28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kapolresta Medan Mengaku Kewalahan

Perampok-Ilustrasi
Perampok-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Kombes Pol Nico Afinta Karo-karo yang baru 4 bulan menjabat sebagai Kapolresta Medan, mengaku kesulitan menangkap para pelaku perampokan yang saat ini tengah merajalela di Kota Medan. Polisi kewalahan karena pelaku selalu berpindah-pindah tempat.

“Perampok-perampok tersebut sering berpindah tempat, mungkin mereka sudah mengenal lokasi Medan. Meski begitu, kita tetap melakukan pengejaran dan penyelidikan terhadap kasus ini,” terangnya saat ditemui POSMETRO MEDAN (grup JPNN) di gedung Mapolresta Medan, Kamis (7/11) siang. Sejauh ini, lanjut Nico, anggotanya masih di lapangan untuk mengejar para pelaku sesuai data yang diterima.

“Memang kami terus dikritik karena belum menangkap perampok-perampok tersebut, namun kami sudah terbiasa dengan anggapan miring. Kalau  berhasil dipuji, kalau gagal dikritik,” kata perwira berpangkat tiga melati emas di pundaknya itu dengan nada pasrah.

Nico juga membantah kabar yang menyebut kalau pihaknya telah berhasil membekuk 5 pelaku perampokan Toko Mas Suranta, beberapa waktu lalu. “Memang ada kita amankan sejumlah pria, tapi karena tak memiliki unsur bukti dan saksi yang kuat, maka orang-orang yang sempat diamankan itu dilepaskan kembali,” katanya.

Ditanya strategi apa yang dilakukan polisi untuk memburu para pelaku bersenjata yang sangat meresahkan masyarakat itu? Nico enggan memaparkannya dengan alasan demi kelancaran penyelidikan. “Itu jangan dulu, nanti lari mereka,” tandas mantan Wakil Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu.

Sementara itu, merajalelanya pelaku perampokan bersenjata beberapa bulan belakangan ini adalah bukti Kombes Pol Nico Afinta Karo-karo. Hal ini diakui pengamat hukum Kota Medan, Nuryono SH yang mengaku sangat menyesalkan lemahnya kinerja Polresta Medan dan jajarannya.

“Kota Medan adalah jantung Sumatera Utara. Di kota ini masyarakatnya bervariasi dan banyak agama, untuk itu keamanan harus ditingkatkan. Maraknya perampokan belakangan ini adalah bukti kegagalan Kapolresta,” ucapnya pada kru koran ini. Selain itu, Nuryono mengatakan, saat ini masyarakat mengharapkan kerja nyata polisi.

“Jangan hanya jambret yang ditangkap massa lalu dipukuli saja yang dipaparkan polisi. Itu adalah cerita lama. Kita mau yang terbaru.  Kalau memang pelaku perampokan berpindah-pindah, polisi harus lebih mobile di setiap tempat, jangan hanya siaga di titik-titik vital, daerah perkampungan pun harus mereka intip. Saya sebagai warga Medan juga merasa takut, untuk itu kita perlu memberikan kritikan membangun kepada Polresta Medan,” tandas Sekretaris PUSHPA itu.

Seperti diketahui, empat bulan pasca Kombes Pol Nico Afianta Karo-karo menjabat sebagai Kapolresta Medan, kasus perampokan malah makin merajalela di Medan. Mulai dari perampokan 4 toko emas, pembobolan beberapa ATM, aksi brutal geng motor serta puluhan kasus penjambretan, termasuk yang menewaskan pasangan suami istri di Delitua baru-baru ini, adalah sebagian kecil kasus yang belum terungkap. Bahkan, pada  Senin (4/11) lalu, pelaku kembali beraksi. Bahkan yang lebih parah, empat pelaku berpistol itu beraksi di siang bolong.

Kali ini giliran Direktur Utama PT Centrindo Palmax, Indra Lautan alias A Hok (50), warga Jl. Asia Medan Kota yang jadi korban. Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN, aksi perampokan ini terjadi saat A Hok berniat mengantar gaji puluhan karyawannya di PT ABS, Jl. Binjai, Sei Semayang. Membawa uang tunai Rp 40 juta, mengendarai mobil Isuzu Panther BK 1791 IQ warna silver, A Hok pun melesat dari rumah menuju perusahaan yang bergerak dibidang vulkanisir ban itu. Tapi naas, saat melintas di kawasan Jl. Yos Sudarso, Glugur Medan, mobil A Hok tiba-tiba dipepet empat pria yang mengendarai dua sepeda motor. Awalnya A Hok tak menaruh curiga. Pasalnya selain posisinya di siang bolong, suasana jalan saat itu tengah ramai. Tapi perkiraan A Hok meleset.

Saat ia melaju dengan kecepatan sedang, salah seorang pelaku langsung menembak ban depan sebelah kiri mobilnya menggunakan air nailer (pistol paku). Tak lama berselang, setelah sadar ban depan mobil kempes, A Hok pun memilih berhenti untuk memeriksa. Tapi sial, belum juga sempat turun, pintu mobil A Hok langsung ditahan oleh salah seorang pelaku. Sedangkan pelaku lainnya membuka pintu mobil sebelah kiri dan langsung merampas tas warna hitam berisi uang Rp 40 juta serta surat penting perusahaan yang dibawa korban. Meski kondisi jalan ramai, tapi A Hok tak berani melawan atau berteriak karena pelaku terus menodongkan pistol ke arahnya. Alhasil, setelah menguasai tas milik korban, para pelaku langsung tancap gas. (gib/deo)

Perampok-Ilustrasi
Perampok-Ilustrasi

SUMUTPOS.CO – Kombes Pol Nico Afinta Karo-karo yang baru 4 bulan menjabat sebagai Kapolresta Medan, mengaku kesulitan menangkap para pelaku perampokan yang saat ini tengah merajalela di Kota Medan. Polisi kewalahan karena pelaku selalu berpindah-pindah tempat.

“Perampok-perampok tersebut sering berpindah tempat, mungkin mereka sudah mengenal lokasi Medan. Meski begitu, kita tetap melakukan pengejaran dan penyelidikan terhadap kasus ini,” terangnya saat ditemui POSMETRO MEDAN (grup JPNN) di gedung Mapolresta Medan, Kamis (7/11) siang. Sejauh ini, lanjut Nico, anggotanya masih di lapangan untuk mengejar para pelaku sesuai data yang diterima.

“Memang kami terus dikritik karena belum menangkap perampok-perampok tersebut, namun kami sudah terbiasa dengan anggapan miring. Kalau  berhasil dipuji, kalau gagal dikritik,” kata perwira berpangkat tiga melati emas di pundaknya itu dengan nada pasrah.

Nico juga membantah kabar yang menyebut kalau pihaknya telah berhasil membekuk 5 pelaku perampokan Toko Mas Suranta, beberapa waktu lalu. “Memang ada kita amankan sejumlah pria, tapi karena tak memiliki unsur bukti dan saksi yang kuat, maka orang-orang yang sempat diamankan itu dilepaskan kembali,” katanya.

Ditanya strategi apa yang dilakukan polisi untuk memburu para pelaku bersenjata yang sangat meresahkan masyarakat itu? Nico enggan memaparkannya dengan alasan demi kelancaran penyelidikan. “Itu jangan dulu, nanti lari mereka,” tandas mantan Wakil Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya itu.

Sementara itu, merajalelanya pelaku perampokan bersenjata beberapa bulan belakangan ini adalah bukti Kombes Pol Nico Afinta Karo-karo. Hal ini diakui pengamat hukum Kota Medan, Nuryono SH yang mengaku sangat menyesalkan lemahnya kinerja Polresta Medan dan jajarannya.

“Kota Medan adalah jantung Sumatera Utara. Di kota ini masyarakatnya bervariasi dan banyak agama, untuk itu keamanan harus ditingkatkan. Maraknya perampokan belakangan ini adalah bukti kegagalan Kapolresta,” ucapnya pada kru koran ini. Selain itu, Nuryono mengatakan, saat ini masyarakat mengharapkan kerja nyata polisi.

“Jangan hanya jambret yang ditangkap massa lalu dipukuli saja yang dipaparkan polisi. Itu adalah cerita lama. Kita mau yang terbaru.  Kalau memang pelaku perampokan berpindah-pindah, polisi harus lebih mobile di setiap tempat, jangan hanya siaga di titik-titik vital, daerah perkampungan pun harus mereka intip. Saya sebagai warga Medan juga merasa takut, untuk itu kita perlu memberikan kritikan membangun kepada Polresta Medan,” tandas Sekretaris PUSHPA itu.

Seperti diketahui, empat bulan pasca Kombes Pol Nico Afianta Karo-karo menjabat sebagai Kapolresta Medan, kasus perampokan malah makin merajalela di Medan. Mulai dari perampokan 4 toko emas, pembobolan beberapa ATM, aksi brutal geng motor serta puluhan kasus penjambretan, termasuk yang menewaskan pasangan suami istri di Delitua baru-baru ini, adalah sebagian kecil kasus yang belum terungkap. Bahkan, pada  Senin (4/11) lalu, pelaku kembali beraksi. Bahkan yang lebih parah, empat pelaku berpistol itu beraksi di siang bolong.

Kali ini giliran Direktur Utama PT Centrindo Palmax, Indra Lautan alias A Hok (50), warga Jl. Asia Medan Kota yang jadi korban. Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN, aksi perampokan ini terjadi saat A Hok berniat mengantar gaji puluhan karyawannya di PT ABS, Jl. Binjai, Sei Semayang. Membawa uang tunai Rp 40 juta, mengendarai mobil Isuzu Panther BK 1791 IQ warna silver, A Hok pun melesat dari rumah menuju perusahaan yang bergerak dibidang vulkanisir ban itu. Tapi naas, saat melintas di kawasan Jl. Yos Sudarso, Glugur Medan, mobil A Hok tiba-tiba dipepet empat pria yang mengendarai dua sepeda motor. Awalnya A Hok tak menaruh curiga. Pasalnya selain posisinya di siang bolong, suasana jalan saat itu tengah ramai. Tapi perkiraan A Hok meleset.

Saat ia melaju dengan kecepatan sedang, salah seorang pelaku langsung menembak ban depan sebelah kiri mobilnya menggunakan air nailer (pistol paku). Tak lama berselang, setelah sadar ban depan mobil kempes, A Hok pun memilih berhenti untuk memeriksa. Tapi sial, belum juga sempat turun, pintu mobil A Hok langsung ditahan oleh salah seorang pelaku. Sedangkan pelaku lainnya membuka pintu mobil sebelah kiri dan langsung merampas tas warna hitam berisi uang Rp 40 juta serta surat penting perusahaan yang dibawa korban. Meski kondisi jalan ramai, tapi A Hok tak berani melawan atau berteriak karena pelaku terus menodongkan pistol ke arahnya. Alhasil, setelah menguasai tas milik korban, para pelaku langsung tancap gas. (gib/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/