25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Curi 22 Gram Emas, Dijatah Cuma Rp300 Ribu, Kawan pun Dibunuh

Foto: Robert/PM Dari kiri ke kanan: Istri Dedi Syahputra, Dedi semasa hidup, dan Dedi setelah tewas. Ia ditikam rekannay sesama maling, karena pembagian tidak rata.
Foto: Robert/PM
Dari kiri ke kanan: Istri Dedi Syahputra, Dedi semasa hidup, dan Dedi setelah tewas. Ia ditikam rekannay sesama maling, karena pembagian tidak rata.

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Gara-gara pembagian hasil penjualan emas curian tak merata, Tri Suprayogi alias Oge (23) geram. Dalam kondisi mabuk, dia menikam Dedi Syahputra (35). Warga Jalan Medan-Binjai km 10,3 itu roboh dan akhirnya tewas, Kamis (9/4) dini hari.

Oge sendiri merupakan tetangga Dedi. Nah, pada Rabu (8/4) sekira pukul 22.30, dia mendatangi kediaman Dedi di Gg. Jadi, Desa Paya Geli, Kec. Sunggal. Pintu digedor, Dedi yang sebelumnya sudah berniat tidur, akhirnya membukakan pintu. Istrinya, Fitri (33), juga tak jadi tidur. Dia ke kamar mandi setelah melihat tamu yang datang adalah Oge, teman suaminya.

Beberapa menit ngobrol di depan rumah, Dedi yang tak jadi tidur, berniat membeli air galon, kebetulan sudah habis. Nahas datang. Sesaat Dedi membalikkan badan menuju sepedamotornya, Oge langsung menghujamkan pisau hingga mengenai jantungnya.

Dedi kaget dan tak bersuara menahan tikaman. Oge pun mencabut pisau yang sudah berkarat itu dari tubuh Dedi sambil menendang Dedi hingga tersungkur di depan pintu rumahnya. Sementara Fitri yang semula berada di dalam kamar mandi, keluar saat mendengar suara.

Kontan Fitri kaget saat melihat Oge di depan pintu rumahnya sambil memegang pisau dan mengancam akan membunuhnya. “Aku baru keluar dari kamar mandi Bang. Kami cuma berdua sama suamiku, karena dua anakku malam itu tidur di rumah neneknya. Diancamnya aku juga mau dibunuh. Kulawan dia Bang, ‘kau bunuh, coba kalau berani’ gitu kubilang Bang,” beber Fitri.

Mendengar keributan itu, Pak Fitri, tetangga sebelah rumah Dedi, keluar. Melihat Oge memegang pisau dan Dedi terkapar, dia menghardiknya sehingga membuat Oge kabur. “Kasihan kali suamiku itu bang, sambil nahan rasa sakit, digigitnya lah rokok itu Bang. Dia gak ada menjerit Bang, kalau lah menjerit mungkin dia bisa tertolong Bang,” terang Fitri sambil meneteskan air mata.

Melihat Oge kabur, Fitri pun menghampiri suaminya yang sudah bersimbah darah sambil menjerit meminta tolong dan menangis. “Untung ajalah Bang tetanggaku ini melihat si Oge, kalau gak dilihatnya mungkin udah dibunuhnya juga aku Bang,” tambah Fitri.

Tetangga akhirnya berdatangan dan segera melarikan Dedi ke RSU Full Bethesda menggunakan becak barang mesin yang biasa digunakan Dedi mencari barang-barang bekas. Namun, lantaran lukanya yang parah, pihak rumah sakit merujuk Dedi ke RSUP Adam Malik. Namun di tengah perjalanan, Dedi menghembuskan nafas terakhirnya.

Foto: Robert/PM Dari kiri ke kanan: Istri Dedi Syahputra, Dedi semasa hidup, dan Dedi setelah tewas. Ia ditikam rekannay sesama maling, karena pembagian tidak rata.
Foto: Robert/PM
Dari kiri ke kanan: Istri Dedi Syahputra, Dedi semasa hidup, dan Dedi setelah tewas. Ia ditikam rekannay sesama maling, karena pembagian tidak rata.

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Gara-gara pembagian hasil penjualan emas curian tak merata, Tri Suprayogi alias Oge (23) geram. Dalam kondisi mabuk, dia menikam Dedi Syahputra (35). Warga Jalan Medan-Binjai km 10,3 itu roboh dan akhirnya tewas, Kamis (9/4) dini hari.

Oge sendiri merupakan tetangga Dedi. Nah, pada Rabu (8/4) sekira pukul 22.30, dia mendatangi kediaman Dedi di Gg. Jadi, Desa Paya Geli, Kec. Sunggal. Pintu digedor, Dedi yang sebelumnya sudah berniat tidur, akhirnya membukakan pintu. Istrinya, Fitri (33), juga tak jadi tidur. Dia ke kamar mandi setelah melihat tamu yang datang adalah Oge, teman suaminya.

Beberapa menit ngobrol di depan rumah, Dedi yang tak jadi tidur, berniat membeli air galon, kebetulan sudah habis. Nahas datang. Sesaat Dedi membalikkan badan menuju sepedamotornya, Oge langsung menghujamkan pisau hingga mengenai jantungnya.

Dedi kaget dan tak bersuara menahan tikaman. Oge pun mencabut pisau yang sudah berkarat itu dari tubuh Dedi sambil menendang Dedi hingga tersungkur di depan pintu rumahnya. Sementara Fitri yang semula berada di dalam kamar mandi, keluar saat mendengar suara.

Kontan Fitri kaget saat melihat Oge di depan pintu rumahnya sambil memegang pisau dan mengancam akan membunuhnya. “Aku baru keluar dari kamar mandi Bang. Kami cuma berdua sama suamiku, karena dua anakku malam itu tidur di rumah neneknya. Diancamnya aku juga mau dibunuh. Kulawan dia Bang, ‘kau bunuh, coba kalau berani’ gitu kubilang Bang,” beber Fitri.

Mendengar keributan itu, Pak Fitri, tetangga sebelah rumah Dedi, keluar. Melihat Oge memegang pisau dan Dedi terkapar, dia menghardiknya sehingga membuat Oge kabur. “Kasihan kali suamiku itu bang, sambil nahan rasa sakit, digigitnya lah rokok itu Bang. Dia gak ada menjerit Bang, kalau lah menjerit mungkin dia bisa tertolong Bang,” terang Fitri sambil meneteskan air mata.

Melihat Oge kabur, Fitri pun menghampiri suaminya yang sudah bersimbah darah sambil menjerit meminta tolong dan menangis. “Untung ajalah Bang tetanggaku ini melihat si Oge, kalau gak dilihatnya mungkin udah dibunuhnya juga aku Bang,” tambah Fitri.

Tetangga akhirnya berdatangan dan segera melarikan Dedi ke RSU Full Bethesda menggunakan becak barang mesin yang biasa digunakan Dedi mencari barang-barang bekas. Namun, lantaran lukanya yang parah, pihak rumah sakit merujuk Dedi ke RSUP Adam Malik. Namun di tengah perjalanan, Dedi menghembuskan nafas terakhirnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/