Karena ditendang, Harry terjatuh. Oknum Brimob tersebut langsung memborgol kedua tangan korban.
“Saya ditampar dan langsung di borgol. Disitu saya tidak bisa melawan karena sudah diborgol,” tutur Harry.
Tak lama, borgol dari tangan Harry dilepas. Namun, kunci bus Simpati yang dikemudikannya diambil oknum Brimob tersebut.
“Saat saya hubungi, oknum Brimob itu minta kerbau sebagai tanda perdamaian, saya bilang tidak ada. Langsung Brimob itu bilang, uang tiga juta untuk beli kambing,” sebut Harry.
“Karena saya juga tidak sanggup. Akhirnya oknum Brimob itu langsung bilang, ya sudah beli ayam, telur dan nasi serta duit sejuta untuk perdamaian,” katanya menirukan ucapan oknum Brimob tersebut.
Mendapat perlakuan tak wajar, Harry kemudian mendatangi Polres Padangsidempuan. Laporan korban kemudian diterima dengan nomor: LP/236/VII/2018/SU/PSP tanggal 5 Juli 2018.
“Saya berharap oknum Brimob itu minta maaf ke saya dan bukan saya yang minta maaf ke dia,” ujarnya.
Sementara, Aipda Raja Harahap tidak membantah dirinya telah menendang Harry.
“Cemana tidak geram bang, saya mendapat telpon dari saudara perempuan saya kalau dirinya dilecehkan saat berada di dalam bus Simpati,” kata Aipda Raja saat dihubungi via selular.
“Saya jumpai si Harry di Sipirok. Saya jumpai di loket Simpati dan langsung menendang Harry begitu saya tau orangnya,” lanjutnya.
Kenapa Anda memborgol Harry? Aipda Raja mengaku agar Harry tidak kabur dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Saya juga pengen tau alasannya kenapa dia bisa memegang bahu, paha, sampai ke selangkangan saudara perempuan saya yang lagi tidur,” katanya.
Disinggung sudah dilaporkan Harry ke polisi, Aipda Raja Harahap mempersilahkan korban membuat pengaduan.
“Tapi saya berharap ada perdamaian dari si Harry agar masalah ini tidak mencuat dan tidak terlalu lama,” tandasnya.(mag-1)