25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gadis Itu Dicekik & Dihajar Oknum TNI Karena Nolak Menikah

Foto: Medan MX/JPNN Ratna Hutapea, gadis yang dihajar dan dirampok kekasihnya seorang oknum tentara terbaring lemah di RS tempatnya dirawat intensif, Senin (31/8/2015).
Foto: Medan MX/JPNN
Ratna Hutapea, gadis yang dihajar dan dirampok kekasihnya seorang oknum tentara terbaring lemah di RS tempatnya dirawat intensif, Senin (31/8/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingat dengan Ratna Hutapea, yang tiga hari tak sadarkan diri akibat dibalbal kekasihnya, Aidil? Hingga kemarin, kondisi cewek asal Sidikalang itu masih dalam perawatan medis. Tangan kanannya pun masih terpasang jarum infus, begitu juga dengan lengan kiri yang masih dibalut perban.

Ketika disambangi MEDAN MX (grup SUMUTPOS.CO), Ratna tampak ditemani Marini, ibunya. Dikatakan perempuan berusia 40 tahun tersebut, anak sulungnya (Ratna) jadi selalu tampak murung dan sedikit bicara. “Begitupun kami tetap menghiburnya agar kembali ceria,”kata Marini, Selasa (1/9) siang.

Sementara itu, Ratna yang awal disambangi hanya terdiam, akhirnya sedikit mau bicara. “Masih oyong, gelap pandanganku, “ujar Ratna dengan suara sedikit parau.

Ketika ditanyai kejadian yang menimpa dirinya, Ratna pun mulai bicara. Dikatakannya, bahwa Aidil kali pertama dikenalnya di Rumah Sakit Putri Hijau, Jl. Yos Sudarso. “Dua bulan lalu, dia (Aidil) jadi korban begal dan dirawat di Rumkit. Aku diajak teman menjenguknya ke sana. Di situlah kami kenalnya,” kata Ratna lirih.

Setelah pertemuan itu, lanjut Ratna, mereka yang saling tukar nomor hape sering berkomunikasi lewat sms. “Dia sering sms, tapi karena hanya berteman kujawab sekedar saja. Pacarku ada marganya, Sinaga,” ucapnya.

Meski masih menahan luka-lukanya yang belum sembuh, Ratna berupaya bercerita dengan awak koran ini. Aidil terakhir kali datang ke kos-kosannya pada (24/8) malam. “Pas datang Aidil ngajak nikah, tapi aku gak mau. Karena baru kenal 2 bulan,”katanya.

Terus, lanjut Ratna lagi, ketika asik cerita. Tiba-tiba saja Aidil mencekik lehernya. “Sudah itu aku sudah tak ingat lagi. Aku pun tau sudah di rumah sakit,” kenangnya.

Diakui cewek berkulit putih tersebut, kalau Aidil diketahuinya berpangkat Pratu.”Aku mohon dia dihukum berat,” lirihnya.

Sementara itu Jhon Hutapea, ayah korban sangat terpukul dengan kejadian ini.”Sudah pening kepalaku, sudahlah anakku sakit biaya perobatannya sudah Rp87 juta. Limper pun tak ada uangku,” ungkap bapak enam anak ini.

Ketika ditanya mengenai bagaimana cara membayarnya ia pun bingung, “Mau kuambil dari mana duit sebanyak itu, kerjaku cuma berladang,” tambahnya.

Jhon pun mengeluhkan adanya kendala pada BPJS Kesehatan yang digunakan oleh Ratna, sehingga dirinya harus memutar otak bagaimana permasalahan ini agar cepat selesai.

Humas RSUP Haji Adam Malik Sairi M Saragih mengatakan pihaknya hanya hanya melakukan tindakan pelayanan pasien yang datang. Sedangkan BPJS Kesehatan tidak dapat kami masuki wilayahnya, karena institusi yang berbeda. Hanya saja RSUP HAM saling berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan.(ham/han)

Foto: Medan MX/JPNN Ratna Hutapea, gadis yang dihajar dan dirampok kekasihnya seorang oknum tentara terbaring lemah di RS tempatnya dirawat intensif, Senin (31/8/2015).
Foto: Medan MX/JPNN
Ratna Hutapea, gadis yang dihajar dan dirampok kekasihnya seorang oknum tentara terbaring lemah di RS tempatnya dirawat intensif, Senin (31/8/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ingat dengan Ratna Hutapea, yang tiga hari tak sadarkan diri akibat dibalbal kekasihnya, Aidil? Hingga kemarin, kondisi cewek asal Sidikalang itu masih dalam perawatan medis. Tangan kanannya pun masih terpasang jarum infus, begitu juga dengan lengan kiri yang masih dibalut perban.

Ketika disambangi MEDAN MX (grup SUMUTPOS.CO), Ratna tampak ditemani Marini, ibunya. Dikatakan perempuan berusia 40 tahun tersebut, anak sulungnya (Ratna) jadi selalu tampak murung dan sedikit bicara. “Begitupun kami tetap menghiburnya agar kembali ceria,”kata Marini, Selasa (1/9) siang.

Sementara itu, Ratna yang awal disambangi hanya terdiam, akhirnya sedikit mau bicara. “Masih oyong, gelap pandanganku, “ujar Ratna dengan suara sedikit parau.

Ketika ditanyai kejadian yang menimpa dirinya, Ratna pun mulai bicara. Dikatakannya, bahwa Aidil kali pertama dikenalnya di Rumah Sakit Putri Hijau, Jl. Yos Sudarso. “Dua bulan lalu, dia (Aidil) jadi korban begal dan dirawat di Rumkit. Aku diajak teman menjenguknya ke sana. Di situlah kami kenalnya,” kata Ratna lirih.

Setelah pertemuan itu, lanjut Ratna, mereka yang saling tukar nomor hape sering berkomunikasi lewat sms. “Dia sering sms, tapi karena hanya berteman kujawab sekedar saja. Pacarku ada marganya, Sinaga,” ucapnya.

Meski masih menahan luka-lukanya yang belum sembuh, Ratna berupaya bercerita dengan awak koran ini. Aidil terakhir kali datang ke kos-kosannya pada (24/8) malam. “Pas datang Aidil ngajak nikah, tapi aku gak mau. Karena baru kenal 2 bulan,”katanya.

Terus, lanjut Ratna lagi, ketika asik cerita. Tiba-tiba saja Aidil mencekik lehernya. “Sudah itu aku sudah tak ingat lagi. Aku pun tau sudah di rumah sakit,” kenangnya.

Diakui cewek berkulit putih tersebut, kalau Aidil diketahuinya berpangkat Pratu.”Aku mohon dia dihukum berat,” lirihnya.

Sementara itu Jhon Hutapea, ayah korban sangat terpukul dengan kejadian ini.”Sudah pening kepalaku, sudahlah anakku sakit biaya perobatannya sudah Rp87 juta. Limper pun tak ada uangku,” ungkap bapak enam anak ini.

Ketika ditanya mengenai bagaimana cara membayarnya ia pun bingung, “Mau kuambil dari mana duit sebanyak itu, kerjaku cuma berladang,” tambahnya.

Jhon pun mengeluhkan adanya kendala pada BPJS Kesehatan yang digunakan oleh Ratna, sehingga dirinya harus memutar otak bagaimana permasalahan ini agar cepat selesai.

Humas RSUP Haji Adam Malik Sairi M Saragih mengatakan pihaknya hanya hanya melakukan tindakan pelayanan pasien yang datang. Sedangkan BPJS Kesehatan tidak dapat kami masuki wilayahnya, karena institusi yang berbeda. Hanya saja RSUP HAM saling berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan.(ham/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/