29.2 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Suntik Riset Mobil Listrik Nasional Rp76 Miliar

Mobil Listrik
Mobil Listrik

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya menampik tudingan bahwa riset mobil listrik nasional (molina) jalan di tempat. Suntikan anggaran baru langsung disalurkan untuk mendanai proyek keroyokan beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) itu.

Anggaran sebesar Rp 76 miliar siap dikucurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendanai riset molina. Anggaran untuk riset, merupakan satu dari tiga penyaluran hasil pengelolaan dana abadi umat oleh LPDP. Pos penyaluran lainnya adalah beasiswa dan dana darurat. Dengan nilai pokok dana abadi pendidikasn sekitar Rp 4 triliun, hasil pengelolaannya mencapai Rp 1 triliun lebih pertahun.

Pengalokasian suntikan dana itu merupakan bagian dari kesepakatan bersama antara LPDP dengan Kemendikbud yang diteken setelah upacara peringatan HUT Indonesia ke 69 tahun di kantor Kemendikbud, Jakarta kemarin.

Alokasi anggaran Rp 76 miliar itu bakal dikucurkan ke seluruh kampus yang terlibat dalam pengerjaan proyek riset monumental ini. PTN yang terlibat adalah, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Institiut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Khusus untuk riset molina di Universitas Indonesia, akan disiapkan anggaran tersendiri.

Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan, tahun depan diharapkan sudah keluar prototipe dari masing-masing kampus. Seluruh prototipe nanti akan dimasukkan ke Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). “Setelah keluar prototipe, masih banyak alur lagi sehingga molina bisa diproduksi secara massal,” kata Nuh.

Diantara pengkajian lanjutan setelah prototipe keluar adalah, layanan suku cadang, kerusakan, hingga akses ketika mobil itu dijual kembali oleh pemiliknya. Melalui pengkajian yang menyeluruh itu, Nuh berharap molina ini bisa laku dijual ketika sudah dipasarkan secara umum.

Nuh menjelas molina merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi ketergantuan terhadap bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, ketergantungan terhadap bahab bakar berbasis fosil itu harus dikurangi. Sehingga Indonesia bisa memiliki daya saing terhadap negara-negara lain yang sudah lama menerapkan kendaraan berbasis energi listrik.

Upaya pemerintah dalam riset molina ini lumayan serius. Diantaranya pemerintah sudah membentuk Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif. Tahun lalu Kemendikbud menganggarkan Rp 100 miliar untuk kelangsungan riset ini. Dana itu langsung ditransfer ke DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) PTN-PTN yang terlibat. (wan)

Mobil Listrik
Mobil Listrik

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya menampik tudingan bahwa riset mobil listrik nasional (molina) jalan di tempat. Suntikan anggaran baru langsung disalurkan untuk mendanai proyek keroyokan beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) itu.

Anggaran sebesar Rp 76 miliar siap dikucurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendanai riset molina. Anggaran untuk riset, merupakan satu dari tiga penyaluran hasil pengelolaan dana abadi umat oleh LPDP. Pos penyaluran lainnya adalah beasiswa dan dana darurat. Dengan nilai pokok dana abadi pendidikasn sekitar Rp 4 triliun, hasil pengelolaannya mencapai Rp 1 triliun lebih pertahun.

Pengalokasian suntikan dana itu merupakan bagian dari kesepakatan bersama antara LPDP dengan Kemendikbud yang diteken setelah upacara peringatan HUT Indonesia ke 69 tahun di kantor Kemendikbud, Jakarta kemarin.

Alokasi anggaran Rp 76 miliar itu bakal dikucurkan ke seluruh kampus yang terlibat dalam pengerjaan proyek riset monumental ini. PTN yang terlibat adalah, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Institiut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Khusus untuk riset molina di Universitas Indonesia, akan disiapkan anggaran tersendiri.

Mendikbud Mohammad Nuh menuturkan, tahun depan diharapkan sudah keluar prototipe dari masing-masing kampus. Seluruh prototipe nanti akan dimasukkan ke Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). “Setelah keluar prototipe, masih banyak alur lagi sehingga molina bisa diproduksi secara massal,” kata Nuh.

Diantara pengkajian lanjutan setelah prototipe keluar adalah, layanan suku cadang, kerusakan, hingga akses ketika mobil itu dijual kembali oleh pemiliknya. Melalui pengkajian yang menyeluruh itu, Nuh berharap molina ini bisa laku dijual ketika sudah dipasarkan secara umum.

Nuh menjelas molina merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi ketergantuan terhadap bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, ketergantungan terhadap bahab bakar berbasis fosil itu harus dikurangi. Sehingga Indonesia bisa memiliki daya saing terhadap negara-negara lain yang sudah lama menerapkan kendaraan berbasis energi listrik.

Upaya pemerintah dalam riset molina ini lumayan serius. Diantaranya pemerintah sudah membentuk Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif. Tahun lalu Kemendikbud menganggarkan Rp 100 miliar untuk kelangsungan riset ini. Dana itu langsung ditransfer ke DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) PTN-PTN yang terlibat. (wan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/