25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Polisi Belum Temukan Jejak Perampok Pengusaha Swalayan

Foto: Gatha Ginting/POSMETRO  MEDAN/JPNN Sarniem (58), (tengah) meninggalkan Polsek Delitua, Selasa (1/7). Perampok menembak mobil pengusaha swalayan ini dan mengenai sopir korban, di Jl.Delitua Kilometer 10. Akibatnya, sopir kritis, sementara perampok membawa kabur uang ratusan juta.
Foto: Gatha Ginting/POSMETRO MEDAN/JPNN
Sarniem (58), (tengah) meninggalkan Polsek Delitua, Selasa (1/7). Perampok menembak mobil pengusaha swalayan ini dan mengenai sopir korban, di Jl.Delitua Kilometer 10. Akibatnya, sopir kritis, sementara perampok membawa kabur uang ratusan juta.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah empat hari polisi menyelidiki kasus perampokan yang menimpa pengusaha swalayan Sarniem beru Purba (55) bersama sopirnya Misran. Hingga Jumat (4/7), polisi belum menemukan jejak pelaku yang menembak sopir dan berhasil melarikan uang Rp20 juta itu.

Warga yang bermukim di Delitua dan sekitarnya mengaku takut kalau-kalau kawanan perampok itu beraksi lagi.

“Siang hari aja perampok bersenjata api itu berani melakukan aksinya. Apalagi malam hari,” kata Andere (23), warga Jalan Purwo, Kec. Delitua,

Menurut pemuda yang bekerja di salah satu perusahan asing itu sejak kejadian itu dia was-was saat melintas di Jalan Besar Delitua malam hari.

“Kita cari aman ajalah bang sekarang, gila kali sekarang perampok-perampok ini. Semakin menjadi-jadi saja,” ujarnya, saat ditemui tak jauh dari lokasi kejadiaan.

Apalagi, katanya, ketika dirinya baru mengambil gaji dan membawa barang-barang berharga. “Semalam (kemarin), saya mengambil uang gaji sekira pukul 18.00 WIB. Di perjalan saya seperti diikuti orang. Padahal nggak ada,” katanya.

Andre berharap polisi segera meringkus para pelaku. “Kalau bisa dihukum mati aja. Biar nggak ada lagi perampok. Ini nggak, udah jelas-jelas perampok divonis 2 tahun. Ya ngulang lagi,” katanya.

Nina (23), warga Delitua juga mengaku takut menggunakan sepeda motor maupun memakai perhiasan berharga saat keluar rumah.

“Pergi dan pulang kerja lebih baik naik angkot,” katanya.

Menurutnya, beberapa sahabatnya pernah bolak balik jadi korban perampokan. “Ini PR bagi polisi. Kalau nggak mampu jangan jadi polisi. Jadi tukang sepatu aja,” pungkasnya.

Wira, seorang wiraswasta mengaku, maraknya perampokan di Kota Medan belakangan ini merupakan faktor ekonomi. Dari situ timbul kesenjangan sosial yang semakin berjarak menyebabkan perampokan akan terus merajalela. Walaupun pelaku kejahatan ditembak mati para pelaku kejahatan tetap ada dan tumbuh tak terbendung lantaran persoalannya bukan hanya kriminal namun kesejahteraan masyarakat belum terpenuhi.

Sedangkan, Cipto alias A Hun, pengusaha Telepon Seluler mengaku, belakangan ini Kota Medan sudah tidak aman karena maraknya aksi perampokan di berbagai tempat.

“Setiap hari ada saja perampokan. Artinya, kenyamanan masyarakat sudah tidak dapat diberikan polisi, Untuk itu kepada pemerintah untuk turut serta membantu karena ini bukan hanya tugas polisi saja,” katanya.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono mengaku, masih melakukan penyisiran di tempat-tempat yang diduga tempat persembunyiaan para pelaku.

“Tim Polda Sumut masih melakukan penyisiran begitu juga Unit Reskrim Polresta Medan dan Polsek Delitua. Belum ada titik terang kemana pelariaan para pelaku,” ujar Anggoro, Jumat (4/6) siang.

Lebih lanjut, mantan Kapolsek Helvetia itu menjelaskan, polisi juga masih meneliti hasil uji balistik terhadap 4 proyektil yang terdapat di lokasi.

“Kita masih menuggu hasil dari sana, Kita belum tau itu punya aparat atau sipil. Masih kita tunggu,” katanya.

Ketika ditanya terkait, kebenaran 7 proyektil yang ditemukan petugas di Tempat Kejadiaan Perkara (TKP) yang satu diantaraya masih untuh dan kode nomor terlihat jelas, perwira berpangkat satu melati itu mengaku petugas hanya mendapat empat proyektil dari lokasi.

“Semuanya proyektilnya sudah hancur. Tidak bisa diketahui nomor kodenya,” ungkapnya.

Menurutnya, polisi sudah memeriksa lima saksi tambahaan selain korban. “Mudah-mudahan dari hasil keterangan saksi tambahan itu bisa menemukan titik terang,” harapnya.

Anggoro mengimbau kepada masyarakat khusnya masyarakat Delitua yang mengetahui ataupun mengenal para pelaku perampokan itu langsung segera memberikan informasi kepada polisi. Anggoro berjanji akan memberikan hadiah kepada masyarakat yang memberikan informasi keberadaan para pelaku.

“Ini janji saya, jika itu benar-benar maka saya akan kasih langsung kepada yang bersangkutan. Jika saya bohong saya siap dilaporkan,” janji Anggoro.

Dia berharap, informasi yang diperoleh dari masyarakat akan membantu penyidikan petugas untuk mengungkap pelaku.

“Mudah-mudahan ada hasil dari masyarakat. Itulah gunanya masyarakat, bekerja sama dengan polisi untuk keamanan wilayahnya. Dan kita akan hargai informasi itu. Bukan cuma-cuma,” pungkasnya. (bar)

Foto: Gatha Ginting/POSMETRO  MEDAN/JPNN Sarniem (58), (tengah) meninggalkan Polsek Delitua, Selasa (1/7). Perampok menembak mobil pengusaha swalayan ini dan mengenai sopir korban, di Jl.Delitua Kilometer 10. Akibatnya, sopir kritis, sementara perampok membawa kabur uang ratusan juta.
Foto: Gatha Ginting/POSMETRO MEDAN/JPNN
Sarniem (58), (tengah) meninggalkan Polsek Delitua, Selasa (1/7). Perampok menembak mobil pengusaha swalayan ini dan mengenai sopir korban, di Jl.Delitua Kilometer 10. Akibatnya, sopir kritis, sementara perampok membawa kabur uang ratusan juta.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah empat hari polisi menyelidiki kasus perampokan yang menimpa pengusaha swalayan Sarniem beru Purba (55) bersama sopirnya Misran. Hingga Jumat (4/7), polisi belum menemukan jejak pelaku yang menembak sopir dan berhasil melarikan uang Rp20 juta itu.

Warga yang bermukim di Delitua dan sekitarnya mengaku takut kalau-kalau kawanan perampok itu beraksi lagi.

“Siang hari aja perampok bersenjata api itu berani melakukan aksinya. Apalagi malam hari,” kata Andere (23), warga Jalan Purwo, Kec. Delitua,

Menurut pemuda yang bekerja di salah satu perusahan asing itu sejak kejadian itu dia was-was saat melintas di Jalan Besar Delitua malam hari.

“Kita cari aman ajalah bang sekarang, gila kali sekarang perampok-perampok ini. Semakin menjadi-jadi saja,” ujarnya, saat ditemui tak jauh dari lokasi kejadiaan.

Apalagi, katanya, ketika dirinya baru mengambil gaji dan membawa barang-barang berharga. “Semalam (kemarin), saya mengambil uang gaji sekira pukul 18.00 WIB. Di perjalan saya seperti diikuti orang. Padahal nggak ada,” katanya.

Andre berharap polisi segera meringkus para pelaku. “Kalau bisa dihukum mati aja. Biar nggak ada lagi perampok. Ini nggak, udah jelas-jelas perampok divonis 2 tahun. Ya ngulang lagi,” katanya.

Nina (23), warga Delitua juga mengaku takut menggunakan sepeda motor maupun memakai perhiasan berharga saat keluar rumah.

“Pergi dan pulang kerja lebih baik naik angkot,” katanya.

Menurutnya, beberapa sahabatnya pernah bolak balik jadi korban perampokan. “Ini PR bagi polisi. Kalau nggak mampu jangan jadi polisi. Jadi tukang sepatu aja,” pungkasnya.

Wira, seorang wiraswasta mengaku, maraknya perampokan di Kota Medan belakangan ini merupakan faktor ekonomi. Dari situ timbul kesenjangan sosial yang semakin berjarak menyebabkan perampokan akan terus merajalela. Walaupun pelaku kejahatan ditembak mati para pelaku kejahatan tetap ada dan tumbuh tak terbendung lantaran persoalannya bukan hanya kriminal namun kesejahteraan masyarakat belum terpenuhi.

Sedangkan, Cipto alias A Hun, pengusaha Telepon Seluler mengaku, belakangan ini Kota Medan sudah tidak aman karena maraknya aksi perampokan di berbagai tempat.

“Setiap hari ada saja perampokan. Artinya, kenyamanan masyarakat sudah tidak dapat diberikan polisi, Untuk itu kepada pemerintah untuk turut serta membantu karena ini bukan hanya tugas polisi saja,” katanya.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono mengaku, masih melakukan penyisiran di tempat-tempat yang diduga tempat persembunyiaan para pelaku.

“Tim Polda Sumut masih melakukan penyisiran begitu juga Unit Reskrim Polresta Medan dan Polsek Delitua. Belum ada titik terang kemana pelariaan para pelaku,” ujar Anggoro, Jumat (4/6) siang.

Lebih lanjut, mantan Kapolsek Helvetia itu menjelaskan, polisi juga masih meneliti hasil uji balistik terhadap 4 proyektil yang terdapat di lokasi.

“Kita masih menuggu hasil dari sana, Kita belum tau itu punya aparat atau sipil. Masih kita tunggu,” katanya.

Ketika ditanya terkait, kebenaran 7 proyektil yang ditemukan petugas di Tempat Kejadiaan Perkara (TKP) yang satu diantaraya masih untuh dan kode nomor terlihat jelas, perwira berpangkat satu melati itu mengaku petugas hanya mendapat empat proyektil dari lokasi.

“Semuanya proyektilnya sudah hancur. Tidak bisa diketahui nomor kodenya,” ungkapnya.

Menurutnya, polisi sudah memeriksa lima saksi tambahaan selain korban. “Mudah-mudahan dari hasil keterangan saksi tambahan itu bisa menemukan titik terang,” harapnya.

Anggoro mengimbau kepada masyarakat khusnya masyarakat Delitua yang mengetahui ataupun mengenal para pelaku perampokan itu langsung segera memberikan informasi kepada polisi. Anggoro berjanji akan memberikan hadiah kepada masyarakat yang memberikan informasi keberadaan para pelaku.

“Ini janji saya, jika itu benar-benar maka saya akan kasih langsung kepada yang bersangkutan. Jika saya bohong saya siap dilaporkan,” janji Anggoro.

Dia berharap, informasi yang diperoleh dari masyarakat akan membantu penyidikan petugas untuk mengungkap pelaku.

“Mudah-mudahan ada hasil dari masyarakat. Itulah gunanya masyarakat, bekerja sama dengan polisi untuk keamanan wilayahnya. Dan kita akan hargai informasi itu. Bukan cuma-cuma,” pungkasnya. (bar)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/