DELITUA, SUMUTPOS.CO – Tak hanya karena jeratan di leher, kematian Rahmadani (21) ternyata akibat lehernya ditikam pelaku pakai pulpen. Namun, polisi belum menguak motif tewasnya cewek yang menetap di Jalan Besar Delitua Gg. Surya, Kel. Delitua Induk, Kec. Delitua itu.
Sumber di kepolisian mengaku, pacar korban berinisial MW, masih diperiksa intensif dan ditahan. Motif pembunuhan, belum terlalu jelas, tapi diduga sakit hati karena permintaan maafnya tidak diterima korban.
Saat dikonfirmasi ke Kapolsek Delitua, AKP Daniel Marunduri, dia masih enggan komentar banyak. “Korban tewas akibat luka tusuk dari sebuah benda di bagian lehernya, kalau soal pelaku besok kita ekspos ya,” kata Daniel, Minggu (31/5).
Bahkan, dia juga mengaku belum mengetahui hasil otopsi penyebab pasti kematian cewek yang bekerja di perusahaan air munum kemasan di Gg Ladang, Jalan Brigjen Hamid Medan.
Terpisah, ayah korban, Syamul, meminta kepada pihak kepolisian agar pelaku dihukum seberat-beratnya. “Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya, masa tega kali dia melakukan itu sama si Rahmadani. Apa rupanya salahnya, kasihan kami melihat kematiannya yang begitu tragis” kata Syamsul.
Sumber di kepolisian mengaku, MW dicurigai sebagai pelaku karena beberapa hari sebelumnya bertengkar dengan korban. Mereka sempat bertengkar di pabrik air minum kemasan, tempat mereka bekerja di Jalan Brigjen Hamid Gg Ladang Medan. Saat itu, MW berusaha minta maaf kepada korban. Namun sejak itu, keduanya kerap bertengkar. Diduga, pertengkaran juga terjadi sesaat sebelum korban ditemukan tewas.
Diberitakan sebelumnya jerit tangis Syamsul (55) langsung pecah saat menyaksikan tubuh putri sekaligus anak semata wayang dari istri pertamanya terbujur kaku di kamar rumahnya, Jumat (28/5) sore. Rahmadani tewas mengenaskan dengan luka jeratan di leher dan tubuhnya ditutupi tilam. Kuat dugaan, gadis belia ini dibunuh kekasihnya berinisial WN.
Sore itu, sekira pukul 16.00 WIB, Syamsul yang baru pulang bekerja sebagai sopir pribadi salah seorang dokter. Dia mendapati pintu rumah mereka terkunci rapat. Semula dia mengira Rahmadani telah pergi bekerja. Karena itu, Syamsul pun mendatangi rumah tetangganya untuk meminta kunci. Pasalnya selama ini, tiap berangkat kerja Rahmadani selalu menitipkan kunci di sana.
Tapi perkiraan Syamsul meleset. Rahmadani tak ada menitipkan kunci. Bahkan para jiran ngaku tak melihat korban seharian. Curiga hal buruk terjadi, Syamsul pun berusaha menggedor pintu sembari memanggil anaknya. Karena tak kunjung ada jawaban, Syamsul yang mulai panik pun meminjam obeng milik tetangganya. Selanjutnya, dia membuka paksa gembok pintu rumah itu. Saat masuk ke dalam,mata Syamsul sontak terbelalak melihat tubuh Rahmadani terbujur kaku dengan kondisi telentang tertutup tilam.
Melihat itu, spontan Syamsul menjerit histeris sembari memanggil para tetangganya. Dalam sekejap rumah Syamsul langsung disemuti warga yang heboh. Tak lama berselang, polisi yang dapat info tiba di lokasi dan langsung memasang garis polisi. Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), di leher korban ditemukan luka bekas jeratan dan dari mulutnya keluar darah. (cr6/trg)