25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Swasta Tidak Berani Ikut Pembangunan Jalan Tol

TOL : Pintu jalan tol Tebingtinggi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jalan tol dalam lima tahun ke depan sepanjang 2.500 km. Investasinya diperkirakan mencapai Rp 250-375 triliun.

Rencananya, pemerintah tidak hanya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan juga melalui Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Oleh karena itu, partisipasi swasta sangat diharapkan dalam percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia.

Sayangnya, tidak semua pihak swasta berani berinvestasi di sektor jalan tol. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa mengungkap alasannya. Menurutnya, investasi di jalan tol merupakan investasi yang padat modal.

“Pertama adalah pembebasan lahan, swasta harus dihadapkan pada ini. Kedua adalah dana yang besar, terutama untuk proyel tol yang dibangun secara simultan, tidak terpotong-potong,” kata Erwin, Selasa (29/10).

Hambatan lain adalah proyeksi lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang selalu meleset. Jika LHR lebih kecil, hal ini menjadi risiko pengusaha jalan tol dan tidak mendapat ganti rugi dari pemerintah.

“Pemerintah selama ini tidak menjamin LHR meleset dan itu resiko yang dihadapi pengusaha. Sebenarnya jika ada jaminan banyak pengusaha ingin garap tol, saat ini kan hanya yang capital-nya besar saja,” kata Erwin.

Selain itu, ada juga masalah lain yang membuat pengusaha malas ikut dalam proyek infrastruktur. Seperti ketidakpastian yang tinggi dengan jangka waktu yang sangat panjang.

Hal sebaliknya diungkap Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit. Menurut Danang Keterlibatan swasta di infrastruktur jalan tol terus meningkat, termasuk dari level menengah.

Dengan target jalan tol yang dibangun pada tahun 2024 sepanjang 4.700 – 5.200 kilometer, sambung Danang, dibutuhkan lebih banyak ‘pemain baru’ di bidang ini. Tidak hanya BUMN atau swasta dengan jumlah modal besar.

“Kita butuh pemain baru saat ini. Sudah ada pemain baru yang masuk, tapi dalam level konsorsium, antara 5 sampai dengan 10 persen, tapi kita sudah senang makin banyak di infrastruktur tol swasta terlibat,” kata Danang.

Saat ini sendiri, pihak swasta yang bergabung di investasi jalan tol setidaknya ada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Nusantara Infrastruktur, Astra Infra Group, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk ( PT.CMNP). (jpc/ram)

TOL : Pintu jalan tol Tebingtinggi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jalan tol dalam lima tahun ke depan sepanjang 2.500 km. Investasinya diperkirakan mencapai Rp 250-375 triliun.

Rencananya, pemerintah tidak hanya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan juga melalui Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Oleh karena itu, partisipasi swasta sangat diharapkan dalam percepatan pembangunan jalan tol di Indonesia.

Sayangnya, tidak semua pihak swasta berani berinvestasi di sektor jalan tol. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa mengungkap alasannya. Menurutnya, investasi di jalan tol merupakan investasi yang padat modal.

“Pertama adalah pembebasan lahan, swasta harus dihadapkan pada ini. Kedua adalah dana yang besar, terutama untuk proyel tol yang dibangun secara simultan, tidak terpotong-potong,” kata Erwin, Selasa (29/10).

Hambatan lain adalah proyeksi lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang selalu meleset. Jika LHR lebih kecil, hal ini menjadi risiko pengusaha jalan tol dan tidak mendapat ganti rugi dari pemerintah.

“Pemerintah selama ini tidak menjamin LHR meleset dan itu resiko yang dihadapi pengusaha. Sebenarnya jika ada jaminan banyak pengusaha ingin garap tol, saat ini kan hanya yang capital-nya besar saja,” kata Erwin.

Selain itu, ada juga masalah lain yang membuat pengusaha malas ikut dalam proyek infrastruktur. Seperti ketidakpastian yang tinggi dengan jangka waktu yang sangat panjang.

Hal sebaliknya diungkap Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit. Menurut Danang Keterlibatan swasta di infrastruktur jalan tol terus meningkat, termasuk dari level menengah.

Dengan target jalan tol yang dibangun pada tahun 2024 sepanjang 4.700 – 5.200 kilometer, sambung Danang, dibutuhkan lebih banyak ‘pemain baru’ di bidang ini. Tidak hanya BUMN atau swasta dengan jumlah modal besar.

“Kita butuh pemain baru saat ini. Sudah ada pemain baru yang masuk, tapi dalam level konsorsium, antara 5 sampai dengan 10 persen, tapi kita sudah senang makin banyak di infrastruktur tol swasta terlibat,” kata Danang.

Saat ini sendiri, pihak swasta yang bergabung di investasi jalan tol setidaknya ada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Nusantara Infrastruktur, Astra Infra Group, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk ( PT.CMNP). (jpc/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/