
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anggota Brimob Kelapa Dua Bharada Rizki Dwi Wicaksono (20) tewas dibacok 10 pria cepak, saat menumpang taksi di kawasan Halte Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Selasa (1/7) dinihari.
Riyana (46), ibunda Rizki terus menangis menanti kedatangan jenazah putranya. Ia masih belum percaya nasib buruk yang menimpa Rizki.
“Saya mendapat kabar dari kakak saya di Jakarta pukul 07.00 tadi pagi. Saya masih nggak percaya,” kata Riyana, ditemui di rumah duka Dusun Popohan, Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan, Selasa (1/7) malam.
Riyana dan suaminya Budi Utomo (50), yang bekerja di Kalimantan langsung pulang ke Pasuruan begitu mendapat kabar tersebut.
“Dia anak yang baik, saya nggak terima. Saya harap pelaku segera ditangkap dan diberi hukuman berat,” ujar Riyana sambil terisak tangis dan memegangi foto putranya.
Riyana menyatakan, meski berjauhan dengan anaknya, keduanya selalu berkomunikasi setiap hari melalui telepon maupun SMS. “Nyawa dibayar nyawa, wong saya cuma punya anak dua,” tukasnya.
Menurut Riyana, Rizki belum setahun berdinas sebagai polisi. Sehabis lulus pendidikan di Purwokerto, ia ditempatkan di Jakarta dan pernah bertugas di Ambon.
Rizki merupakan lulusan SMA Maarif Purwosari. “Selama sekolah dia tak pernah ada masalah. Saya tak pernah dipanggil ke sekolah gara-gara dia. Dia penurut dan rajin salat,” pungkas Riyana.
Lokasi pembunuhan Rizki tepatnya sekitar 80 meter dari halte UI yang mengarah ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pantauan di lokasi, Selasa (1/7) ada dua lingkaran ceceran darah korban di tengah jalan.
Ceceran darah itu di tengah jalan itu ada dua bagian. Satu berukuran lebih besar, dan satu lagi lebih kecil lingkarannya. Di lokasi ini taksi yang membawa korban menuju Bandara Soekarno-Hatta dicegat 10 pria yang datang dengan 5 motor itu. Korban kemudian dipaksa keluar dari taksi dan dianiaya.
“Korban ditarik dari dalam taksi, kemudian setelah di luar korban ditusuk-tusuk oleh para pelaku,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan, Selasa (1/7).
Rikwanto mengatakan, sekitar pukul 00.40 WIB, Taksi Indah Famili yang ditumpangi Rizki dihadang 10 pria berambut cepak dan berpakaian preman. Para pelaku kemudian memecahkan kaca pintu jok depan yang diduduki oleh korban.
Selanjutnya korban ditarik dari dalam taksi, lalu dianiaya para pelaku. Sementara sopir taksi berinisial TJ yang saat itu menyaksikan penganiayaan korban, berlari keluar menyelamatkan diri.
“Korban ditusuk senjata tajam. Kita belum tahu jenis senjatanya apa,” imbuhnya.
Soal jenis senjata tajam itu, sambungnya, itu akan terlihat dari luka pada tubuh korban. Korban menderita luka tusukan di punggung 4 tusukan, dan di bagian kepala 5 tusukan, serta di kelingkingnya.
Polisi masih menyelidiki anggota Den B Satuan Pelopor Brimob Kelapa Dua itu. Diduga, para pelaku sudah membuntuti korban sejak keluar dari Mako Brimob Kelapa Dua.
“Sepertinya dia sudah diikuti sejak keluar dari Mako Brimob, kemudian dihadang di TKP,” kata Rikwanto.
Terkait ciri-ciri pelaku yang berambut cepak, Rikwanto enggan berspekulasi akan dugaan pelaku. “Kita belum tahu siapa pelakunya. Pelakunya juga menggunakan pakaian preman,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan informasi mengenai para pelaku ini. Semua informasi, kata dia, akan didalami, termasuk informasi perkelahian anggota Brimob dengan sekelompok orang beberapa waktu lalu di Cijantung.
“Semua informasi itu kita tampung dan kita kembangkan,” lanjutnya.
Latar belakang korban pun diselidiki untuk mencari jejak pelaku pembacokan.
“Polda Metro Jaya sudah memetakan siapa teman-temannya, apakah ada latar belakangnyakah, kok tiba-tiba yang bersangkutan dihadang di depan UI,” kata Kabareskrim Komjen Suhardi Aliyus.

Peristiwa sadis tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB, bertepatan dengan HUT Polri ke-68, 1 Juli. Rizky cuti pulang kampung ke Pasuruan, Jatim, berangkat dari mesnya di Ksatrian Amji Attak menggunakan taksi untuk selanjutnya menuju Bandara Soekarno-Hatta. Pada pukul 00.00 WIB, Rizky dijemput sopir taksi bernama Tochari bin H Tajuli ke mes tersebut.
Setibanya di perjalanan dekat Halte UI, Jl Akses UI, Depok, 10 kawanan pria berambut cepak menghampirinya. Para pelaku yang menggunakan 5 unit motor bebek langsung mengepung taksi yang ditumpangi Rizky.
Para pelaku memecahkan kaca belakang taksi dan langsung menikam Rizky bertubi-tubi. Akibat peristiwa itu Rizki tewas bersimbah darah. Ia tewas dengan luka 5 sabetan parang di bagian kepala dan punggung.
Hasil olah TKP tidak ditemukan barang korban yang hilang. Artinya, pelaku hanya menyasar korban dan bukan bermaksud untuk mencuri. Sopir taksi juga tidak terluka.
TAK PUNYA MUSUH
Belum diketahui siapa pelaku dan apa motif penyergapan taksi yang ditumpangi Rizky dini hari tadi. “Korban ini memang pendiam, tapi kalau sudah kenal lama-lama dia enak juga,” ujar Haikal Aprieza, mahasiswa UGM, yang ikut ekspedisi NKRI bersama Rizky. Haikal ditemui di RS Polri Kramatjati, Jaktim, dimana jenazah Rizky diotopsi.
Selama mengikuti Ekspedisi NKRI di Maluku, Bharada Rizky tak pernah terlibat perselisihan. Haikal merupakan salah satu teman yang selalu bersama Rizky.
“Tidak ada perselisihan, justru dia selalu bawa hubungan baik sama teman-temannya,” tuturnya.
Sebagai teman dekat selama perjalanan ekspedisi, Haikal menceritakan korban kerap mengajak teman-temannya makan bareng.
“Orangnya aktif suka ngajak jalan-jalan, makan bareng, di sana kami sudah seperti sahabat saja,” kenangnya. (net/bbs)