30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Asian Agri Dukung Peremajaan Kebun Sawit & Bibit Unggul Asli

Buat Sawit-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini usia sebagian besar tanaman kelapa sawit petani dan perusahaan sudah mencapai usia tua – rata-rata di atas 25 tahun. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas. Guna menjaga kelangsungan suplai dan kualitas minyak mentah kelapa sawit atau CPO, Asian Agri bersama petani dan dengan dukungan pemerintah, berusaha meningkatkan produksi crude palm oil dan turunannya melalui program peremajaan pada tanaman sawit yang sudah tua.

“Peremajaan kelapa sawit merupakan salah satu upaya dalam prinsip keberlanjutan atau sustainability. Karena selain banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif. Program peremajaan juga diperlukan untuk merehabilitasi tanaman yang tidak tumbuh sehat karena pengelolaan yang kurang baik, terserang penyakit antara lain yang disebabkan Ganoderma. Dan penggunaan bibit palsu atau bibit yang tidak tersertifikasi,” kata Ir Supriadi, perwakilan manajemen Asian Agri, dalam acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Asian Agri Group dengan Insan Pers Sumut, di Medan, Kamis (9/5).

Berbicara tentang pemilihan benih atau bibit kelapa sawit berkualitas, ada beberapa hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Yakni bibit asli bersertifikasi – karena menyangkut masa tanam sepanjang 25 hingga 30 tahun.

“Sampai saat ini masih ada petani yang terjebak menggunakan bibit palsu. Maraknya promosi dan penjualan melalui media online juga perlu disikapi secara cermat, karena seringkali klaim keberhasilan tanaman tidak didukung data riset/fakta di lapangan,” cetusnya.

Menurutnya, di sinilah pentingnya pengawasan dan tindakan tegas pihak berwenang terhadap peredaran benih sawit palsu, yang marak dijual melalui situs jual beli online. Peran media massa juga turut membantu mengedukasi para pekebun akan hal ini.

“Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut (dan juga masalah teknis lainnya di lapangan seperti penanaman dan pemeliharaan) adalah melalui bentuk kemitraan untuk mendukung dan mendampingi para petani dalam mengelola kebun termasuk dalam memilih bibit yang merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi produktivitas kebun petani untuk jangka 25 tahun mendatang. Sosialisasi mengenai bibit palsu, dengan mengajarkan petani untuk mampu mengidentifikasi bibit asli dan palsu,” kata Supriadi.

Komitmen Kemitraan One to One pun memungkinkan Asian Agri turut mendampingi petani meremajakan kebun mereka secara optimal. Sebagai salah satu contoh, Asosiasi Petani Swadaya Petapahan Maju Bersama di Riau, berhasil memperoleh penghargaan kategori kelompok tani dengan produktivitas kebun tertinggi yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada acara 14th Indonesian Palm Oil Conference pada Oktober 2018 di Bali.

“Dengan umur tanaman 9 hingga 10 tahun dan rotasi panen 3 kali sebulan, kebun asosiasi petani tersebut mampu mencapai hasil rata-rata 22,16 ton/ha/tahun pada masa penilaian Januari –September 2018, dengan perkiraan produktivitas di akhir tahun mencapai 30 ton/ha/tahun,” jelasnya.

Sejalan dengan program peremajaan kelapa sawit yang didukung pemerintah, Asian Agri menghimbau petani agar membeli benih dari sumber benih yang bersertifikat, di antaranya benih yang diproduksi oleh PT Tunggal Yunus Estate (benih Topaz).

Yang paling penting untuk dipahami adalah bagaimana potensi produktivitas bibit dan kesesuaiannya dengan kondisi agroklimat sehingga bisa menghasilkan hasil produksi lebih tinggi. Dalam hal ini Topaz telah teruji dan terbukti memberikan produktivitas yang lebih tinggi dan adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan.

“Asian Agri juga menyediakan benih unggul Topaz GT yang moderat tahan ganoderma. Saat ini ganoderma masih menjadi penyakit kelapa sawit yang sangat ditakuti petani karena bila jamur ini menyerang akan sangat sulit dikendalikan penyebarannya. Namun penyebarannya bisa kita cegah secara dini dengan teknik pengendalian penyakit terpadu (Integrated Disease Management) sebagaimana diterapkan Asian Agri,” katanya. (mea)

Buat Sawit-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Saat ini usia sebagian besar tanaman kelapa sawit petani dan perusahaan sudah mencapai usia tua – rata-rata di atas 25 tahun. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas. Guna menjaga kelangsungan suplai dan kualitas minyak mentah kelapa sawit atau CPO, Asian Agri bersama petani dan dengan dukungan pemerintah, berusaha meningkatkan produksi crude palm oil dan turunannya melalui program peremajaan pada tanaman sawit yang sudah tua.

“Peremajaan kelapa sawit merupakan salah satu upaya dalam prinsip keberlanjutan atau sustainability. Karena selain banyak tanaman yang sudah tua dan kurang produktif. Program peremajaan juga diperlukan untuk merehabilitasi tanaman yang tidak tumbuh sehat karena pengelolaan yang kurang baik, terserang penyakit antara lain yang disebabkan Ganoderma. Dan penggunaan bibit palsu atau bibit yang tidak tersertifikasi,” kata Ir Supriadi, perwakilan manajemen Asian Agri, dalam acara Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Asian Agri Group dengan Insan Pers Sumut, di Medan, Kamis (9/5).

Berbicara tentang pemilihan benih atau bibit kelapa sawit berkualitas, ada beberapa hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Yakni bibit asli bersertifikasi – karena menyangkut masa tanam sepanjang 25 hingga 30 tahun.

“Sampai saat ini masih ada petani yang terjebak menggunakan bibit palsu. Maraknya promosi dan penjualan melalui media online juga perlu disikapi secara cermat, karena seringkali klaim keberhasilan tanaman tidak didukung data riset/fakta di lapangan,” cetusnya.

Menurutnya, di sinilah pentingnya pengawasan dan tindakan tegas pihak berwenang terhadap peredaran benih sawit palsu, yang marak dijual melalui situs jual beli online. Peran media massa juga turut membantu mengedukasi para pekebun akan hal ini.

“Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut (dan juga masalah teknis lainnya di lapangan seperti penanaman dan pemeliharaan) adalah melalui bentuk kemitraan untuk mendukung dan mendampingi para petani dalam mengelola kebun termasuk dalam memilih bibit yang merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi produktivitas kebun petani untuk jangka 25 tahun mendatang. Sosialisasi mengenai bibit palsu, dengan mengajarkan petani untuk mampu mengidentifikasi bibit asli dan palsu,” kata Supriadi.

Komitmen Kemitraan One to One pun memungkinkan Asian Agri turut mendampingi petani meremajakan kebun mereka secara optimal. Sebagai salah satu contoh, Asosiasi Petani Swadaya Petapahan Maju Bersama di Riau, berhasil memperoleh penghargaan kategori kelompok tani dengan produktivitas kebun tertinggi yang diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada acara 14th Indonesian Palm Oil Conference pada Oktober 2018 di Bali.

“Dengan umur tanaman 9 hingga 10 tahun dan rotasi panen 3 kali sebulan, kebun asosiasi petani tersebut mampu mencapai hasil rata-rata 22,16 ton/ha/tahun pada masa penilaian Januari –September 2018, dengan perkiraan produktivitas di akhir tahun mencapai 30 ton/ha/tahun,” jelasnya.

Sejalan dengan program peremajaan kelapa sawit yang didukung pemerintah, Asian Agri menghimbau petani agar membeli benih dari sumber benih yang bersertifikat, di antaranya benih yang diproduksi oleh PT Tunggal Yunus Estate (benih Topaz).

Yang paling penting untuk dipahami adalah bagaimana potensi produktivitas bibit dan kesesuaiannya dengan kondisi agroklimat sehingga bisa menghasilkan hasil produksi lebih tinggi. Dalam hal ini Topaz telah teruji dan terbukti memberikan produktivitas yang lebih tinggi dan adaptif terhadap berbagai kondisi lingkungan.

“Asian Agri juga menyediakan benih unggul Topaz GT yang moderat tahan ganoderma. Saat ini ganoderma masih menjadi penyakit kelapa sawit yang sangat ditakuti petani karena bila jamur ini menyerang akan sangat sulit dikendalikan penyebarannya. Namun penyebarannya bisa kita cegah secara dini dengan teknik pengendalian penyakit terpadu (Integrated Disease Management) sebagaimana diterapkan Asian Agri,” katanya. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/