27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pertamina Terapkan Satu Desa Satu Pangkalan Elpiji

GAS: Penjaga pangkalan elpiji 3 kg berdiri diantara gas di Desa Marombun Barat, Deliserdang, belum lama ini.
GAS: Penjaga pangkalan elpiji 3 kg berdiri diantara gas di Desa Marombun Barat, Deliserdang, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- PT Pertamina (Persero) mengusung program One Outlet One Village (OVOO) atau satu desa satu pangkalan di Sumatera Utara. OVOO bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan layanan elpiji, sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli dengan harga tinggi di pengecer.

“Untuk wilayah Sumatera Utara, OVOO sudah mencakup 33 kota dan kabupaten, lebih dari 430 kecamatan dan di lebih dari 4.000 kelurahan,” sebut Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, M. Roby Hervindo dalam keterangan pers diterima, Minggu (9/8).

OVOO ini, juga sebagai ‘penghapus’ menjamurnya pengecer di lokasi-lokasi yang belum ada pangkalan resmi elpiji Pertamina. Menyebabkan mereka memainkan harga elpiji bersubsubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan.

“Para pengecer ini menyebabkan pasokan habis dan menimbulkan isu kelangkaan di masyarakat,” sebut Roby.

Roby mengatakan sejak pelaksanaan OVOO jumlah pangkalan di Sumut bertambah mencapai jumlah 11.176. Sebelumnya, pangkalan di Sumatera Utara sebanyak 9.626.

Pencapaian OVOO di Sumatera Utara kini mencapai 85 persen. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Sumut telah hadir OVOO. Dengan ini, pelayanan dan program dilakukan Pertamina dapat dirasakan masyarakat.

“Program OVOO ini dikhususkan untuk menambah pangakalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan. Bukan di wilayah perkotaan seperti misalnya Medan, yang jumlah pangkalannya sudah banyak. Jika terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, maka jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil. Karena meski jumlah pangkalan ditambah, kan kuotanya tetap alias tidak ikut bertambah,” jelas Roby.

Berdasarkan catatan Pertamina, sepanjang Januari hingga Juli 2020 penyaluran elpiji 3 kg subsidi di Sumut sudah mencapai lebih dari 77 juta tabung. Sementara elpiji non subsidi seperti Bright Gas, sebesar 13.903 Metrik Ton (MT). Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.

Sementara itu, di sisi BBM, Pertamina kembali melanjutkan program cashback. Cashback sebesar 30 persen, dapat dinikmati konsumen yang melakukan pembelian Pertalite, Pertamax Series, dan Dex Series menggunakan aplikasi MyPertamina.

“Kami harapkan, cashback ini dapat membantu masyarakat dalam situasi adaptasi kebiasaan baru (AKB),” pungkas Roby.(gus/ram)

GAS: Penjaga pangkalan elpiji 3 kg berdiri diantara gas di Desa Marombun Barat, Deliserdang, belum lama ini.
GAS: Penjaga pangkalan elpiji 3 kg berdiri diantara gas di Desa Marombun Barat, Deliserdang, belum lama ini.

MEDAN, SUMUTPOS.CO- PT Pertamina (Persero) mengusung program One Outlet One Village (OVOO) atau satu desa satu pangkalan di Sumatera Utara. OVOO bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan layanan elpiji, sehingga masyarakat tidak perlu lagi membeli dengan harga tinggi di pengecer.

“Untuk wilayah Sumatera Utara, OVOO sudah mencakup 33 kota dan kabupaten, lebih dari 430 kecamatan dan di lebih dari 4.000 kelurahan,” sebut Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, M. Roby Hervindo dalam keterangan pers diterima, Minggu (9/8).

OVOO ini, juga sebagai ‘penghapus’ menjamurnya pengecer di lokasi-lokasi yang belum ada pangkalan resmi elpiji Pertamina. Menyebabkan mereka memainkan harga elpiji bersubsubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan.

“Para pengecer ini menyebabkan pasokan habis dan menimbulkan isu kelangkaan di masyarakat,” sebut Roby.

Roby mengatakan sejak pelaksanaan OVOO jumlah pangkalan di Sumut bertambah mencapai jumlah 11.176. Sebelumnya, pangkalan di Sumatera Utara sebanyak 9.626.

Pencapaian OVOO di Sumatera Utara kini mencapai 85 persen. Akhir tahun 2020, ditargetkan seluruh wilayah Sumut telah hadir OVOO. Dengan ini, pelayanan dan program dilakukan Pertamina dapat dirasakan masyarakat.

“Program OVOO ini dikhususkan untuk menambah pangakalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan. Bukan di wilayah perkotaan seperti misalnya Medan, yang jumlah pangkalannya sudah banyak. Jika terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, maka jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil. Karena meski jumlah pangkalan ditambah, kan kuotanya tetap alias tidak ikut bertambah,” jelas Roby.

Berdasarkan catatan Pertamina, sepanjang Januari hingga Juli 2020 penyaluran elpiji 3 kg subsidi di Sumut sudah mencapai lebih dari 77 juta tabung. Sementara elpiji non subsidi seperti Bright Gas, sebesar 13.903 Metrik Ton (MT). Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.

Sementara itu, di sisi BBM, Pertamina kembali melanjutkan program cashback. Cashback sebesar 30 persen, dapat dinikmati konsumen yang melakukan pembelian Pertalite, Pertamax Series, dan Dex Series menggunakan aplikasi MyPertamina.

“Kami harapkan, cashback ini dapat membantu masyarakat dalam situasi adaptasi kebiasaan baru (AKB),” pungkas Roby.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/