30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Sembako & BBM Aman, Bawang Merah Defisit

SEMBAKO: Pedagang sembako di salah atu pasar tradisional di Kota Medan. Pemko Medan menjamin stok sembako dan stabilitas harganya saat Nataru.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – JELANG Natal dan Tahun Baru, stok sembako dan bahan bakar minyak di Sumut, dipastikan aman. Harga juga relatif stabil. Hanya stok bawang merah yang relatif defisit.

“Desember 2019, hanya ada 996 ton stok bawang merah di Sumut. Jumlah itu terpaut jauh dari prediksi kebutuhan yang mencapai hingga 3.501 ton. Artinya ada defisit kebutuhan hingga 2.505 ton. Untuk itu kita minta masyarakat beralih substitusi ke bawang bombay, termasuk bawang putih,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumut, Zonny Waldi, saat Rapat Forkopimda jelang akhir tahun menyambut Nataru, di Aula Raja Inal Siregar, Rabu (11/12).

Selain substitusi ke bawang bombay, Zonny juga mengatakan akan terus mendorong masuknya bawang merah ke Sumut, selagi ada persediaan dari Brebes Jawa Tengah. “Itu nantinya melalui para distribrutor,” ujarnya.

Menipisnya stok bawang merah di Sumut menurutnya karena belum masuk produksi dari daerah penghasil bawang merah di Sumut, seperti dari Karo, Dairi, Samosir, Simalungun dan Humbang Hasundutan.

Namun soal harga bawang merah di tengah ketidakcukupan stok tersebut, menurutnya tidak bergerak naik. Pada periode Desember 2019 hingga Januari 2020, harga rata-rata Rp 29.000 per kg. Sementara stok kebutuhan pokok lain seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam dan sapi, telur, cabai merah, bawang putih, bawang bombay, serta sayuran, dalam kondisi aman.

Cabai merah misalnya, kata dia, stoknya mencapai 11.500 ton pada Desember 2019 atau surplus 8.700 ton krena kebutuhan hanya sekitar 2.800 ton. Di Januari 2020, kebutuhannya hanya sekitar 2.700 ton atau surplus 13.200 ton karena ada produksi 15.900 ton.

Konsumsi BBM Naik 5 Persen

Mengenai kesiapan suplai Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I memastikan pasokan aman sesuai kebutuhan.

“Kami memperkirakan, pada saat liburan Natal dan Tahun Baru 2020 akan terjadi peningkatan konsumsi BBM sebesar 5 persen, dibandingkan hari biasa. Dalam kondisi normal, rerata konsumsi bensin di Sumbagut mencapai 12.581 KL per hari. Namun, pada momen akhir tahun seperti ini, konsumsi diprediksi naik menjadi 13.558 KL per hari,” ungkap Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M. Roby Hervindo kepada wartawan di Medan, Rabu (11/12).

Meski terjadi lonjakan, pasokan dipastikan aman. Pertamina telah membentuk satgas untuk menjaga kehandalan pasokan BBM, elpiji maupun avtur. Satgas beroperasi sejak 8 Desember hingga 8 Januari mendatang.

Pertamina juga menjamin pasokan gas elpiji untuk perayaan Nataru. Sementara untuk jenis gasoil (solar), konsumsi di Sumbagut diperkirakan turun 4%, karena ada pembatasan operasional truk pengangkut barang selama musim libur akhir tahun.

Dengan kondisi tersebut, Roby menjelaskan khusus di Sumut, konsumsi BBM dengan perincian premium dan sejenisnya naik 7,77% dari normalnya 4.919 KL menjadi 5.301 KL per hari.”Konsumsi premium yang naik paling tinggi yakni 11,5%, diikuti Pertalite naik 6,7% dan Pertamax 4,9%. Sementara konsumsi Pertamax Turbo diperkirakan turun 4%,” ujar Roby.

Selanjutnya, untuk BBM jenis solar diperkirakan naik tipis dari 2.990 KL per hari menjadi 3.035 KL per hari. Biosolar atau solar bersubsidi diperkirakan naik 0,9%, sementara Dexlite dan Pertadex masing-masing mengalami peningkatan konsumsi sebesar 24,9% dan 30,9%.

Kenaikan konsumsi solar nonsubsidi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pengangkutan logistik, yang memuncak pada beberapa hari menjelang Natal dan Tahun Baru. “Kalau gas elpiji, tahun ini naik 4%. Kita siapkan sekitar 818 ribu tabung elpiji 3 kg. Sementara elpiji nonsubsidi diperkirakan naik 3%,” ungkap Roby.

Selain memastikan stok BBM dan elpiji aman, Satgas Nataru juga akan berkoordinasi dengan kepolisian dan perbankan, untuk memastikan kelancaran operasional dan penyaluran BBM ke setiap SPBU.

Pertamina juga menyiapkan SPBU kantong di Simalungun dan Karo untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi di dua daerah itu. SPBU kantong yang masing-masing berkapasitas 16 KL ini akan menyiapkan cadangan BBM yang sewaktu-waktu akan disalurkan jika terjadi lonjakan konsumsi yang signifikan.

Roby mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir pada libur akhir tahun kali ini. Sebab, stok BBM di terminal milik Pertamina dikondisikan untuk mencukupi kebutuhan antara 10 hingga 13 hari ke depan. “Fungsinya untuk mempercepat penyaluran, untuk menghindari kelangkaan atau antrean panjang,” tandasnya.

Pastikan Stok Ikan Aman

Selain sembako dan BBM, pemerintah juga memastikan ketersediaan berbagai jenis ikan di pasaran.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, mengatakan jelang perayaan Nataru, pihaknya telah memastikan ketersediaan dan pendistribusian ikan di Kota Medan mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Stok ikan selama Natal dan Tahun Baru kita pastikan aman. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Pasokan ikan dari Tanjung Balai dan Sibolga saja sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan akan ikan. Belum lagi dari wilayah-wilayah lainnya, seperti Aceh dan sekitarnya. Intinya, stok ikan kita lebih dari cukup,” tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga, meminta Dinas Pertanian untuk berkoordinasi dengan dinas terkait. Sebab selain stok, Pemko Medan juga bertanggungjawab menjaga kestabilan harga bahan pokok, termasuk ikan pada moment Nataru.

Selain ikan, kata Ihwan, konsumsi daging juga akan meningkat tajam saat hari-hari besar agama berlangsung. Untuk itu, Dinas Pertanian dan Perikanan diminta berkoordinasi dengan PD RPH (Rumah Potong Hewan).

“Dan harus dijamin agar daging yang dijual di pasaran adalah daging yang memenuhi standar daging yang layak dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat,” tandasnya. (gus/prn/map)

SEMBAKO: Pedagang sembako di salah atu pasar tradisional di Kota Medan. Pemko Medan menjamin stok sembako dan stabilitas harganya saat Nataru.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – JELANG Natal dan Tahun Baru, stok sembako dan bahan bakar minyak di Sumut, dipastikan aman. Harga juga relatif stabil. Hanya stok bawang merah yang relatif defisit.

“Desember 2019, hanya ada 996 ton stok bawang merah di Sumut. Jumlah itu terpaut jauh dari prediksi kebutuhan yang mencapai hingga 3.501 ton. Artinya ada defisit kebutuhan hingga 2.505 ton. Untuk itu kita minta masyarakat beralih substitusi ke bawang bombay, termasuk bawang putih,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sumut, Zonny Waldi, saat Rapat Forkopimda jelang akhir tahun menyambut Nataru, di Aula Raja Inal Siregar, Rabu (11/12).

Selain substitusi ke bawang bombay, Zonny juga mengatakan akan terus mendorong masuknya bawang merah ke Sumut, selagi ada persediaan dari Brebes Jawa Tengah. “Itu nantinya melalui para distribrutor,” ujarnya.

Menipisnya stok bawang merah di Sumut menurutnya karena belum masuk produksi dari daerah penghasil bawang merah di Sumut, seperti dari Karo, Dairi, Samosir, Simalungun dan Humbang Hasundutan.

Namun soal harga bawang merah di tengah ketidakcukupan stok tersebut, menurutnya tidak bergerak naik. Pada periode Desember 2019 hingga Januari 2020, harga rata-rata Rp 29.000 per kg. Sementara stok kebutuhan pokok lain seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam dan sapi, telur, cabai merah, bawang putih, bawang bombay, serta sayuran, dalam kondisi aman.

Cabai merah misalnya, kata dia, stoknya mencapai 11.500 ton pada Desember 2019 atau surplus 8.700 ton krena kebutuhan hanya sekitar 2.800 ton. Di Januari 2020, kebutuhannya hanya sekitar 2.700 ton atau surplus 13.200 ton karena ada produksi 15.900 ton.

Konsumsi BBM Naik 5 Persen

Mengenai kesiapan suplai Bahan Bakar Minyak (BBM), PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I memastikan pasokan aman sesuai kebutuhan.

“Kami memperkirakan, pada saat liburan Natal dan Tahun Baru 2020 akan terjadi peningkatan konsumsi BBM sebesar 5 persen, dibandingkan hari biasa. Dalam kondisi normal, rerata konsumsi bensin di Sumbagut mencapai 12.581 KL per hari. Namun, pada momen akhir tahun seperti ini, konsumsi diprediksi naik menjadi 13.558 KL per hari,” ungkap Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, M. Roby Hervindo kepada wartawan di Medan, Rabu (11/12).

Meski terjadi lonjakan, pasokan dipastikan aman. Pertamina telah membentuk satgas untuk menjaga kehandalan pasokan BBM, elpiji maupun avtur. Satgas beroperasi sejak 8 Desember hingga 8 Januari mendatang.

Pertamina juga menjamin pasokan gas elpiji untuk perayaan Nataru. Sementara untuk jenis gasoil (solar), konsumsi di Sumbagut diperkirakan turun 4%, karena ada pembatasan operasional truk pengangkut barang selama musim libur akhir tahun.

Dengan kondisi tersebut, Roby menjelaskan khusus di Sumut, konsumsi BBM dengan perincian premium dan sejenisnya naik 7,77% dari normalnya 4.919 KL menjadi 5.301 KL per hari.”Konsumsi premium yang naik paling tinggi yakni 11,5%, diikuti Pertalite naik 6,7% dan Pertamax 4,9%. Sementara konsumsi Pertamax Turbo diperkirakan turun 4%,” ujar Roby.

Selanjutnya, untuk BBM jenis solar diperkirakan naik tipis dari 2.990 KL per hari menjadi 3.035 KL per hari. Biosolar atau solar bersubsidi diperkirakan naik 0,9%, sementara Dexlite dan Pertadex masing-masing mengalami peningkatan konsumsi sebesar 24,9% dan 30,9%.

Kenaikan konsumsi solar nonsubsidi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pengangkutan logistik, yang memuncak pada beberapa hari menjelang Natal dan Tahun Baru. “Kalau gas elpiji, tahun ini naik 4%. Kita siapkan sekitar 818 ribu tabung elpiji 3 kg. Sementara elpiji nonsubsidi diperkirakan naik 3%,” ungkap Roby.

Selain memastikan stok BBM dan elpiji aman, Satgas Nataru juga akan berkoordinasi dengan kepolisian dan perbankan, untuk memastikan kelancaran operasional dan penyaluran BBM ke setiap SPBU.

Pertamina juga menyiapkan SPBU kantong di Simalungun dan Karo untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi di dua daerah itu. SPBU kantong yang masing-masing berkapasitas 16 KL ini akan menyiapkan cadangan BBM yang sewaktu-waktu akan disalurkan jika terjadi lonjakan konsumsi yang signifikan.

Roby mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir pada libur akhir tahun kali ini. Sebab, stok BBM di terminal milik Pertamina dikondisikan untuk mencukupi kebutuhan antara 10 hingga 13 hari ke depan. “Fungsinya untuk mempercepat penyaluran, untuk menghindari kelangkaan atau antrean panjang,” tandasnya.

Pastikan Stok Ikan Aman

Selain sembako dan BBM, pemerintah juga memastikan ketersediaan berbagai jenis ikan di pasaran.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kota Medan, Ikhsar Risyad Marbun, mengatakan jelang perayaan Nataru, pihaknya telah memastikan ketersediaan dan pendistribusian ikan di Kota Medan mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Stok ikan selama Natal dan Tahun Baru kita pastikan aman. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Pasokan ikan dari Tanjung Balai dan Sibolga saja sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan akan ikan. Belum lagi dari wilayah-wilayah lainnya, seperti Aceh dan sekitarnya. Intinya, stok ikan kita lebih dari cukup,” tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Medan, Ihwan Ritonga, meminta Dinas Pertanian untuk berkoordinasi dengan dinas terkait. Sebab selain stok, Pemko Medan juga bertanggungjawab menjaga kestabilan harga bahan pokok, termasuk ikan pada moment Nataru.

Selain ikan, kata Ihwan, konsumsi daging juga akan meningkat tajam saat hari-hari besar agama berlangsung. Untuk itu, Dinas Pertanian dan Perikanan diminta berkoordinasi dengan PD RPH (Rumah Potong Hewan).

“Dan harus dijamin agar daging yang dijual di pasaran adalah daging yang memenuhi standar daging yang layak dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat,” tandasnya. (gus/prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/