27.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

PT TPL Latih Warga Budidaya Lebah Madu

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Toba Pulp Lestari memberikan pelatihan budidaya lebah madu kepada Kelompok Ternak Lebah Madu Tanggoli, di Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sabtu (20/3).

Pelatihan budidaya lebah diikuti 12 orang sebagai anggota kelompok. Peserta diberikan pemahaman pengembangan ternak lebah melalui media glodok, cara buat kotak, memanen, penyaringan hingga pengemasan madu. Pelatihan turut dihadiri CD Officer PT TPL, Yessy Winda Panggabean, Jupiter Lumban Raja sebagai pelatih budidaya ternak lebah madu, Kepala Desa Parbuluan 4, Arnod Sagala.

Jupiter Lumban Raja menerangkan, peternak dilatih cara membuat glodokan hingga pengemasan madu. Dari hasil di lapangan, para peternak kewalahan memanen, karena harus dilakukan malam hari dan harus diasapi, sehingga hasil panen tidak maksimal.

“Mereka kita fasilitasi bagaimana cara panen madu siang hari dan kapan saatnya bisa panen. Serta bagaimana agar hasil panen bersih dan steril,” ucapnya.

Pada budidaya lebah madu juga terdapat hama seperti semut. Harus dijauhkan dari penyemprotan pestisida dan obat- obatan lainnya, serta harus rajin membersihkan kotak. Untuk memenuhi makan lebah, peternak sudah harus menanam bunga, dan melakukan penataan tempat dan menambah jumlah kotak.

Sementara itu, Yessy Winda Panggabean mengatakan, pelatihan budidaya lebah madu merupakan program PT TPL, untuk peningkatan ekonomi masyarakat, agar memiliki pendapatan tambahan selain dari bertani. Mereka tidak hanya diberi pelatihan, tetapi didampingi hingga pengemasan dan pemasaran madu nantinya.

Perusahaan tidak memberikan setiap apa yang dibutuhkan kelompok. Tetapi perusahaan akan melakukan pemdampingan secara berkesenambungan dan melakukan analiasis kebutuhan prioritas, agar kuantitas dan kualitas madu meningkat.

Dari hasil pelatihan, kata Yessi, peternak kewalahan pada saat panen, karena panen dilakukan pada malam hari. Memang kalau panen di siang hari, peternak tidak memiliki alat pelindung diri (APD). “Dari pertimbangan itu, PT TPL akan memberikan APD kepada kelompok peternak, agar panen maksimal,” katanya.

Kepala Desa Parbuluan IV, Arnod Sagala yang juga sebagai petani lebah madu mengapresiasi PT TPL, yang sudah membekali masyarakat budidaya lebah. Selama ini, cara yang dilakukan peternak tidak menghasilkan madu dengan maksimal.

“Kami barharap ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan, agar panen madu bisa maksimal. Juga berharap diberikan bantuan APD, untuk alat saat panen,” tutur Arnod. (rud/han)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – PT Toba Pulp Lestari memberikan pelatihan budidaya lebah madu kepada Kelompok Ternak Lebah Madu Tanggoli, di Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sabtu (20/3).

Pelatihan budidaya lebah diikuti 12 orang sebagai anggota kelompok. Peserta diberikan pemahaman pengembangan ternak lebah melalui media glodok, cara buat kotak, memanen, penyaringan hingga pengemasan madu. Pelatihan turut dihadiri CD Officer PT TPL, Yessy Winda Panggabean, Jupiter Lumban Raja sebagai pelatih budidaya ternak lebah madu, Kepala Desa Parbuluan 4, Arnod Sagala.

Jupiter Lumban Raja menerangkan, peternak dilatih cara membuat glodokan hingga pengemasan madu. Dari hasil di lapangan, para peternak kewalahan memanen, karena harus dilakukan malam hari dan harus diasapi, sehingga hasil panen tidak maksimal.

“Mereka kita fasilitasi bagaimana cara panen madu siang hari dan kapan saatnya bisa panen. Serta bagaimana agar hasil panen bersih dan steril,” ucapnya.

Pada budidaya lebah madu juga terdapat hama seperti semut. Harus dijauhkan dari penyemprotan pestisida dan obat- obatan lainnya, serta harus rajin membersihkan kotak. Untuk memenuhi makan lebah, peternak sudah harus menanam bunga, dan melakukan penataan tempat dan menambah jumlah kotak.

Sementara itu, Yessy Winda Panggabean mengatakan, pelatihan budidaya lebah madu merupakan program PT TPL, untuk peningkatan ekonomi masyarakat, agar memiliki pendapatan tambahan selain dari bertani. Mereka tidak hanya diberi pelatihan, tetapi didampingi hingga pengemasan dan pemasaran madu nantinya.

Perusahaan tidak memberikan setiap apa yang dibutuhkan kelompok. Tetapi perusahaan akan melakukan pemdampingan secara berkesenambungan dan melakukan analiasis kebutuhan prioritas, agar kuantitas dan kualitas madu meningkat.

Dari hasil pelatihan, kata Yessi, peternak kewalahan pada saat panen, karena panen dilakukan pada malam hari. Memang kalau panen di siang hari, peternak tidak memiliki alat pelindung diri (APD). “Dari pertimbangan itu, PT TPL akan memberikan APD kepada kelompok peternak, agar panen maksimal,” katanya.

Kepala Desa Parbuluan IV, Arnod Sagala yang juga sebagai petani lebah madu mengapresiasi PT TPL, yang sudah membekali masyarakat budidaya lebah. Selama ini, cara yang dilakukan peternak tidak menghasilkan madu dengan maksimal.

“Kami barharap ilmu yang diberikan dapat diaplikasikan, agar panen madu bisa maksimal. Juga berharap diberikan bantuan APD, untuk alat saat panen,” tutur Arnod. (rud/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/