Istri korban Fatiniah Hulu yang ditemui si RSUD Pirngadi mengaku tau suaminya tewas dari dari abang iparnya Elizaro. “Aku dihubungi sama abang ipar, dia yang kasih tahu kalau suamiku udah meninggal,” katanya sembari menangis.
Ibu tiga anak itu mengatakan, dirinya terakhir ketemu dengan korban pada Senin (15/6) lalu. “Senin yang lalu aku diantarkannya ke rumah orangtuaku di Lorong Sentosa, Belawan.Karena bapakku tinggal sendiri lagi kurang sehat, makanya aku diantarkannya ke sana,” kenangnya. Masih kata Fatiniah, pagi sebelum ditemukan tewas, dirinya masih ditelepon oleh korban. Kala itu korban mengaku akan menjemput Fatiniah malam harinya. “Kemarin pagi jam 8, saya ditelepon, dia bilang entar malam abang jemput kalian ya dek, itu lah terakhir kalinya aku mendengar suaranya,” lirih Fatiniah.
Di mata Fatiniah korban adalah sosok suami yang baik, rajin bekerja, tidak perokok dan tidak peminum. “Dia orangnya baik, rajin bekerja, merokok gak, minum gak, tapi pernah diajak minum sama kawan-kawannya, itu pun dia mau hanya untuk menghargai ajakan saja,” jelasnya. Bahkan selama ini suaminya tak pernah punya musuh, karena sepulang kerja dia selalu berada di rumah. “Dia aja kalau lagi gak kerja di rumah aja, gak mau keluar rumah,” ungkapnya. Menurutnya, 5 tahun lalu suaminya punya musuh, tetapi musuh tersebut ada ketika mereka masih tinggal di kampung halamannya.
“Tahun 2010 ada, tapi itu pas kami masih tinggal di Nias, tapi udah baikan kok, gak musuhan lagi,” jelasnya. Fatiniah mengatakan, dirinya sangat bingung akan masa depan anaknya yang selama ini biaya pendidikannya dari hasil jerih payah sang suami tercinta. “Gimana lah anakku mau sekolah, sementara ayahnya udah gak ada lagi, aku gak kerja,” ujarnya berlinang air mata. (mag-1/mag-3/deo)