26.7 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Aku Ditinggal Kawanku, Bang…

Foto: Amri/PM Bambang Nasution, pelaku perampokan, saat diamankan di Polsek Medan Barat.
Foto: Amri/PM
Bambang Nasution, pelaku perampokan, saat diamankan di Polsek Medan Barat.

SUMUTPOS.CO – Bambang Nasution perampok yang diringkus polisi, mengaku kerap beraksi di sekitar jalan layang Pulo Brayan, Medan Barat dan setiap beraksi selalu bersama YD (40) dan IW (39).

Hanya saja, ketika beraksi kali ini solidaritas rekan-rekannya diuji. Pasalnya, saat diuber warga dan polisi, dirinnya malah ditinggal. Alhasil, Bambang Nasution tertangkap, sementara dua rekannya YD dan IW berhasil kabur.

“Saya ditinggal bang. Mereka berhasil meloloskan diri,” ujar tersangka di Polsekta Medan Barat, Rabu (2/7).

Saat ditanyai, Bambang Nasution mengaku sudah merencanakan perampokan itu saat melihat dua karyawan PT Inti Jaya Baja keluar dari salah satu bank di Jalan Zainul Arifin Medan. Mobil yang membawa keduanya lantas mereka ikuti dengan 2 unit sepeda motor.

Di persimpangan Pasar Brayan, mobil korban berhenti karena traffic light. Bangun dan dua rekannya juga berhenti mengapit pintu depan kendaraan itu. “Kami lalu pura-pura meminjam mancis (korek api gas) kepada sopir mobil itu,” jelas Bangun di Mapolsek Medan Barat.

Selanjutnya, Bambang Nasution dan seorang rekannya menodongkan pistol ke arah sopir. Mereka mengancam akan menembak dan mencoba menakut-takuti. Tapi saat pelatuk ditarik, kedua pistol tidak meletus. Melihat itu, dua karyawan yang ada di dalam mobil tidak tinggal diam. “Mereka melawan,” jelas Bambang Nasution yang mengaku berasal dari Rantau Prapat.

Bangun menuturkan, otak aksi perampokan ini didalangi oleh tersangka YD. Ia hanya diajak YD dan IW untuk merampok. “Yang merencanakan perampokan ini bukan aku bang, tapi si YD dan IW. Aku hanya diajak mereka saja bang. Dua kawanku itu berhasil lari. Cuma aku yang ditangkap bang. Jujur bang aku baru sekali ini diajak merampok,” kata Bambang Nasution.

Bambang sendiri mengaku memperoleh pistol rakitan tersebut dari Pekan Baru dengan membelinya seharga Rp5 juta. Saat awak koran ini bertanya siapa saja komplotan perampok pengguna senjata api tersebut. Bambang menuturkan para pemain biasanya mendapatkan senjata dari Aceh, Pekan Baru atau dari Lampung.

“Kalau kami pas itu beli pistolnya di Pekan Baru dengan harga Rp5 jutaan, dapat bonus peluru. Biasanya kalau perampok yang pakai pistol rakitan itu pasti dari Pekan Baru, Aceh atau Lampung, udah itu gambarannya bang,” ungkap Bambang lemas.

Berdasarkan peluru yang digunakan komplotan Bambang berukuran caliber 9 mm, terdapat kesamaan dengan senajata yang digunakan pelaku perampokan pengusaha swalayan di Jalan Delitua. Hanya saja, kelompok Bambang menarget gaji karyawan dan selalu menunggu akhir bulan atau awal bulan.

Berikut petikan wawancara POSMETRO MEDAN (Grup SUMUTPOS.CO) dengan Bambang, Rabu (2/7) sore.

 

PM : Bagaimana kamu melakukan perampokan dan siapa saja calon korbannya?

 

BG : Kami selalu merencanakanya terlebih dahulu. Setiap tanggal 28 kami ngumpul di Marelan di Pasar 5 merencanakan perampokan. Kami satu tim ada tim intel yang mencari calon mangsa diteruskan ke tim yang mengikuti dan mengawasi sampai tim pengeksekusi di jalan layang, biasanya kami main malam bang. Calon korbannya para pegawai yang baru gajian atau karyawan yang baru gajian, pasti dia jalan jalan dan kami ikuti kemana dia jalan sebelumnya kami udah beter (incar) duluan.

 

PM : Biasanya pakai apa kalau merampok? Kalau korbanya melawan bagaimana?

 

BG : Pakai pistol rakitan bang, sama pakai alat bantu setrum dan parang. Kalau korbannya melawan biasanya salah seorang di antara kami nekat menebas atau tembak.

 

PM : Udah berapa korban yang kalian rampok.

 

BG : Aku baru sekali bang, aku baru sebulan di Medan aku tinggal kos disini di Kota Bangun Medan Deli Labuhan bang, kalau dari cerita si IW sama YD mereka udah 5 kali main di Jalan layang.

 

PM : Biasanya uangnya buat apa?

 

BG : Uangnya buat makan dan senang-senang bang, ngggak ada yang lain sama buat ongkos pulang ke Ranta Prapat.

 

PM : Bagaimana perasan mu setelah tertangkap, apakah menyesali perbuatanmu.

 

BG : Sungguh menyesal saya bang, tobat. Nggak papa ditembak kaki ku tapi aku da tobat.

 

PM : Pernah kamu tembak orang pakai pistol ini.

 

BG : Nggak pernah bang. Ini bukan punya ku tapi punya YD. Mereka kabur lari kearah semak-semak rumah warga, aku jatuh dari kereta rupanya pistolnya diselipkan di pinggangku. (mri/bd)

Foto: Amri/PM Bambang Nasution, pelaku perampokan, saat diamankan di Polsek Medan Barat.
Foto: Amri/PM
Bambang Nasution, pelaku perampokan, saat diamankan di Polsek Medan Barat.

SUMUTPOS.CO – Bambang Nasution perampok yang diringkus polisi, mengaku kerap beraksi di sekitar jalan layang Pulo Brayan, Medan Barat dan setiap beraksi selalu bersama YD (40) dan IW (39).

Hanya saja, ketika beraksi kali ini solidaritas rekan-rekannya diuji. Pasalnya, saat diuber warga dan polisi, dirinnya malah ditinggal. Alhasil, Bambang Nasution tertangkap, sementara dua rekannya YD dan IW berhasil kabur.

“Saya ditinggal bang. Mereka berhasil meloloskan diri,” ujar tersangka di Polsekta Medan Barat, Rabu (2/7).

Saat ditanyai, Bambang Nasution mengaku sudah merencanakan perampokan itu saat melihat dua karyawan PT Inti Jaya Baja keluar dari salah satu bank di Jalan Zainul Arifin Medan. Mobil yang membawa keduanya lantas mereka ikuti dengan 2 unit sepeda motor.

Di persimpangan Pasar Brayan, mobil korban berhenti karena traffic light. Bangun dan dua rekannya juga berhenti mengapit pintu depan kendaraan itu. “Kami lalu pura-pura meminjam mancis (korek api gas) kepada sopir mobil itu,” jelas Bangun di Mapolsek Medan Barat.

Selanjutnya, Bambang Nasution dan seorang rekannya menodongkan pistol ke arah sopir. Mereka mengancam akan menembak dan mencoba menakut-takuti. Tapi saat pelatuk ditarik, kedua pistol tidak meletus. Melihat itu, dua karyawan yang ada di dalam mobil tidak tinggal diam. “Mereka melawan,” jelas Bambang Nasution yang mengaku berasal dari Rantau Prapat.

Bangun menuturkan, otak aksi perampokan ini didalangi oleh tersangka YD. Ia hanya diajak YD dan IW untuk merampok. “Yang merencanakan perampokan ini bukan aku bang, tapi si YD dan IW. Aku hanya diajak mereka saja bang. Dua kawanku itu berhasil lari. Cuma aku yang ditangkap bang. Jujur bang aku baru sekali ini diajak merampok,” kata Bambang Nasution.

Bambang sendiri mengaku memperoleh pistol rakitan tersebut dari Pekan Baru dengan membelinya seharga Rp5 juta. Saat awak koran ini bertanya siapa saja komplotan perampok pengguna senjata api tersebut. Bambang menuturkan para pemain biasanya mendapatkan senjata dari Aceh, Pekan Baru atau dari Lampung.

“Kalau kami pas itu beli pistolnya di Pekan Baru dengan harga Rp5 jutaan, dapat bonus peluru. Biasanya kalau perampok yang pakai pistol rakitan itu pasti dari Pekan Baru, Aceh atau Lampung, udah itu gambarannya bang,” ungkap Bambang lemas.

Berdasarkan peluru yang digunakan komplotan Bambang berukuran caliber 9 mm, terdapat kesamaan dengan senajata yang digunakan pelaku perampokan pengusaha swalayan di Jalan Delitua. Hanya saja, kelompok Bambang menarget gaji karyawan dan selalu menunggu akhir bulan atau awal bulan.

Berikut petikan wawancara POSMETRO MEDAN (Grup SUMUTPOS.CO) dengan Bambang, Rabu (2/7) sore.

 

PM : Bagaimana kamu melakukan perampokan dan siapa saja calon korbannya?

 

BG : Kami selalu merencanakanya terlebih dahulu. Setiap tanggal 28 kami ngumpul di Marelan di Pasar 5 merencanakan perampokan. Kami satu tim ada tim intel yang mencari calon mangsa diteruskan ke tim yang mengikuti dan mengawasi sampai tim pengeksekusi di jalan layang, biasanya kami main malam bang. Calon korbannya para pegawai yang baru gajian atau karyawan yang baru gajian, pasti dia jalan jalan dan kami ikuti kemana dia jalan sebelumnya kami udah beter (incar) duluan.

 

PM : Biasanya pakai apa kalau merampok? Kalau korbanya melawan bagaimana?

 

BG : Pakai pistol rakitan bang, sama pakai alat bantu setrum dan parang. Kalau korbannya melawan biasanya salah seorang di antara kami nekat menebas atau tembak.

 

PM : Udah berapa korban yang kalian rampok.

 

BG : Aku baru sekali bang, aku baru sebulan di Medan aku tinggal kos disini di Kota Bangun Medan Deli Labuhan bang, kalau dari cerita si IW sama YD mereka udah 5 kali main di Jalan layang.

 

PM : Biasanya uangnya buat apa?

 

BG : Uangnya buat makan dan senang-senang bang, ngggak ada yang lain sama buat ongkos pulang ke Ranta Prapat.

 

PM : Bagaimana perasan mu setelah tertangkap, apakah menyesali perbuatanmu.

 

BG : Sungguh menyesal saya bang, tobat. Nggak papa ditembak kaki ku tapi aku da tobat.

 

PM : Pernah kamu tembak orang pakai pistol ini.

 

BG : Nggak pernah bang. Ini bukan punya ku tapi punya YD. Mereka kabur lari kearah semak-semak rumah warga, aku jatuh dari kereta rupanya pistolnya diselipkan di pinggangku. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/