26.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

PLN Harus Punya Pembangkit Baru

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kapal Karadeniz Powership Onur Sultan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) bersandar di dermaga PLTGU, di Belawan, Medan, Sumatera Utara, Minggu (21/5). Kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki dengan panjang 300 meter dan lebar 46 meter berkapasitas 240 MW tersebut, diharapkan mampu meningkatkan pasokan listrik di wilayah Sumbagut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyewaan Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) milik Turki untuk mengatasi persoalan listrik di Sumatera Utara (Sumut), mendapat tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan. Diharapkan, jangan ada lagi pemadaman listrik di Sumut, khususnya selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Johan Brien mengatakan, perencanaan yang dilakukan PLN harus benar-benar dioptimalkan. Jangan sampai nanti ada lagi pemadaman. Apalagi, dalam waktu dekat memasuki bulan puasa dan lebaran. Sebab, jika terjadi pemadaman lagi itu jelas sangat mengganggu orang yang mau beribadah.

“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan yang dilakukan. Namun demikian, jangan ada alasan lagi PLN melakukan pemadaman,” kata Johan kepada Sumut Pos, Senin (22/5).

Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kalau mau uji coba dilakukan sekarang ini, sebelum bulan puasa. Jadi, ketika memasuki bulan tersebut tidak ada lagi proses uji coba atau pemadaman. “Kalau melihat di media sosial, kapal pembangkit itu memiliki daya yang sangat besar, hingga mencapai 240 Mega Watt (MW) dan disewa selama 5 tahun. Namun demikian, harapannya dalam kurun waktu itu sudah ada pembangkit yang baru. Artinya, tidak hanya mengandalkan pembangkit milik negara lain,” cetus Johan.

Sebab menurut dia, ketika masa sewa sudah habis tentunya persoalan listrik muncul kembali. Jadi, akankah masalah ini terus dihadapi masyarakat Sumut? Diutarakan Johan, jika terus-terusan menyewa tentunya biaya akan membengkak.

“Informasinya, biaya sewa yang dikeluarkan sangat tinggi. Kalau tidak salah hampir tiga kali lipat dari yang umumnya (genset). Sebab, pembangkit itu berbentuk kapal. Bisa ditanyakan kepada PLN biaya sewanya berapa. Lalu, bila dibandingkan dengan menyewa genset, di mana bedanya. Oleh sebab itu, kebijakan ini harus dioptimalkan benar sehingga tidak membuang-buang biaya. Dengan kata lain, tujuannya untuk membantu masyarakat Sumut tapi malah merugikan,” tukasnya. (ris)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kapal Karadeniz Powership Onur Sultan, kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) bersandar di dermaga PLTGU, di Belawan, Medan, Sumatera Utara, Minggu (21/5). Kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki dengan panjang 300 meter dan lebar 46 meter berkapasitas 240 MW tersebut, diharapkan mampu meningkatkan pasokan listrik di wilayah Sumbagut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyewaan Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) milik Turki untuk mengatasi persoalan listrik di Sumatera Utara (Sumut), mendapat tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan. Diharapkan, jangan ada lagi pemadaman listrik di Sumut, khususnya selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Johan Brien mengatakan, perencanaan yang dilakukan PLN harus benar-benar dioptimalkan. Jangan sampai nanti ada lagi pemadaman. Apalagi, dalam waktu dekat memasuki bulan puasa dan lebaran. Sebab, jika terjadi pemadaman lagi itu jelas sangat mengganggu orang yang mau beribadah.

“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan yang dilakukan. Namun demikian, jangan ada alasan lagi PLN melakukan pemadaman,” kata Johan kepada Sumut Pos, Senin (22/5).

Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kalau mau uji coba dilakukan sekarang ini, sebelum bulan puasa. Jadi, ketika memasuki bulan tersebut tidak ada lagi proses uji coba atau pemadaman. “Kalau melihat di media sosial, kapal pembangkit itu memiliki daya yang sangat besar, hingga mencapai 240 Mega Watt (MW) dan disewa selama 5 tahun. Namun demikian, harapannya dalam kurun waktu itu sudah ada pembangkit yang baru. Artinya, tidak hanya mengandalkan pembangkit milik negara lain,” cetus Johan.

Sebab menurut dia, ketika masa sewa sudah habis tentunya persoalan listrik muncul kembali. Jadi, akankah masalah ini terus dihadapi masyarakat Sumut? Diutarakan Johan, jika terus-terusan menyewa tentunya biaya akan membengkak.

“Informasinya, biaya sewa yang dikeluarkan sangat tinggi. Kalau tidak salah hampir tiga kali lipat dari yang umumnya (genset). Sebab, pembangkit itu berbentuk kapal. Bisa ditanyakan kepada PLN biaya sewanya berapa. Lalu, bila dibandingkan dengan menyewa genset, di mana bedanya. Oleh sebab itu, kebijakan ini harus dioptimalkan benar sehingga tidak membuang-buang biaya. Dengan kata lain, tujuannya untuk membantu masyarakat Sumut tapi malah merugikan,” tukasnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/