32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sejumlah SPBU Tak Lagi Jual Premium

Menurut Wianda, sejak diluncurkan Pertalite pada pertengahan tahun lalu (2015), ternyata ekspetasi konsumsi masyarakat justru melebih dari target yang ditetapkan Pertamina. Pada akhir tahun 2015 yang tadinya berpikir hanya cukup menyediakan Pertalite pada 500 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, ternyata ekspetasi masyarakat sangat tinggi hingga menyediakan Pertalite di 1.000 lebih SPBU.

“Pertalite dan Pertamax yang merupakan bagian dari produk penjualan Pertamax Series, sudah mengambil komposisi konsumsi secara nasional sekitar 45%. Sehingga, yang tadinya didominasi oleh Premium maka berubah menjadi Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus,” pungkas Wianda.

Sebelumnya, Officer Communication Pertamina MOR I Sumbagut, Arya Yusa mengatakan, sebanyak 6 SPBU tak menjual lagi premium. Dari keenam SPBU itu, 3 diantaranya sejak 1 Agustus dan 3 lagi terhitung 8 Agustus.

“Itu boleh saja karena sudah termasuk dalam bisnis. Kalau margin (keuntungan) yang diperoleh SPBU lebih besar dari menjual Pertalite dan Pertamax, kenapa enggak. Kita pun tidak memaksakan mereka (SPBU) untuk menjual Premium. Jadi, bila SPBU lebih untung menjual Pertalite dan Pertamax kami mempersilahkan,” sebut Arya beberapa waktu lalu.

Dikatakan Arya, tidak ada keharusan SPBU untuk menjual Premium. Sebab, Premium sendiri bukan lagi BBM subsidi dan hanya penugasan. Terkecuali, jenis solar yang masih disubsidi pemerintah.

“Sejauh ini belum ada lagi SPBU yang bermohon untuk tak menjual premium. Namun, kemungkinan akan ada lagi karena saat ini penjualan Pertalite terus meningkat,” tuturnya.

Lebih lanjut sebelumnya Arya mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana penghapusan Premium lantaran pihaknya bukan regulator. Sebab, regulasi Premium langsung dari kementerian.

“Kita hanya memfasilitasi pengusaha SPBU yang omset Pertalite dan Pertamax tinggi. Karena, banyak pengusaha yang minta ganti dari Premium ke Pertalite. Sebab, keuntungan yang didapat dari Pertalite bisa dibilang dua kali lipat dari Premium. Namun, kalau di terminal BBM kita tetap mewajibkan untuk menjual Premium. Terutama, bagi omset Premiumnya lebih besar dibandingkan dengan Pertalite,” papar Arya. (ris/ije)

Data SPBU di Medan Tak Sediakan Premium
1. SPBU 14201115 (Jalan Sudirman)
2. SPBU 142011154 (Jalan Juanda)
3. SPBU 11201106 (Coco Polonia)
4. SPBU 142011126 (Jalan Brigjen Katamso)
5. SPBU 11201103 (Coco Jalan Brigjen Katamso)
6. SPBU 14201109 (Jalan Jamin Ginting Simpang Pos)

Menurut Wianda, sejak diluncurkan Pertalite pada pertengahan tahun lalu (2015), ternyata ekspetasi konsumsi masyarakat justru melebih dari target yang ditetapkan Pertamina. Pada akhir tahun 2015 yang tadinya berpikir hanya cukup menyediakan Pertalite pada 500 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia, ternyata ekspetasi masyarakat sangat tinggi hingga menyediakan Pertalite di 1.000 lebih SPBU.

“Pertalite dan Pertamax yang merupakan bagian dari produk penjualan Pertamax Series, sudah mengambil komposisi konsumsi secara nasional sekitar 45%. Sehingga, yang tadinya didominasi oleh Premium maka berubah menjadi Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus,” pungkas Wianda.

Sebelumnya, Officer Communication Pertamina MOR I Sumbagut, Arya Yusa mengatakan, sebanyak 6 SPBU tak menjual lagi premium. Dari keenam SPBU itu, 3 diantaranya sejak 1 Agustus dan 3 lagi terhitung 8 Agustus.

“Itu boleh saja karena sudah termasuk dalam bisnis. Kalau margin (keuntungan) yang diperoleh SPBU lebih besar dari menjual Pertalite dan Pertamax, kenapa enggak. Kita pun tidak memaksakan mereka (SPBU) untuk menjual Premium. Jadi, bila SPBU lebih untung menjual Pertalite dan Pertamax kami mempersilahkan,” sebut Arya beberapa waktu lalu.

Dikatakan Arya, tidak ada keharusan SPBU untuk menjual Premium. Sebab, Premium sendiri bukan lagi BBM subsidi dan hanya penugasan. Terkecuali, jenis solar yang masih disubsidi pemerintah.

“Sejauh ini belum ada lagi SPBU yang bermohon untuk tak menjual premium. Namun, kemungkinan akan ada lagi karena saat ini penjualan Pertalite terus meningkat,” tuturnya.

Lebih lanjut sebelumnya Arya mengatakan, hingga saat ini belum ada rencana penghapusan Premium lantaran pihaknya bukan regulator. Sebab, regulasi Premium langsung dari kementerian.

“Kita hanya memfasilitasi pengusaha SPBU yang omset Pertalite dan Pertamax tinggi. Karena, banyak pengusaha yang minta ganti dari Premium ke Pertalite. Sebab, keuntungan yang didapat dari Pertalite bisa dibilang dua kali lipat dari Premium. Namun, kalau di terminal BBM kita tetap mewajibkan untuk menjual Premium. Terutama, bagi omset Premiumnya lebih besar dibandingkan dengan Pertalite,” papar Arya. (ris/ije)

Data SPBU di Medan Tak Sediakan Premium
1. SPBU 14201115 (Jalan Sudirman)
2. SPBU 142011154 (Jalan Juanda)
3. SPBU 11201106 (Coco Polonia)
4. SPBU 142011126 (Jalan Brigjen Katamso)
5. SPBU 11201103 (Coco Jalan Brigjen Katamso)
6. SPBU 14201109 (Jalan Jamin Ginting Simpang Pos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/