27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

95 Persen Fillet Tilapia Produksi Regal Springs Diekspor ke AS dan Eropa

BINCANG: Country Plan Manager PT Regal Springs Indonesia (RSI) Joko Suhendro (dua kanan) didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, memaparkan proses pengolahan ikan, Kamis (6/1). 
BINCANG: Country Plan Manager PT Regal Springs Indonesia (RSI) Joko Suhendro (dua kanan) didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, memaparkan proses pengolahan ikan, Kamis (6/1). 

SUMUTPOS.CO – Sekitar 95 persen fillet ikan tilapia yang diproduksi PT Regal Springs Indonesia (RSI) yang dibesarkan di perairan Danau Toba, diekspor ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat dan ke Eropa.

“Ke Amerika sekitar 55 persen, Eropa 40 persen. Sisanya 5 persen didistribusikan di pasar lokal,” kata

Country Plan Manager PT RSI, Joko Suhendro saat memberikan pemaparan dalam kunjungan media ke pabrik di Lubuk Naga, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (6/2).

Didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, Joko menjelaskan selain fillet yang dijual dalam kemasan potongan top dan bottom, RSI juga menjual sisik, kulit, dan minyak ikan.

“Sisik ikan dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, kulit ikan dijadikan untuk farnasi khususnya pengobatan luka bakar di Jerman. Sementara lemak di perut ikan diproses di suhu hingga 200 derajat Celsiua untuk dijadikan sebagai minyak biodiesel,” jelasnya.

Sisanya berupa tetelan ikan, kepala, dan kerangka utuh ikan dijual di pasar domestik untuk diproduksi oleh pihak ketiga menjadi beragam produk makanan. Misalnya tetelan dihadikan bakson ikan, tulangnya digiling menjadi tepung ikan sebagai bahan pakan atau pelet untuk ikan lele. Bagian kepala dijual di pasar domestik dan luar negeri.

“Pengolahan ikan Tilapia RSI di sini telah memenuhi semua peraturan lokal dan nasional Indonesia serta standar-standar tambahan yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk pengolahan Naturally

Better Tilapia dan penjualannya ke pasar. Sebagai usaha yang terintegrasi secara vertikal, kami menjalankan model Jaminan Mutu dan Cara Pengolahan yang Baik pada seluruh tahapan produksi untuk manajemen standar keselamatan, mutu, ketertelusuran, pemanenan, pengolahan dan produk akhir,” kata Joko Suhendro.

Awalnya, pembibitan dan pemuliaan ikan dilakukan di Lubuk Naga hingga usia 1,5 bulan. Selanjutnya dibesarkan di keramba jaring apung di perairan Danau Toba hingga usia 6-9 bulan.

Setelah dipanen, ikan diangkut dalam keadaan hidup ke pabrik dari Danau Toba dan diolah dalam hitungan jam.

“Setiap Naturally Better Tilapia diolah dengan cara filleting dengan tangan, pengeprisan, pemeriksaan dan pengemasan menjadi produk akhir siap dimasak,” tambah Joko.

Menurutnya, pengeprisan secara manual menghasilkan produk fillet yang lebih baik dibanding dengan alat mesin, yang tingkat lost dagingnya mencapai 5 persen.

“Setiap hari kami mengolah sekitar 110-115 ton ikan tilapia di pabrik. Menghasilkan fillet siap jual sekitar 47 ton per hari. Fillet ini diangkut minimal 3 kontainer per hari ke luar negeri dengan kapal laut. Fillet ini tahan 24 bulan dengan kondisi pembekuan,” jelasnya.

Jika diakumulasi, pabrik ini mampu menghasilkan produksi ikan fillet dalam jumlah 20 ribu ton per tahun.

Untuk mengerjakan seluruh proses pekerjaan mulai dari pembibitan ikan, pengolahan, hingga ke tahap distribusi, perusahaan mempekerjakan 1.737 karyawan di pabrik pengolahan dengan 98 persen di antaranya adalah adalah warga lokal.

Tim telah terlatih untuk menjalankan standar Regal Springs, termasuk memenuhi semua peraturan yang berlaku di Indonesia dan dilatih untuk memenuhi ketentuan kesehatan dan keselamatan,” pungkas Joko.

Berdasarkan survey sebuah lembaga independen dari Vietnam, ikan tilapia yang dikembangkan Regals Springs di KJA Danau Toba merupakan satu dari dua ikan tilapia terbaik di dunia. Saingannya adalah yang dikembangkan di Guangzhou, China.

Di akhir sesi paparan, Kasan Mulyono mengatakan, menurut lembaga independen yang membuat penilaian soal kualitas ikan tilapia, ikan tilapia yang dibesarkan di perairan Danau Toba memiliki citarasa yang paling disukai konsumen. (rel/mea)

BINCANG: Country Plan Manager PT Regal Springs Indonesia (RSI) Joko Suhendro (dua kanan) didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, memaparkan proses pengolahan ikan, Kamis (6/1). 
BINCANG: Country Plan Manager PT Regal Springs Indonesia (RSI) Joko Suhendro (dua kanan) didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, memaparkan proses pengolahan ikan, Kamis (6/1). 

SUMUTPOS.CO – Sekitar 95 persen fillet ikan tilapia yang diproduksi PT Regal Springs Indonesia (RSI) yang dibesarkan di perairan Danau Toba, diekspor ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat dan ke Eropa.

“Ke Amerika sekitar 55 persen, Eropa 40 persen. Sisanya 5 persen didistribusikan di pasar lokal,” kata

Country Plan Manager PT RSI, Joko Suhendro saat memberikan pemaparan dalam kunjungan media ke pabrik di Lubuk Naga, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (6/2).

Didampingi External Affairs Senior Manager, Kasan Mulyono, Joko menjelaskan selain fillet yang dijual dalam kemasan potongan top dan bottom, RSI juga menjual sisik, kulit, dan minyak ikan.

“Sisik ikan dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, kulit ikan dijadikan untuk farnasi khususnya pengobatan luka bakar di Jerman. Sementara lemak di perut ikan diproses di suhu hingga 200 derajat Celsiua untuk dijadikan sebagai minyak biodiesel,” jelasnya.

Sisanya berupa tetelan ikan, kepala, dan kerangka utuh ikan dijual di pasar domestik untuk diproduksi oleh pihak ketiga menjadi beragam produk makanan. Misalnya tetelan dihadikan bakson ikan, tulangnya digiling menjadi tepung ikan sebagai bahan pakan atau pelet untuk ikan lele. Bagian kepala dijual di pasar domestik dan luar negeri.

“Pengolahan ikan Tilapia RSI di sini telah memenuhi semua peraturan lokal dan nasional Indonesia serta standar-standar tambahan yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk pengolahan Naturally

Better Tilapia dan penjualannya ke pasar. Sebagai usaha yang terintegrasi secara vertikal, kami menjalankan model Jaminan Mutu dan Cara Pengolahan yang Baik pada seluruh tahapan produksi untuk manajemen standar keselamatan, mutu, ketertelusuran, pemanenan, pengolahan dan produk akhir,” kata Joko Suhendro.

Awalnya, pembibitan dan pemuliaan ikan dilakukan di Lubuk Naga hingga usia 1,5 bulan. Selanjutnya dibesarkan di keramba jaring apung di perairan Danau Toba hingga usia 6-9 bulan.

Setelah dipanen, ikan diangkut dalam keadaan hidup ke pabrik dari Danau Toba dan diolah dalam hitungan jam.

“Setiap Naturally Better Tilapia diolah dengan cara filleting dengan tangan, pengeprisan, pemeriksaan dan pengemasan menjadi produk akhir siap dimasak,” tambah Joko.

Menurutnya, pengeprisan secara manual menghasilkan produk fillet yang lebih baik dibanding dengan alat mesin, yang tingkat lost dagingnya mencapai 5 persen.

“Setiap hari kami mengolah sekitar 110-115 ton ikan tilapia di pabrik. Menghasilkan fillet siap jual sekitar 47 ton per hari. Fillet ini diangkut minimal 3 kontainer per hari ke luar negeri dengan kapal laut. Fillet ini tahan 24 bulan dengan kondisi pembekuan,” jelasnya.

Jika diakumulasi, pabrik ini mampu menghasilkan produksi ikan fillet dalam jumlah 20 ribu ton per tahun.

Untuk mengerjakan seluruh proses pekerjaan mulai dari pembibitan ikan, pengolahan, hingga ke tahap distribusi, perusahaan mempekerjakan 1.737 karyawan di pabrik pengolahan dengan 98 persen di antaranya adalah adalah warga lokal.

Tim telah terlatih untuk menjalankan standar Regal Springs, termasuk memenuhi semua peraturan yang berlaku di Indonesia dan dilatih untuk memenuhi ketentuan kesehatan dan keselamatan,” pungkas Joko.

Berdasarkan survey sebuah lembaga independen dari Vietnam, ikan tilapia yang dikembangkan Regals Springs di KJA Danau Toba merupakan satu dari dua ikan tilapia terbaik di dunia. Saingannya adalah yang dikembangkan di Guangzhou, China.

Di akhir sesi paparan, Kasan Mulyono mengatakan, menurut lembaga independen yang membuat penilaian soal kualitas ikan tilapia, ikan tilapia yang dibesarkan di perairan Danau Toba memiliki citarasa yang paling disukai konsumen. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/