30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bulog Sumut Terima 10.000 Ton Lagi Beras Impor

Diungkapkan dia, harga beras medium di Sumut saat ini masih di atas Rp10.000/kg atau di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk HET beras medium sendiri yakni Rp9.900/kg.

“Makanya OP masih terus lanjut selama belum di bawah HET beras medium Rp9.900. Artinya, OP yang dilakukan untuk menstabilkan harga beras. Sejauh ini sudah tersalurkan 14.000 ton sejak November 2017 dan paling banyak di Medan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan beras di Sumut selain impor pihaknya juga melakukan pembelian kepada petani. Selama tiga bulan terakhir, pembelian beras ke petani jumlahnya hampir mencapai 800 ton.

Total pembelian ini merupakan yang terbesar dalam 10 tahun terakhir, sebab biasanya hanya sekitar 500 ton. Pembelian dilakukan di Padang Sidempuan, Sibolga, Nias dan paling banyak di Deli Serdang.

“Target pembelian beras ke petani sebanyak 20.000 ton. Beras yang dibeli tersebut jenisnya komersil dan non komersil. Untuk harga beli sekitar Rp8.600-Rp.8.700/kg (beras non komersil), sedangkan beras komersil dibeli seharga Rp10.000/kg,” bebernya.

#Waspadai Beras Kimia#

Disinggung jika terlalu lama disimpan di gudang kualitas atau mutu beras berkurang, Benhur mengatakan bahwa beras yang distok relatif lebih cepat disalurkan dengan rata-rata 2-3 bulan. Namun, sebelumnya bisa sampai di atas 6 bulan.

“Sekalipun terjadi penurunan mutu, kita ada proses standarisasi yang dilakukan sebelum penyaluran kepada masyarakat. Standarisasi yang dilakukan misalnya reprosing, apakah beras tersebut sudah terjamin kebersihannya dari kutu,” cetusnya.

Ia menyebutkan, apabila beras ada kutunya bukan menandakan kualitasnya menurun tetapi merupakan original atau asli. Dengan kata lain, tidak mengandung bahan kimia. Namun, apabila beras tersebut mengandung bahan kimia maka kutu tidak akan ada atau lengket.

“Kutu itu merupakan bagian dari beras. Kalau beras tidak berkutu, maka diharapkan hati-hati (mengandung bahan kimia),” ucapnya.

Benhur mencontohkan, apabila ingin tahu apakah beras yang dibeli original atau mengandung bahan kimia dapat diuji dengan menyimpannya dalam waktu sebulan. Kemudian, kalau tidak berkutu maka hati-hati, apalagi warnanya putih.

“Idealnya seminggu atau dua minggu sudah ada kutunya, dan itu menunjukkan beras tersebut asli tanpa bahan kimia (yang disemprotkan). Jadi, kutu itu sebenarnya tidak ada masalah hanya memang perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk bahan makan,” tegasnya.

Diungkapkan dia, harga beras medium di Sumut saat ini masih di atas Rp10.000/kg atau di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Untuk HET beras medium sendiri yakni Rp9.900/kg.

“Makanya OP masih terus lanjut selama belum di bawah HET beras medium Rp9.900. Artinya, OP yang dilakukan untuk menstabilkan harga beras. Sejauh ini sudah tersalurkan 14.000 ton sejak November 2017 dan paling banyak di Medan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan beras di Sumut selain impor pihaknya juga melakukan pembelian kepada petani. Selama tiga bulan terakhir, pembelian beras ke petani jumlahnya hampir mencapai 800 ton.

Total pembelian ini merupakan yang terbesar dalam 10 tahun terakhir, sebab biasanya hanya sekitar 500 ton. Pembelian dilakukan di Padang Sidempuan, Sibolga, Nias dan paling banyak di Deli Serdang.

“Target pembelian beras ke petani sebanyak 20.000 ton. Beras yang dibeli tersebut jenisnya komersil dan non komersil. Untuk harga beli sekitar Rp8.600-Rp.8.700/kg (beras non komersil), sedangkan beras komersil dibeli seharga Rp10.000/kg,” bebernya.

#Waspadai Beras Kimia#

Disinggung jika terlalu lama disimpan di gudang kualitas atau mutu beras berkurang, Benhur mengatakan bahwa beras yang distok relatif lebih cepat disalurkan dengan rata-rata 2-3 bulan. Namun, sebelumnya bisa sampai di atas 6 bulan.

“Sekalipun terjadi penurunan mutu, kita ada proses standarisasi yang dilakukan sebelum penyaluran kepada masyarakat. Standarisasi yang dilakukan misalnya reprosing, apakah beras tersebut sudah terjamin kebersihannya dari kutu,” cetusnya.

Ia menyebutkan, apabila beras ada kutunya bukan menandakan kualitasnya menurun tetapi merupakan original atau asli. Dengan kata lain, tidak mengandung bahan kimia. Namun, apabila beras tersebut mengandung bahan kimia maka kutu tidak akan ada atau lengket.

“Kutu itu merupakan bagian dari beras. Kalau beras tidak berkutu, maka diharapkan hati-hati (mengandung bahan kimia),” ucapnya.

Benhur mencontohkan, apabila ingin tahu apakah beras yang dibeli original atau mengandung bahan kimia dapat diuji dengan menyimpannya dalam waktu sebulan. Kemudian, kalau tidak berkutu maka hati-hati, apalagi warnanya putih.

“Idealnya seminggu atau dua minggu sudah ada kutunya, dan itu menunjukkan beras tersebut asli tanpa bahan kimia (yang disemprotkan). Jadi, kutu itu sebenarnya tidak ada masalah hanya memang perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk bahan makan,” tegasnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/