25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Pemerintah Rancang Bantuan Penanak Nasi Gratis

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merancang program bantuan penanak nasi listrik (BPNL) atau bantuan rice cooker gratis bagi keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 680 ribu unit pada tahun 2023 mendatang. Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Edy Pratiknyo mengatakan program ini dirancang untuk mendukung pemanfaatan energi bersih.

“Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita atau e-cooking dan penghematan biaya memasak,” kata Edy Pratiknyo dalam acara Forum Dikusi Publik yang dipantau secara daring, Jumat (25/11).

Lantaran masih dirancang, ia menjelaskan program bantuan rice cooker gratis ini masih membutuhkan regulasi untuk dijadikan sebagai dasar pelaksanaannya. Dalam program ini, ESDM nantinya akan memberikan bantuan senilai Rp 500.000 per KPM yang tentunya akan ada komparansi dan manfaat yang bisa dirasakan masyarakat.

Pertama, dari sisi penghematan biaya menanak nasi. ESDM mengklaim, menanak nasi menggunakan rice cooker akan menghemat biaya sebesar Rp 6.404 per bulan jika dibandingkan dengan menggunakan kompor LPG 3 Kg.

Menurut kajian ESDM, menanak nasi menggunakan LPG 3 Kg memerlukan sekitar 2,4 kg dengan biaya Rp 16.800 per bulan. Sementara menggunakan rice cooker, hanya membutuhkan energi untuk menanak sebesar 5,25 kWh/bulan dan energi memanaskan sebesar 19,80 kWh/bulan yang secara nilai hanya membutuhkan Rp 10.396 per bulan.

“Biaya menanak nasi dengan rice cooker hanya membutuhkan Rp 10.396 per bulan atau lebih hemat sebesar Rp 6.404 per bulan dibandingkan menggunakan LPG 3 Kg,” jelas Edy.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bantuan rice cooker ini lebih bisa dimungkinkan untuk mengganti bantuan kompor induksi guna mendukung pemanfaatan energi bersih. Karena berdasar survei PLN, kata Edy, penerima KPM merupakan rumah tangga yang menggunakan listrik sebesar 450 VA dan 900 VA. Selain itu, mereka juga secara mayoritas menggunakan LPG 3 Kg.

Edy juga membeberkan, dengan pemerintah yang menyalurkan bantuan rice cooker sebanyak 680 ribu, maka akan mengurangi volume penggunaan LPG mencapai Rp 19,6 ribu ton. Itu artinya, bisa menghemat devisa sebesar USD 26,88 juta dan akan memicu peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh atau setara dengan pembangkit Rp 54,74 Miliar.

Meski demikian, Edy mengatakan program ini masih akan dilakukan kajian lebih mendalam bersama dengan perguruan tinggi guna mengetahui lebih lanjut terkait kekurangan dan kelebihan program.

“Tentunya dari kebijakan program penanak nasi ini ada plus-minusnya. Seperti, kapasitas (PNL 200 watt) lebih kecil bisa memasak lebih dari sekali untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian (PNL 300 watt) bisa memasak cukup sekali dalam sehari,” tandasnya. (jpc/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merancang program bantuan penanak nasi listrik (BPNL) atau bantuan rice cooker gratis bagi keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 680 ribu unit pada tahun 2023 mendatang. Subkoordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Edy Pratiknyo mengatakan program ini dirancang untuk mendukung pemanfaatan energi bersih.

“Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita atau e-cooking dan penghematan biaya memasak,” kata Edy Pratiknyo dalam acara Forum Dikusi Publik yang dipantau secara daring, Jumat (25/11).

Lantaran masih dirancang, ia menjelaskan program bantuan rice cooker gratis ini masih membutuhkan regulasi untuk dijadikan sebagai dasar pelaksanaannya. Dalam program ini, ESDM nantinya akan memberikan bantuan senilai Rp 500.000 per KPM yang tentunya akan ada komparansi dan manfaat yang bisa dirasakan masyarakat.

Pertama, dari sisi penghematan biaya menanak nasi. ESDM mengklaim, menanak nasi menggunakan rice cooker akan menghemat biaya sebesar Rp 6.404 per bulan jika dibandingkan dengan menggunakan kompor LPG 3 Kg.

Menurut kajian ESDM, menanak nasi menggunakan LPG 3 Kg memerlukan sekitar 2,4 kg dengan biaya Rp 16.800 per bulan. Sementara menggunakan rice cooker, hanya membutuhkan energi untuk menanak sebesar 5,25 kWh/bulan dan energi memanaskan sebesar 19,80 kWh/bulan yang secara nilai hanya membutuhkan Rp 10.396 per bulan.

“Biaya menanak nasi dengan rice cooker hanya membutuhkan Rp 10.396 per bulan atau lebih hemat sebesar Rp 6.404 per bulan dibandingkan menggunakan LPG 3 Kg,” jelas Edy.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bantuan rice cooker ini lebih bisa dimungkinkan untuk mengganti bantuan kompor induksi guna mendukung pemanfaatan energi bersih. Karena berdasar survei PLN, kata Edy, penerima KPM merupakan rumah tangga yang menggunakan listrik sebesar 450 VA dan 900 VA. Selain itu, mereka juga secara mayoritas menggunakan LPG 3 Kg.

Edy juga membeberkan, dengan pemerintah yang menyalurkan bantuan rice cooker sebanyak 680 ribu, maka akan mengurangi volume penggunaan LPG mencapai Rp 19,6 ribu ton. Itu artinya, bisa menghemat devisa sebesar USD 26,88 juta dan akan memicu peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh atau setara dengan pembangkit Rp 54,74 Miliar.

Meski demikian, Edy mengatakan program ini masih akan dilakukan kajian lebih mendalam bersama dengan perguruan tinggi guna mengetahui lebih lanjut terkait kekurangan dan kelebihan program.

“Tentunya dari kebijakan program penanak nasi ini ada plus-minusnya. Seperti, kapasitas (PNL 200 watt) lebih kecil bisa memasak lebih dari sekali untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian (PNL 300 watt) bisa memasak cukup sekali dalam sehari,” tandasnya. (jpc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/