Meski begitu, Polana juga belum bisa memastikan kemungkinan penurunan tarif tiket pesawat jika nanti harga avtur turun. Saat ini pihaknya sedang melakukan kajian terkait hal tersebut. “Saya belum bisa kasih info, karena sekarang sedang dilakukan pengkajian oleh Litbang. Litbang melakukan kajian hari ini dan besok memanggil airline untuk melakukan perhitungan kembali terhadap tarif tarif tersebut,” ujarnya.
Namun, penurunan harga avtur tidak berada di Kemenhub. Itu wewenangnya ada di Kementerian ESDM. Namun berdasarkan pembicaraan antara Kemenhub dan PT Pertamina selaku badan usaha yang menjual avtur, ada peluang untuk menurunkan harga avtur. “Saya meneruskan apa yang disampaikan mereka (Pertamina) bahwa harga avtur mereka sudah kompetitif, namun ada beberapa pos komponen harga yang sebenarnya bisa diturunkan. Tapi itu bukan kewenangan kami di perhubungan,” tambahnya.
Terpisah, Officer Communication and Relation Pertamina MOR I, Wien Rachusodo membantah jika kenaikan harga tiket domestik dipicu kenaikan harga avtur di Indonesia ini. Menurutnya, untuk harga Avtur di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta Rp8.110 perliter. Sedangkan, Shell di Bandara Changi Airport, Singapura Rp 10.751 perliter.
“Itu sebagai gambaran harga Avtur di Indonesia. Untuk harga Avtur sudah turun sejak November tahun lalu sampai akhir Januari 2019 ini,” ungkap Wien kepada Sumut Pos, kemarin siang.
Wien mengakui, harga avtur di setiap bandara di Indonesia berbeda. Namun, harga avtur tersebut bukan faktor pemicu kenaikan harga tiket pesawat domestik. Dijelaskannya, untuk pemasaran avtur ada dua jenis, yakni publish price dan contract price. Jadi, harga avtur menjadi beda-beda di setiap bandara atau kota dan MoU diatur oleh Pertamina Pusat.
“Yang contrac price sudah ada kerjasama langsung antara Pertamina Aviasi dan maskapai. Sedangkan, publish price datanya bisa kami share,” ungkap Wien.
Di sisi lain, dampak juga dirasakan oleh Pertamina. Wien mengatakan, penggunaan BBM jenis avtur di Bandara Kualanamu Internasional Airport mengalami penurunan sebesar 11 persen. Namun, penyaluran avtur terus dilakukan secara normal dan pelayanan terbaik. “Bulan Desember 2018, penggunaan avtur sebesar 14.400 Kiloliter atau per harinya, 465 Kiloliter. Sedangkan, di Bulan Januari 2019, sebesar 12.800 Kiloliter atau per harinya 413 Kiloliter atau turun sebesar 11 persen,” tandasnya.