30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pandangan Negatif Selalu Ada

Doremi Armaya, Tantangannya Menjadi Disc Jokey

Menjadi pekerja seni, tidak akan mengenal waktu. Pagi, siang, dan malam harus dijalani demi tuntutan profesi. Begitulah yang dilakoni Doremi Armaya, salah satu DJ (Disc Jokey) di Medan. Saat orang pada umumnya beraktifitas mulai pagi hingga sore hari, dirinya sebaliknya. Belum lagi  adanya pandangan negatif dari masyarakat terhadap profesi DJ wanita (FDJ)

“Pandangan negatif jelas ada.  Tapi aku cuekin, yang penting aku tanggung jawab dengan apa yang aku jalani,” ujar wanita kelahiran Medan tahun 1989 ini.

Keluarganya sendiri, akunya tidak sepenuhnya mendukung profesi yang dijalaninya ini. Ada yang pro dan kontra.  “Untuk menjaga nama baik, aku memilih sebagai DJ yang berkualitas. Bukan DJ topless. DJ topless ini lebih menjual kemolekan tubuh dibandingkan dengan kemampuan ber DJ, dan tentu saja harus berpakaian seksi. “Aku kan tidak terlalu seksi. Karena aku bukan DJ topless,” tambahnya.

Sebelum terjun ke dunia DJ, Doremi lebih dahulu mengasah bakatnya dibidang tarik suara. Masuk sebagai 20 besar perwakilan Sumatera Utara pada ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2011, merupakan salah satu prestasinya. “Tapi karena profesi DJ lagi digandrungi, aku pun belajar DJ. Salah satunya untuk menambah performance aku saat tampil bernyanyi,” ujar Do (panggilan akrab Doremi). Dan terbukti, inilah yang menjadi kelebihan Do dibandingkan DJ wanita lainnya. Saat menghibur masyarakat sebagai DJ, Do sekaligus menjadi penyanyi. “Langsung dapat paket,” tambahnya sambil ketawa.

Kesibukannya sebagai DJ disadarinya, membatasi waktunya berkumpul bersama teman – teman. Karena itu, terkadang dia meminta teman-temannya  menyaksikan penampilannya. ‘’Jadi ngumpulnya di club, ” tambahnya.

Kesehatan juga salah satu hal yang penting yang harus diperhatikannya. Karena itu, walau bekerja di dunia malam yang identik dengan rokok, minuman beralkohol, dan lainnya, semua itu dihindari oleh Do. “Dugem tidak selalu dengan hal-hal itu kan, lagian ini aku lakukan untuk diri sendiri, untuk kesehatan aku,” tambah gadis tamatan D3 Pariwisata USU ini.

Untuk memaksimalkan penampilannya, Do juga tidak pernah lupa  merawat tubuhnya. Seperti rambut dan kulit. “Setelah selesai tampil di panggung apalagi di club, aku langsung creambath. Ini untuk menghilangkan bau rokok. Kalau untuk kulit, aku lebih cenderung luluran saja. Di rumah atau di salon,’’ujarnya.  (ram)

Doremi Armaya, Tantangannya Menjadi Disc Jokey

Menjadi pekerja seni, tidak akan mengenal waktu. Pagi, siang, dan malam harus dijalani demi tuntutan profesi. Begitulah yang dilakoni Doremi Armaya, salah satu DJ (Disc Jokey) di Medan. Saat orang pada umumnya beraktifitas mulai pagi hingga sore hari, dirinya sebaliknya. Belum lagi  adanya pandangan negatif dari masyarakat terhadap profesi DJ wanita (FDJ)

“Pandangan negatif jelas ada.  Tapi aku cuekin, yang penting aku tanggung jawab dengan apa yang aku jalani,” ujar wanita kelahiran Medan tahun 1989 ini.

Keluarganya sendiri, akunya tidak sepenuhnya mendukung profesi yang dijalaninya ini. Ada yang pro dan kontra.  “Untuk menjaga nama baik, aku memilih sebagai DJ yang berkualitas. Bukan DJ topless. DJ topless ini lebih menjual kemolekan tubuh dibandingkan dengan kemampuan ber DJ, dan tentu saja harus berpakaian seksi. “Aku kan tidak terlalu seksi. Karena aku bukan DJ topless,” tambahnya.

Sebelum terjun ke dunia DJ, Doremi lebih dahulu mengasah bakatnya dibidang tarik suara. Masuk sebagai 20 besar perwakilan Sumatera Utara pada ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2011, merupakan salah satu prestasinya. “Tapi karena profesi DJ lagi digandrungi, aku pun belajar DJ. Salah satunya untuk menambah performance aku saat tampil bernyanyi,” ujar Do (panggilan akrab Doremi). Dan terbukti, inilah yang menjadi kelebihan Do dibandingkan DJ wanita lainnya. Saat menghibur masyarakat sebagai DJ, Do sekaligus menjadi penyanyi. “Langsung dapat paket,” tambahnya sambil ketawa.

Kesibukannya sebagai DJ disadarinya, membatasi waktunya berkumpul bersama teman – teman. Karena itu, terkadang dia meminta teman-temannya  menyaksikan penampilannya. ‘’Jadi ngumpulnya di club, ” tambahnya.

Kesehatan juga salah satu hal yang penting yang harus diperhatikannya. Karena itu, walau bekerja di dunia malam yang identik dengan rokok, minuman beralkohol, dan lainnya, semua itu dihindari oleh Do. “Dugem tidak selalu dengan hal-hal itu kan, lagian ini aku lakukan untuk diri sendiri, untuk kesehatan aku,” tambah gadis tamatan D3 Pariwisata USU ini.

Untuk memaksimalkan penampilannya, Do juga tidak pernah lupa  merawat tubuhnya. Seperti rambut dan kulit. “Setelah selesai tampil di panggung apalagi di club, aku langsung creambath. Ini untuk menghilangkan bau rokok. Kalau untuk kulit, aku lebih cenderung luluran saja. Di rumah atau di salon,’’ujarnya.  (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/