28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Distribusi Tertutup Elpiji 3 Kg dengan Uang Elektronik

Foto: Dok SUMUT POS Pekerja menurunkan gas tabung 3 kilogram dari atas truk milik Pertamina yang akan disalurkan kepada masyarakat saat operasi pasar di halaman SPBU Jalan Sei Serayu Medan, beberapa waktu lalu. Distribusi elpiji 3 kg akan dilakukan tertutup.
Foto: Dok SUMUT POS
Pekerja menurunkan gas tabung 3 kilogram dari atas truk milik Pertamina yang akan disalurkan kepada masyarakat saat operasi pasar di halaman SPBU Jalan Sei Serayu Medan, beberapa waktu lalu. Distribusi elpiji 3 kg akan dilakukan tertutup.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ditjen Migas Kementerian ESDM sudah cocok dengan mekanisme distribusi tertutup LPG 3 kilogram yang menggunakan uang elektronik.

Uji coba di Tarakan, Kalimantan Utara, memperoleh respons positif. Kementerian mengajak bank nasional mendukung program itu di daerah lain.

Pekan lalu, Dirjen Migas Wiratmaja Puja, beserta stakeholder, termasuk perwakilan BNI, menyediakan fasilitas kartu uang elektronik di Tarakan. Warga di beberapa kecamatan sudah memegang tap cash, dan dibuatkan rekening bank BUMN itu. “Kami buatkan secara gratis. Tidak ada biaya administrasi dan bulanan,” tutur Corporate Relations Manager Kantor Pusat BNI Hardi Nurdi, Senin (19/9).

Kartu nontunai yang dipegang masyarakat juga disediakan secara cuma-cuma oleh BNI.

Kartu tersebut diberikan setelah bank menerima data masyarakat yang sudah diverifikasi.

Hardi menambahkan, dukungan fasilitas berupa mesin electronic data capture (EDC) juga diberikan di pangkalan penyedia LPG 3 kilogram. “Setiap minggu, tim dari BNI rutin memeriksa mesin itu,” ungkapnya.

Kini masyarakat tinggal menjaga kartu tersebut. Biaya atau ongkos pengganti baru dibebankan, kalau kartu uang elektronik itu hilang atau rusak.

Selama masa uji coba, pasokan LPG warga Tarakan, yang sudah menerima kartu akan dijamin. Yakni, 3 tabung LPG 3 kilogram setiap bulan.

Sementara Wiratmaja menyebutkan, model tersebut sudah bagus. Tinggal menunggu akhir Oktober 2016 untuk mendapatkan laporan utuh mengenai hasil uji coba. Jika dinilai cukup, cara yang sama bisa diterapkan di wilayah lain. Satu di antaranya Bangka Belitung. “Setelah itu, pada 2017 diterapkan di seluruh Indonesia secara bertahap,” bebernya.

Namun, ia belum menentukan wilayah mana saja yang lebih dulu menerapkan sistem tertutup pada 2017. Yang jelas, ada daerah baru yang mengimplementasikan pola baru distribusi tabung melon setiap bulan.

Untuk mendukung kelancaran distribusi tertutup, pihaknya sudah berbicara dengan pihak bank nasional. Selain bank-bank BUMN, yang menjadi incaran kerja sama adalah BCA. Tujuannya sama, yakni menyediakan mesin EDC dan kartu khusus untuk menebus LPG 3 kilogram. “Kalau semua lancar, harapannya, akhir tahun depan sudah ada 80 persen sistem distribusi tertutup,” kata Wiratmaja.

Selain itu, ia berharap PT Pertamina (Persero) segera mendistribusikan Bright Gas 5,5 kilogram secara lebih meluas. Jadi, orang mampu yang memiliki tabung LPG 3 kilogram dengan mudah memperoleh gantinya. (dim/c18/sof/jpg/saz)

Foto: Dok SUMUT POS Pekerja menurunkan gas tabung 3 kilogram dari atas truk milik Pertamina yang akan disalurkan kepada masyarakat saat operasi pasar di halaman SPBU Jalan Sei Serayu Medan, beberapa waktu lalu. Distribusi elpiji 3 kg akan dilakukan tertutup.
Foto: Dok SUMUT POS
Pekerja menurunkan gas tabung 3 kilogram dari atas truk milik Pertamina yang akan disalurkan kepada masyarakat saat operasi pasar di halaman SPBU Jalan Sei Serayu Medan, beberapa waktu lalu. Distribusi elpiji 3 kg akan dilakukan tertutup.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ditjen Migas Kementerian ESDM sudah cocok dengan mekanisme distribusi tertutup LPG 3 kilogram yang menggunakan uang elektronik.

Uji coba di Tarakan, Kalimantan Utara, memperoleh respons positif. Kementerian mengajak bank nasional mendukung program itu di daerah lain.

Pekan lalu, Dirjen Migas Wiratmaja Puja, beserta stakeholder, termasuk perwakilan BNI, menyediakan fasilitas kartu uang elektronik di Tarakan. Warga di beberapa kecamatan sudah memegang tap cash, dan dibuatkan rekening bank BUMN itu. “Kami buatkan secara gratis. Tidak ada biaya administrasi dan bulanan,” tutur Corporate Relations Manager Kantor Pusat BNI Hardi Nurdi, Senin (19/9).

Kartu nontunai yang dipegang masyarakat juga disediakan secara cuma-cuma oleh BNI.

Kartu tersebut diberikan setelah bank menerima data masyarakat yang sudah diverifikasi.

Hardi menambahkan, dukungan fasilitas berupa mesin electronic data capture (EDC) juga diberikan di pangkalan penyedia LPG 3 kilogram. “Setiap minggu, tim dari BNI rutin memeriksa mesin itu,” ungkapnya.

Kini masyarakat tinggal menjaga kartu tersebut. Biaya atau ongkos pengganti baru dibebankan, kalau kartu uang elektronik itu hilang atau rusak.

Selama masa uji coba, pasokan LPG warga Tarakan, yang sudah menerima kartu akan dijamin. Yakni, 3 tabung LPG 3 kilogram setiap bulan.

Sementara Wiratmaja menyebutkan, model tersebut sudah bagus. Tinggal menunggu akhir Oktober 2016 untuk mendapatkan laporan utuh mengenai hasil uji coba. Jika dinilai cukup, cara yang sama bisa diterapkan di wilayah lain. Satu di antaranya Bangka Belitung. “Setelah itu, pada 2017 diterapkan di seluruh Indonesia secara bertahap,” bebernya.

Namun, ia belum menentukan wilayah mana saja yang lebih dulu menerapkan sistem tertutup pada 2017. Yang jelas, ada daerah baru yang mengimplementasikan pola baru distribusi tabung melon setiap bulan.

Untuk mendukung kelancaran distribusi tertutup, pihaknya sudah berbicara dengan pihak bank nasional. Selain bank-bank BUMN, yang menjadi incaran kerja sama adalah BCA. Tujuannya sama, yakni menyediakan mesin EDC dan kartu khusus untuk menebus LPG 3 kilogram. “Kalau semua lancar, harapannya, akhir tahun depan sudah ada 80 persen sistem distribusi tertutup,” kata Wiratmaja.

Selain itu, ia berharap PT Pertamina (Persero) segera mendistribusikan Bright Gas 5,5 kilogram secara lebih meluas. Jadi, orang mampu yang memiliki tabung LPG 3 kilogram dengan mudah memperoleh gantinya. (dim/c18/sof/jpg/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/