26.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Pengobatan Jantung Bawaan Tanpa Bedah Ulang, IJN : Tingkat Keberhasilan 95 Persen dan Sembuh

MEDAN, SUMUTPOS.Co – Perkembangan teknologi medis, Institut Jantung Negara (IJN) terus berinovasi dan memperkenalkan prosedur baru untuk membantu pasien penyakit jantung bawaan. Hal tersebut, dalam upaya memperluas jangkauan pilihan pengobatan non-invasif.

Hal itu, disampaikan oleh Ketua Pegawai Klinikal IJN, Dr. Hasri Samion dalam acara press conference yang digelar secara virtual melalui zoom, Rabu (2/11) sore. Ia mengatakan bahwa dalam pengobatan tersebut, dengan produser terapi penggantian katup pulmonal transkateter (TPV), adalah metode non-bedah yang berupaya memulihkan fungsi katup pulmonal.

Hasri menjelaskan metode ini secara khusus ditujukan untuk anak-anak dan orang dewasa yang hidup dengan penyakit jantung bawaan yang juga menderita penyakit katup paru, terutama mereka yang perlu mengganti katup atau saluran bedah mereka.

“Katup pulmonal menyalurkan aliran darah dari jantung ke paru-paru. Ketika katup ini tidak berfungsi dengan baik, pasien yang terkena mungkin menderita sesak napas, kelelahan, dan gangguan fungsi paru-paru,” ucap Hasri.

Kepala Pusat Jantung Anak & Bawaan, Dr Marhisham Che Mood menjelaskan, penyakit katup pulmonal sering terjadi pada pasien jantung bawaan. Sebelum pilihan non-bedah seperti terapi TPV, pasien penyakit jantung bawaan harus menjalani prosedur invasif untuk memperbaiki katup paru yang rusak.

Yang memperparah masalah ini adalah kenyataan bahwa banyak dari pasien ini nantinya perlu mengganti katup atau saluran bedah mereka saat mereka tumbuh menjadi dewasa.

“Beberapa pasien penyakit jantung kongenital mungkin hanya membesar melebihi katup bedah mereka. Atau, beberapa saluran atau katup dapat aus seiring waktu, atau menyempit karena penumpukan endapan kalsium dan mineral,” jelas Dr Marhisham Che Mood.

“Melalui prosedur seperti terapi TPV, kami dapat dengan mudah mengganti katup yang rusak ini tanpa harus menempatkan pasien melalui prosedur invasif seperti operasi jantung terbuka seperti di masa lalu,” lanjutnya.

Dr Marhisham menambahkan, prosedur TPV adalah salah satu yang telah diuji dan terbukti secara klinis, dan memiliki rekam jejak 10 tahun bukti mengenai keamanan dan kemanjurannya.

Sementara itu chief executive officer IJN Datuk Dr Aizai Azan Abdul Rahim mengatakan, pengenalan prosedur ini adalah bagian dari tujuan IJN yang lebih luas untuk membuat perawatan berkualitas tinggi dapat diakses oleh lebih banyak orang Malaysia.

“Bagi kami, tolok ukur kualitas juga mencakup bagaimana proses pengobatan mempengaruhi pasien juga. Inilah sebabnya kami selalu tertarik untuk mengeksplorasi dan membawa prosedur yang lebih baru dan lebih non-invasif di sini di IJN,” tambahnya.

Dr. Hasri menambahkan, prosedur ini di berbagai negara sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95%. Namun prosedur baru ini mulai dilakukan di IJN Malaysia mulai tahun ini.

“Tingkat keberhasilan prosedur ini dari berbagai negara tinggi sekali, lebih dari 95%. Untuk di IJN Malaysia, prosedur ini sudah dilakukan beberapa pekan lalu terhadap dua pasien. Semuanya berhasil dilakukan dan bisa pulang di hari kedua. Semuanya terlihat bagus dan tetap dilakukan pemantauan,” ujarnya.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.Co – Perkembangan teknologi medis, Institut Jantung Negara (IJN) terus berinovasi dan memperkenalkan prosedur baru untuk membantu pasien penyakit jantung bawaan. Hal tersebut, dalam upaya memperluas jangkauan pilihan pengobatan non-invasif.

Hal itu, disampaikan oleh Ketua Pegawai Klinikal IJN, Dr. Hasri Samion dalam acara press conference yang digelar secara virtual melalui zoom, Rabu (2/11) sore. Ia mengatakan bahwa dalam pengobatan tersebut, dengan produser terapi penggantian katup pulmonal transkateter (TPV), adalah metode non-bedah yang berupaya memulihkan fungsi katup pulmonal.

Hasri menjelaskan metode ini secara khusus ditujukan untuk anak-anak dan orang dewasa yang hidup dengan penyakit jantung bawaan yang juga menderita penyakit katup paru, terutama mereka yang perlu mengganti katup atau saluran bedah mereka.

“Katup pulmonal menyalurkan aliran darah dari jantung ke paru-paru. Ketika katup ini tidak berfungsi dengan baik, pasien yang terkena mungkin menderita sesak napas, kelelahan, dan gangguan fungsi paru-paru,” ucap Hasri.

Kepala Pusat Jantung Anak & Bawaan, Dr Marhisham Che Mood menjelaskan, penyakit katup pulmonal sering terjadi pada pasien jantung bawaan. Sebelum pilihan non-bedah seperti terapi TPV, pasien penyakit jantung bawaan harus menjalani prosedur invasif untuk memperbaiki katup paru yang rusak.

Yang memperparah masalah ini adalah kenyataan bahwa banyak dari pasien ini nantinya perlu mengganti katup atau saluran bedah mereka saat mereka tumbuh menjadi dewasa.

“Beberapa pasien penyakit jantung kongenital mungkin hanya membesar melebihi katup bedah mereka. Atau, beberapa saluran atau katup dapat aus seiring waktu, atau menyempit karena penumpukan endapan kalsium dan mineral,” jelas Dr Marhisham Che Mood.

“Melalui prosedur seperti terapi TPV, kami dapat dengan mudah mengganti katup yang rusak ini tanpa harus menempatkan pasien melalui prosedur invasif seperti operasi jantung terbuka seperti di masa lalu,” lanjutnya.

Dr Marhisham menambahkan, prosedur TPV adalah salah satu yang telah diuji dan terbukti secara klinis, dan memiliki rekam jejak 10 tahun bukti mengenai keamanan dan kemanjurannya.

Sementara itu chief executive officer IJN Datuk Dr Aizai Azan Abdul Rahim mengatakan, pengenalan prosedur ini adalah bagian dari tujuan IJN yang lebih luas untuk membuat perawatan berkualitas tinggi dapat diakses oleh lebih banyak orang Malaysia.

“Bagi kami, tolok ukur kualitas juga mencakup bagaimana proses pengobatan mempengaruhi pasien juga. Inilah sebabnya kami selalu tertarik untuk mengeksplorasi dan membawa prosedur yang lebih baru dan lebih non-invasif di sini di IJN,” tambahnya.

Dr. Hasri menambahkan, prosedur ini di berbagai negara sudah dilakukan sejak 10 tahun lalu dengan tingkat keberhasilan lebih dari 95%. Namun prosedur baru ini mulai dilakukan di IJN Malaysia mulai tahun ini.

“Tingkat keberhasilan prosedur ini dari berbagai negara tinggi sekali, lebih dari 95%. Untuk di IJN Malaysia, prosedur ini sudah dilakukan beberapa pekan lalu terhadap dua pasien. Semuanya berhasil dilakukan dan bisa pulang di hari kedua. Semuanya terlihat bagus dan tetap dilakukan pemantauan,” ujarnya.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/