MEDAN, SUMUTPOS.CO – ERUPSI Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyebabkan ratusan hektar berbagai jenis tanaman warga, dipastikan gagal panen. Kondisi terparah terjadi di Kecamatam Naman Teran, Merdeka, dan Berastagi. Kondisi ini dikhawatirkan dapat berdampak terhadap pasokan kebutuhan dan pangan di Kota Medan dan sekitarnya, sehingga menyebabkan harga-harga mengalami kenaikan.
“Salah satu yang dikhawatirkan adalah adanya potensi gejolak harga pangan, mengingat salah satu sumber bahan pangan masyarakat Kota Medan berasal dari Kabupaten Karo,” kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Bejamin kepada wartawan di Medan, Senin (10/8).
Gunawan menjelaskan, saat ini kebutuhan pokok masyarakat di Kota Medan sejauh ini masih terpantau stabil. Namun, hasil pantauan harga di sejumlah pasar tradisional sejak akhir pekan kemarin belum menunjukan adanya tren kenaikan harga. “Semuanya masih terpantau stabil dan terlihat dalam batas fluktuasi harga yang normal. Sebagai contoh bawang merah dari wilayah Kabupaten Karo masih dikisaran Rp14 ribu di tingkat pedagang besar,” ungkapnya.
Gunawan merincikan, bawang merah di tingkat pengecer masih di kisaran Rp25 ribuan. Karena bawang merah Samosir di kisaran Rp20 ribuan dan bawang merah dari jawa sekitar Rp19 ribuan per Kg. Tomat masih di kisaran Rp7 ribuan per Kg di tingkat pedagang pengecer.
“Cabai merah masih dikisaran Rp27 hingga Rp30 ribuan per Kg di tingkat pengecer. Meskipun ada perbedaan harga di tingkat distributor antara cabai merah gunung yang sekitar Rp23 ribuan dengan cabai merah jawa yang sekitar Rp17 ribuan per kg,” ungkap Gunawan.
Kemudian, ada beberapa komoditas lainnya juga masih terpantau stabil. Jadi belum ada yang dikuatirkan dari sisi perkembangan harga kebutuhan masyarakat sejauh ini akibat erupsi Sinabung. “Hanya saja yang menjadi fokus kekhawatiran kita adalah kondisi tanaman petani yang terkena imbas dari erupsi tersebut,” sebut Dosen UINSU itu.
Gunawan berharap, ada evaluasi cepat dari dinas terkait wilayah yang terkena imbas dari erupsi tersebut. Jika datanya bisa langsung disampaikan, maka akan langsung terpetakan mana-mana saja tanaman yang terdampak erupsi Sinabung sebelumnya. “Sehingga tindakan kebijakan bisa diambil lebih cepat, baik dalam hal penyelematan tanaman petani atau dalam hal pengendalian harga kebutuhan pangan masyarakat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, beberapa hari belakangan ini. Gunung Sinabung menunjuk aktivitas erupsi pertama kali terjadi, Sabtu (8/8) dini hari, sekitar Pukul 01.00 WIB dan Sore hari, sekitar Pukul 17.?18 WIB. Terakhir, kemarin siang, sekitar pukul 10.16 WIB. (gus)