28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Petinju Tewas Ditembak Polisi Dikebumikan Di Sumbul

Marangin Marbun-almarhum
Marangin Marbun-almarhum

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Jenazah petinju berdarah Batak Marangin Marbun, yang tewas ditembak polisi diduga saat akan merampok sepeda motor bersama rekannya, Barita Lumban Gaol, di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kel. Kenanga, Cipondok, Sabtu (30/11) lalu, sudah disemayamkan di kampung halamannya Desa Sileuh-leuh, Kec. Sumbul, Dairi.

Keluarga korban ikut mengiringi dari Medan. Sebelum pemakaman, terlebih dahulu diadakan acara adat Batak dan gereja. Pemakaman dilangsungkan pukul 13.00 WIB dilanjutkan dengan acara adat untuk istri Marangin Marbun, Mega Sagala dengan pemberian ulos tujung sebagai tanda sudah janda di halaman rumah orangtua korban.

Keterangan Barita Marbun, adik kandung Marangin yang juga ikut saat kejadian membantah merampok sepeda motor.

”Kami tidak ada merampok sepeda motor. Ini cuma kesalahpahaman,” kata Barita Marbun.

Menurutnya, dia dan abangnya (Marangin Marbun) berkeliling-keliling kota sekalian nyari warung tuak. Ta lama warungnya jumpa lalu dan mereka minum tuak, Tidak berapa lama Marangin menuju Jl Raya.

“Dia sempat mau bunuh diri dengan membiarkan dirinya ditabrak kenderaan yang melintas. Namun saya menariknya ke pinggir, abang marah dan berusaha mendorong saya sampai terjatuh ke aspal. Kemudian abang berdiri di tengah jalan dan tiba-tiba ada 2 sepeda motor sedang melintas,” katanya

Pengendara itu curiga dipikirnya mau merampok lalu berhenti dan duluan memukul Marangin. “Saya nggak tinggal diam dan kami berempat sempat baku hantam, Tiba-tiba lewat mobil patroli polisi dan tanpa tanya langsung menembak kepala abang pas di bagian belakang kepala,” katanya.

Menurutnya, dia sudah dijadikan tersangka namun bukan sebagai perampok, melainkan melakukan tindak kekerasan di jalan raya.

‘Saya bisa ikut ke sini (Dairi) karena sudah ditangguhkan, Jadi kami bukan pelaku rampok,” katanya.

Menurutnya, menjelang tewas Marangin sering melamun. Kalau ditanya Marangin selalu mengaku banyak masalah rumahtangganya.

“Mungkin abang frustrasi makanya mencoba bunuh diri,” katanya

Sementara warga Desa Sileuh-leuh, Parsaoran mengaku Marangin orangnya baik.

”Kalau pulang kampung tiap rumah dikunjunginya dan disalami, Nggak pernahlah ada sifatnya jahat, Malah dia rajin beribadah makanya kami heran dia tewas ditembak karena merampok,” katanya.

Polisi hingga kini masih mendalami motif perampasan sepeda motor yang dilakukan oleh atlet tinju nasional Marangin Marbun dan adiknya, Barita Marbun, di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang. Perampasan tersebut mengakibatkan Marangin meregang nyawa setelah polisi menembaknya. “Motifnya masih kami didalami,” ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metropolitan Tangerang, Ajun Komisaris Besar Sumarmo, Senin (2/12).

Dari pengakuan Barita, menurut Sumarmo, sepeda motor yang dikendarai sang kakak tiba-tiba menghadang motor Marjaya, 25 tahun. Mereka berpapasan di Jalan Hasyim Anshari, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu dinihari, 30 November 2013. “Saya dibonceng kakak, tiba-tiba dia langsung memalangkan motor dan menendang orang tersebut. Saya tidak tahu maksudnya,” kata Barita kepada penyidik.

Barita, yang saat itu hanya diam, tertegun melihat Marangin menendang pengendara sepeda motor tersebut. Marjaya, yang merasa terancam, berteriak rampok dan minta tolong. Sejumlah warga yang melintas di jalan itu mencoba membantu Marjaya.” Melihat kakak saya seperti dikeroyok, saya ikut membantu. Lalu ketika ada polisi, kami langsung kabur dan Marangin membawa motor korban,” kata Barita seperti ditirukan Sumarmo.

Sebelumnya, menurut Barita, Marangin mengaku sedang ada masalah keluarga. Karena depresi, pada malam itu Marangin mengajak Barita untuk minum alkohol di daerah Ciledug. Keduanya mabuk berat.

Sampai saat ini, kata Sumarmo, polisi belum menemukan catatan kejahatan Marangin dan Barita. Marangin Marbun, 27 tahun, tewas setelah peluru panas menembus leher bagian atasnya pada Sabtu dinihari, 30 November 2013 di Jalan Raya Cipondoh, KH Hasyim Ashari, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Marangin arbun yang belakangan diketahui seorang atlet tinju nasional tewas dalam perjalanan ke RSUD Tangerang. (fan/smg/net/bbs)

 

Marangin Marbun-almarhum
Marangin Marbun-almarhum

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Jenazah petinju berdarah Batak Marangin Marbun, yang tewas ditembak polisi diduga saat akan merampok sepeda motor bersama rekannya, Barita Lumban Gaol, di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kel. Kenanga, Cipondok, Sabtu (30/11) lalu, sudah disemayamkan di kampung halamannya Desa Sileuh-leuh, Kec. Sumbul, Dairi.

Keluarga korban ikut mengiringi dari Medan. Sebelum pemakaman, terlebih dahulu diadakan acara adat Batak dan gereja. Pemakaman dilangsungkan pukul 13.00 WIB dilanjutkan dengan acara adat untuk istri Marangin Marbun, Mega Sagala dengan pemberian ulos tujung sebagai tanda sudah janda di halaman rumah orangtua korban.

Keterangan Barita Marbun, adik kandung Marangin yang juga ikut saat kejadian membantah merampok sepeda motor.

”Kami tidak ada merampok sepeda motor. Ini cuma kesalahpahaman,” kata Barita Marbun.

Menurutnya, dia dan abangnya (Marangin Marbun) berkeliling-keliling kota sekalian nyari warung tuak. Ta lama warungnya jumpa lalu dan mereka minum tuak, Tidak berapa lama Marangin menuju Jl Raya.

“Dia sempat mau bunuh diri dengan membiarkan dirinya ditabrak kenderaan yang melintas. Namun saya menariknya ke pinggir, abang marah dan berusaha mendorong saya sampai terjatuh ke aspal. Kemudian abang berdiri di tengah jalan dan tiba-tiba ada 2 sepeda motor sedang melintas,” katanya

Pengendara itu curiga dipikirnya mau merampok lalu berhenti dan duluan memukul Marangin. “Saya nggak tinggal diam dan kami berempat sempat baku hantam, Tiba-tiba lewat mobil patroli polisi dan tanpa tanya langsung menembak kepala abang pas di bagian belakang kepala,” katanya.

Menurutnya, dia sudah dijadikan tersangka namun bukan sebagai perampok, melainkan melakukan tindak kekerasan di jalan raya.

‘Saya bisa ikut ke sini (Dairi) karena sudah ditangguhkan, Jadi kami bukan pelaku rampok,” katanya.

Menurutnya, menjelang tewas Marangin sering melamun. Kalau ditanya Marangin selalu mengaku banyak masalah rumahtangganya.

“Mungkin abang frustrasi makanya mencoba bunuh diri,” katanya

Sementara warga Desa Sileuh-leuh, Parsaoran mengaku Marangin orangnya baik.

”Kalau pulang kampung tiap rumah dikunjunginya dan disalami, Nggak pernahlah ada sifatnya jahat, Malah dia rajin beribadah makanya kami heran dia tewas ditembak karena merampok,” katanya.

Polisi hingga kini masih mendalami motif perampasan sepeda motor yang dilakukan oleh atlet tinju nasional Marangin Marbun dan adiknya, Barita Marbun, di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang. Perampasan tersebut mengakibatkan Marangin meregang nyawa setelah polisi menembaknya. “Motifnya masih kami didalami,” ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metropolitan Tangerang, Ajun Komisaris Besar Sumarmo, Senin (2/12).

Dari pengakuan Barita, menurut Sumarmo, sepeda motor yang dikendarai sang kakak tiba-tiba menghadang motor Marjaya, 25 tahun. Mereka berpapasan di Jalan Hasyim Anshari, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu dinihari, 30 November 2013. “Saya dibonceng kakak, tiba-tiba dia langsung memalangkan motor dan menendang orang tersebut. Saya tidak tahu maksudnya,” kata Barita kepada penyidik.

Barita, yang saat itu hanya diam, tertegun melihat Marangin menendang pengendara sepeda motor tersebut. Marjaya, yang merasa terancam, berteriak rampok dan minta tolong. Sejumlah warga yang melintas di jalan itu mencoba membantu Marjaya.” Melihat kakak saya seperti dikeroyok, saya ikut membantu. Lalu ketika ada polisi, kami langsung kabur dan Marangin membawa motor korban,” kata Barita seperti ditirukan Sumarmo.

Sebelumnya, menurut Barita, Marangin mengaku sedang ada masalah keluarga. Karena depresi, pada malam itu Marangin mengajak Barita untuk minum alkohol di daerah Ciledug. Keduanya mabuk berat.

Sampai saat ini, kata Sumarmo, polisi belum menemukan catatan kejahatan Marangin dan Barita. Marangin Marbun, 27 tahun, tewas setelah peluru panas menembus leher bagian atasnya pada Sabtu dinihari, 30 November 2013 di Jalan Raya Cipondoh, KH Hasyim Ashari, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Marangin arbun yang belakangan diketahui seorang atlet tinju nasional tewas dalam perjalanan ke RSUD Tangerang. (fan/smg/net/bbs)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/