31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Pengusaha Minta Pembangkit Listrik Permanen

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Kapal MV KPS Onur Sultan sandar di dermaga PLTGU Sicanang, Belawan. Kebaradaan kapal pembangkit listrik ini mulai diprotes warga, Selasa (23/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku usaha di Sumut tampaknya masih trauma dengan pemadaman listrik secara bergilir, hal ini muncul karena hingga kini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak kunjung memberikan solusi jangka panjang terhadap krisis kelistrikan di Sumut. Dari tahun ke tahun, hanya solusi jangka pendek dengan memasang genset untuk menghindari pemadaman listrik secara instant.

Kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki diresmikan untuk dioperasikan pada Minggu (4/6) kemarin. Kapal listrik dengan kemampuan 240 MW itu akan memberikan jawaban krisis listrik selama lima tahun mendatang.

“Ya, mudah-mudahan Sumut sudah bebas krisis listrik dan tidak terjadi lagi pemadaman bergilir seperti yang selama ini kita alami,” ujar Direktur Eksekutif Kadin Sumut, Hendra kepada Sumut Pos, Senin (5/6).

Namun, dia mengkritik penyewaan kapal listrik asal Turki yang dilakukan tersebut hanya solusi jangka pendek. Tentunya, biaya sewa dan sumber pendanaanya perlu dipikirkan dengan hati-hati, jangan sampai tidak sesuai dengan aturan yang ada.

“Jadi, yang memang harus prioritas dikerjakan itu adalah menyelesaikan proyek-proyek pembangkit yang sudah berjalan. Bahkan, kalau perlu ditingkatkan lagi sumber-sumber baru seperti renewable energy. Ini baru bagian memberikan kenyamanan bagi usaha di Sumut dan benar-benar menjawab solusi kelistrikan di Sumut,” paparnya.

Hal senada diutarakan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Johan Brien. Menurut dia, perencanaan yang dilakukan PLN harus benar-benar dioptimalkan. Artinya, jangan sampai nanti ada lagi pemadaman. Sebab, jika terjadi hal itu jelas sangat mengganggu orang yang mau beribadah di bulan puasa dan lebaran serta kalangan pengusaha.

“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan yang dilakukan. Namun demikian, jangan ada alasan lagi PLN melakukan pemadaman,” tutur Johan Brien.

Dia menyebutkan, dalam kurun waktu penyewaan kapal listrik dari Turki, PT PLN dan pemerintah sebaiknya sudah memiliki pembangkit yang baru. Dengan kata lain, tidak hanya mengandalkan pembangkit milik negara lain. Sebab, ketika masa sewa sudah habis tetapi belum ada pembangkit baru tentunya persoalan listrik muncul kembali. Akankah masalah ini terus dihadapi masyarakat Sumut?

“Jika terus-terusan menyewa, tentunya biaya akan membengkak. Informasinya, biaya sewa yang dikeluarkan sangat tinggi. Kalau tidak salah hampir tiga kali lipat dari yang umumnya (genset). Sebab, pembangkit itu berbentuk kapal. Bisa ditanyakan kepada PLN biaya sewanya berapa. Lalu, bila dibandingkan dengan menyewa genset, di mana bedanya? Oleh sebab itu, kebijakan ini harus dioptimalkan benar sehingga tidak membuang-buang biaya. Tujuannya untuk membantu masyarakat Sumut tapi malah merugikan,” tukasnya.

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Kapal MV KPS Onur Sultan sandar di dermaga PLTGU Sicanang, Belawan. Kebaradaan kapal pembangkit listrik ini mulai diprotes warga, Selasa (23/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaku usaha di Sumut tampaknya masih trauma dengan pemadaman listrik secara bergilir, hal ini muncul karena hingga kini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tak kunjung memberikan solusi jangka panjang terhadap krisis kelistrikan di Sumut. Dari tahun ke tahun, hanya solusi jangka pendek dengan memasang genset untuk menghindari pemadaman listrik secara instant.

Kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki diresmikan untuk dioperasikan pada Minggu (4/6) kemarin. Kapal listrik dengan kemampuan 240 MW itu akan memberikan jawaban krisis listrik selama lima tahun mendatang.

“Ya, mudah-mudahan Sumut sudah bebas krisis listrik dan tidak terjadi lagi pemadaman bergilir seperti yang selama ini kita alami,” ujar Direktur Eksekutif Kadin Sumut, Hendra kepada Sumut Pos, Senin (5/6).

Namun, dia mengkritik penyewaan kapal listrik asal Turki yang dilakukan tersebut hanya solusi jangka pendek. Tentunya, biaya sewa dan sumber pendanaanya perlu dipikirkan dengan hati-hati, jangan sampai tidak sesuai dengan aturan yang ada.

“Jadi, yang memang harus prioritas dikerjakan itu adalah menyelesaikan proyek-proyek pembangkit yang sudah berjalan. Bahkan, kalau perlu ditingkatkan lagi sumber-sumber baru seperti renewable energy. Ini baru bagian memberikan kenyamanan bagi usaha di Sumut dan benar-benar menjawab solusi kelistrikan di Sumut,” paparnya.

Hal senada diutarakan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Johan Brien. Menurut dia, perencanaan yang dilakukan PLN harus benar-benar dioptimalkan. Artinya, jangan sampai nanti ada lagi pemadaman. Sebab, jika terjadi hal itu jelas sangat mengganggu orang yang mau beribadah di bulan puasa dan lebaran serta kalangan pengusaha.

“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan yang dilakukan. Namun demikian, jangan ada alasan lagi PLN melakukan pemadaman,” tutur Johan Brien.

Dia menyebutkan, dalam kurun waktu penyewaan kapal listrik dari Turki, PT PLN dan pemerintah sebaiknya sudah memiliki pembangkit yang baru. Dengan kata lain, tidak hanya mengandalkan pembangkit milik negara lain. Sebab, ketika masa sewa sudah habis tetapi belum ada pembangkit baru tentunya persoalan listrik muncul kembali. Akankah masalah ini terus dihadapi masyarakat Sumut?

“Jika terus-terusan menyewa, tentunya biaya akan membengkak. Informasinya, biaya sewa yang dikeluarkan sangat tinggi. Kalau tidak salah hampir tiga kali lipat dari yang umumnya (genset). Sebab, pembangkit itu berbentuk kapal. Bisa ditanyakan kepada PLN biaya sewanya berapa. Lalu, bila dibandingkan dengan menyewa genset, di mana bedanya? Oleh sebab itu, kebijakan ini harus dioptimalkan benar sehingga tidak membuang-buang biaya. Tujuannya untuk membantu masyarakat Sumut tapi malah merugikan,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/