lihat pusat pengumpulan sampah khusus botol plastik seluas kurang lebih 1 hektare tersebut. Goni-goni berisi botol plastik yang belum disortir, yang sudah disortir, dan yang sudah di-balepress, ditumpuk sesuai kelompoknya.

Sampah-sampah itu diperoleh dari mitra-mitra di kawasan Tulung Agung saja. Mulai dari mitra pemulung, mitra bank sampah, tukang botot, hingga ibu-ibu rumah tangga yang mengantarkan sendiri sampah plastiknya ke Bangoan Bumi Lestari. Untuk sampah botol plastik, penyetor mendapat harga Rp4.000 per kg. Pak Moko langsung membina para pemulung, bank sampah, dan mitra-mitra lainnya tersebut, untuk pengumpulan sampah botol plastik.

“Per hari, Bangoan Bumi Lestari menerima rata-rata 6 ton sampah plastik. Setelah disortir, akan diperoleh rata-rata 3,5 ton botol sampah untuk didaur ulang,” jelasnya.

Melibatkan sekitar 25 kaum lansia (lanjut usia) yang kerap dianggap tidak produktif lagi di masyarakat, Bangoan Bumi Lestari menyeleksi botol-botol plastik itu sesuai kategorinya. Botol PET dipisahkan dengan non-PET. Atribut yang tidak terbuat dari PET, seperti tutup botol dan label, juga dilepaskan.

Bangoan tidak membedakan merek asal botol kemasan berbahan PET bekas pakai yang disortir. Asalkan mampu memenuhi standar bahan baku food grade sesuai ketentuan PT Veolia Services Indonesia –pabrik yang nantinya akan memproses–, semua merek diterima.

“Pemilahan berdasar warna dan kualitas. Warna botol plastik dikelompokkan dalam 3 jenis, yakni clear atau natural, biru muda atau light blue, dan berwarna. Nah, yang termasuk PET (Polietilena tereftalat) — polimer termoplastic yang dinilai aman untuk makanan–, adalah plastik yang berwarna natural dan biru muda,” kata Pak Moko.

Foto: Dame Ambarita
Romlah dan suaminya Maryaning, melakukan pembersihan label dan tutup dari sampah botol plastik air minum kemasan di Bangoan Collection Center, Tulungagung, Selasa (19/7/2022). Lokasi ini menjadi salah satu penyuplai sampah botol plastik air minum kemasan sebelum dibawa ke PT. Veolia Services Indonesia, Pasuruan untuk diolah menjadi palet plastik.

Kaum lansia yang kebanyakan hanya tamatan SD tersebut diupah berdasarkan jumlah sampah plastik yang disortir. Menyortir satu kuintal sampah plastik diupah Rp50 ribu.

Hasil sortiran para lansia itu ditimbang dan dicatat untuk menghitung berapa upahnya nanti. Seminggu, seorang lansia bisa memperoleh upah mulai Rp300 ribu hingga 500 ribu.

Selanjutnya, para pekerja Bangonan yang didominasi kaum pria, mengangkut goni berisi botol sortiran ke mesin balepress. Ada dua mesin balepress yang dimiliki Bangoan. Rata-rata stok 4 ton botol yang disortir per hari, selesai di-balepress hari itu juga. Balepress dikemas dalam ‘balok’ berukuran rata-rata 150 kilogram.

“Botol plastik PET yang di-balepress kemudian dikirim ke pabrik PT Veolia, untuk dproses menjadi pallet plastik. Untuk Danone-AQUA, plastik yang didaur ulang khusus kategori food grade. Sedangkan botol plastik yang bukan spek food grade, akan dikirim ke pabrik lain. Jadi tidak ada plastik yang terbuang,” kata Zainal (34), karyawan suplier barang di Bangoan Bumi Lestari.

Per bulan, Bangoan bisa mengumpulkan rata-rata 100 ton sampah botol plastik yang sudah disortir dan di-balepress. Dari 100 ton itu, seminggu Bangoan bisa mendapat omzet kotor hasil penjualan ke pabrik sekitar Rp30 jutaan. Setelah dikurangi biaya operasional (termasuk gaji penyortir dan karyawan) sebesar Rp20 jutaan, maka Pak Moko bisa memperoleh keuntungan kotor sekitar Rp10 juta per minggu. Wow… lumayan sekali.

Para lansia yang memborong pekerjaan sortiran, juga merasa beruntung. “Seminggu, klu rajin menyortir, bisa dapat Rp400 ribu-Rp500 ribu. Kerja 7 jam saja. Masuk jam 7 pagi, pulang jam 11. Masuk lagi jam 1, pulang jam 4. Lumayanlah… saya dan suami bisa bawa pulang Rp 3-4 juta sebulan,” kata Romlah (59) dan suaminya Maryaning (70), yang mengaku hanya memiliki pendapatan sampingan berupa sepetak kolam lele di rumahnya.

Kembali ke Pak Moko, kata dia, sebagai mitra Danone-Aqua dalam hal pengumpulan sampah plastik, pihaknya memperoleh banyak manfaat. Antara lain pembinaan manajerial skill dari Danone-Aqua, modal bisnis, dan edukasi ke mitra dan masyarakat umum mengenai sampah.

“Sejak kemitraan ini dimulai, masyarakat Tulung Agung semakin sadar bahwa sampah bisa bernilai ekonomi. Selain itu, dengan pengelolaan sampah yang baik, lingkungan juga semakin bersih. Bisa dikatakan, saat ini sulit menemukan sampah plastik yang dibuang sembarangan di Tulung Agung, khususnya botol plastik,” katanya seraya tertawa lebar.

Didampingi Danone-Aqua dan YPCII, Bangoan Bumi Lestari juga meningkatkan kesejahteraan pemulung dan pekerja dengan jaminan sosial. Caranya, para mitra-mitra itu didampingi agar terdaftar di BPJS.

Foto: Dame Ambarita
Bernardus Tris Widijatmoko, bos Bangoan Bumi Lestari (kanan) dan Packaging Circularity Senior Manager Danone, Jeffri Ricadro (kiri), di Bangoan Collection Center, Tulungagung, Selasa (19/7/2022).

Jeffri Ricardo, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia, dalam kesempatan itu menyebutkan, Danone-AQUA serius dalam penanganan dan pengelolaan sampah plastik di Indonesia. “Konsepnya adalah 3 R, yakni reduse, reuse, dan recycle,” kata Jefri.

Untuk Reduce, Danone-AQUA sejak lama telah mengurangi penggunaan segel plastik di botol air kemasan Aqua, tanpa mengurangi keamanan air minum di dalamnya. Reuse, Aqua menggunakan botol galon yang bisa dipakai berulang kali. Dan recycle, pihak Aqua mengumpulkan kembali botol-botol plastik ke pabrik, untuk didaur ulang.

Sebagai bentuk keseriusan dalam melakukan ekonomi sirkular, Danone-AQUA –selaku salahsatu pengguna massal botol plastik di Indonesia–, bersama Danone Ecosystem, Veolia, dan YPCII, telah menelurkan Inclusive Recycling Indonesia (IRI). IRI adalah program pengelolaan sampah, yang bertujuan untuk peningkatan daur ulang sampah plastik di Indonesia. IRI mengembangkan kerjasama unit-unit bisnis pengumpulan sampah plastik, mengoptimalkan produktivitas fasilitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat, membangun kerjasama dengan industri daur ulang dan perusahaan-perusahaan swasta.

“IRI juga bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah,” kata Jefri.

Selain penerapan ekonomi sirkular yang mengubah botol bekas menjadi produk yang sama, program IRI juga bertujuan menyejahterakan para mitra yang terlibat. Mulai dari memberi BPJS Ketenagakerjaan, penghasilan, hingga edukasi.

Para pengepul dan pengelola TPS3R yang telah mendapatkan edukasi tentang pemilahan dan pengelolaan sampah, selanjutnya diharapkan akan menularkan informasi tersebut kepada masyarakat yang menjadi pelanggan. Pada akhirnya, dapat terbentuk perilaku yang bertanggung jawab atas sampah mereka. Dan akhirnya mengurangi pembuangan sampah ke tempat pemrosesan akhir (TPA).

“Hingga kini, program IRI telah memberikan manfaat sosial kepada 1.147 orang dalam bentuk penerima BPJS, Tabungan Emas, dan Tabungan Pensiun,” kata Jefri.

Lantas, mengapa DanoneAQUA -memilih Bangoan Bumi Lestari sebagai salahsatu mitranya?

Kata Jefri, Pak Moko memiliki komitmen soal pengelolaan sampah. “Sebagai pekerjaan nonformal, ada tantangan tersendiri membuka bisnis seperti ini. Diperlukan komitmen yang jelas. Pak Moko ini orangnya aktif. Turun langsung membina mitra-mitra pengepul. Karenannya, Danone-Aqua pun komit mendukungnya berkembang hingga besar,” jelasnya.

Berdiri sejak 2014, keberadaan Bangoan Bumi Lestari dinilai telah memberikan dampak yang cukup siginifikan bagi masyarakat dan lingkungan. “Lingkungan Tulung Agung relatif lebih bersih, meski ya belum sesuai harapan ideal. Warga lansia bisa produktif lagi. Dan masyarakat umum memperoleh penghasilan sampingan dari sampah yang dulunya hanya dibuang,” kata Jefri.

Sepanjang 2022, kontribusi Bangoan Bumi Lestari Collection Center untuk alur prinsip ekonomi sirkular Danone-Aqua, telah menyumbang sebesar 31,19% bahan baku pabrik PT Veolia, dari total 6.380,9 ton botol PET yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia. Kontribusi itu menjadi yang terbesar dibandingkan fasilitas serupa di Surabaya, Semarang, Jombang, Magelang, dan Probolinggo. (mea/bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/