“Selain di lapangan Benteng, sebenarnya di beberapa loket perbankan juga melayani penukaran uang pecahan kecil. Jadi tidak hanya di Lapangan Benteng, tetapi juga di kantor-kantor perbankan. Ada 54 loket dari 11 bank yang melayani penukaran,” jelasnya.
Untuk tahun ini, uang pecahan kecil yang paling banyak disediakan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut adalah pecahan Rp 20.000. Hanya saja yang paling banyak diminati masyarakat pecahan Rp 5.000 dan Rp 2.000.
Budi berharap, dengan disediakannya loket penukaran uang pecahan kecil dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Bank Indonesia terus berusahan memenuhi permintaan masyarakat akan uang pecahan kecil.
“Bank Indonesia cukup banyak menyuport kebutuhan uang pecahan kecil pada masyarakat. Layanan penukaran uang pecahan ini tidak hanya di Medan, juga dilakukan di Siantar dan Sibolga. Dilakukan pada hari yang sama dengan di Medan,” tuturnya.
Untuk penukaran berlokasi di Lapangan Benteng, Medan. Selain itu, ?Bank Indonesia juga menyediakan mobil khas keliling yang berada di delapan instansi dan delapan pasar tradisional di Kota Medan secara mobile beroperasi.
“Masyarakat tidak perlu berdesak-desakan, karena semuanya akan dilayani dengan baik. Saya menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan penukaran di Bank Indonesia dan loket-loket secara resmi, karena jika di luar itukita tidak bisa menjamin, mulai dari jumlah dan keaslian uangnya,” ungkap Budi.
Dikatakan Budi, adanya peredaran uang palsu karena memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat akan keaslian uang Rupiah. Oleh karena itu, Bank Indonesia selalu secara rutin menjelaskan tentang ciri khas dari uang Rupiah.
“Selain mengedarkan, saat penukaran Bank Indonesia akan menginformasikan keaslian uang rupiahnya,” ujarnya.(gus/ram)