30.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Terkait Aiptu Pariadi Tembak Istri lalu Bunuh Diri, Kapolda Sumut Menduga Ada Sesuatu yang Dipendam

Foto Aiptu Pariadi dan istri, semasa hidup. istimewa

Kasus Aiptu Pariadi, personel Polres Sergai yang diduga membunuh istrinya, Fitri Handayani sebelum mengakhiri nyawanya sendiri dengan senjata api masih menjadi tanda tanya besar.

Apa sebetulnya motif pertengkaran keduanya?

KAPOLDA Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman kasus itu lebih jauh. Akan tetapi, belum diketahui motif sebenarnya apa.

“Untuk persoalan keluarga, kita agak susah dan tidak bisa mencampuri pribadi tiap personel. Terkecuali, kita mendapat laporan bahwa ada permasalahan di keluarga anggota,” ungkap Kapolda Sumut usai menghadiri peresmian acara Balai Pengawasan Tertib Niaga di Jalan Sunggal, Medan, Rabu (9/10).

Dari hasil pemeriksaan, anak Aiptu Pariadi ternyata tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada kedua orang tuanya.

“Anaknya sendiri tidak mengetahui permasalahan antara kedua orang tuanya, karena selama ini tidak pernah berbicara. Begitu juga dengan orang tua dan mertua dari yang bersangkutan (Aiptu Pariadi) juga tidak mengetahui permasalahannya apa sehingga terjadi insiden tersebut,” kata Agus.

Menurut dia, kasus tersebut banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

“Inikan bicaranya analisis, bisa saja yang menembak duluan itu si yang laki-laki (Aiptu Pariadi). Namun, biasanya jika laki-lakinya yang nakal maka istrinya yang menyerang duluan. Tapi, ini istrinya lagi menonton televisi dan duduk santai,” ujar Agus.

“Makanya, berarti ini ada sesuatu yang dipendam oleh si pelaku, mungkin atas perilaku istrinya. Sehingga, melakukan penembakan dua kali dan kemudian menembak dirinya sendiri,” sambungnya.

Agus mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut. Sebab, penggunaan senjata api itu ada Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Senjata api itu diberikan untuk membela diri dan melindungi masyarakat,” ucapnya.

Akan tetapi, lanjut dia, ketika di rumah pihaknya tidak bisa mengawasi. Karena, kalau sudah niatnya membunuh maka apapun bisa dilakukan.

“Misalnya, dengan menggunakan botol yang dipecahkan lalu ditusukkan. Bisa juga dengan garpu hingga pulpen. Artinya, kalau ada permasalahan dimanapun juga maka sebaiknya diselesaikan dengan baik-baik, bukan seperti itu caranya. Kecuali, jika sudah ada niat tentu sulit dibendung. Kasihan anak-anak,” cetusnya.

Disinggung ada kemungkinan atau dugaan pelaku mengonsumsi narkoba, Agus menyatakan dengan tegas bahwa yang bersangkutan tidak terkait sedikitpun. Bahkan, menurut keterangan Kapolres Sergai, anggota ini merupakan personel yang baik atau tidak bermasalah dalam menjalankan tugas.

“Kepemilikan senjatanya sudah sesuai SOP. Namun, memang pernah tidak diperpanjang. Akan tetapi, dua bulan kemudian diurusnya untuk diperpanjang. Proses pengurusan penggunaan senjata api untuk anggota Polri melalui berbagai proses, salah satunya tes psikologi. Anggota tersebut telah melalui semua proses dan hasilnya lulus,” pungkas Agus.

Sebelumnya, Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, polisi yang menangani kasus ini masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari keluarga maupun masyarakat untuk mencari tahu penyebab latar belakang kejadian itu.

Disebutkan MP Nainggolan, sejumlah saksi sudah diperiksa dalam kasus tersebut. Namun informasi yang didapat masih seputar kabar pasangan itu cekcok sejak tiga hari sebelum kejadian.

“Motifnya yang jelas kan tidak kita ketahui dari kedua korban karena ke duanya kan tewas,” ucap MP Nainggolan.

Diketahui, Aiptu Pariadi menembak mati istrinya, Fitri Handayani, sebelum akhirnya menembak kepalanya sendiri. Peristiwa itu terjadi di rumah mereka, pada Sabtu (5/10) sekira pukul 23.00 WIB.(ris/ala)

Foto Aiptu Pariadi dan istri, semasa hidup. istimewa

Kasus Aiptu Pariadi, personel Polres Sergai yang diduga membunuh istrinya, Fitri Handayani sebelum mengakhiri nyawanya sendiri dengan senjata api masih menjadi tanda tanya besar.

Apa sebetulnya motif pertengkaran keduanya?

KAPOLDA Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendalaman kasus itu lebih jauh. Akan tetapi, belum diketahui motif sebenarnya apa.

“Untuk persoalan keluarga, kita agak susah dan tidak bisa mencampuri pribadi tiap personel. Terkecuali, kita mendapat laporan bahwa ada permasalahan di keluarga anggota,” ungkap Kapolda Sumut usai menghadiri peresmian acara Balai Pengawasan Tertib Niaga di Jalan Sunggal, Medan, Rabu (9/10).

Dari hasil pemeriksaan, anak Aiptu Pariadi ternyata tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada kedua orang tuanya.

“Anaknya sendiri tidak mengetahui permasalahan antara kedua orang tuanya, karena selama ini tidak pernah berbicara. Begitu juga dengan orang tua dan mertua dari yang bersangkutan (Aiptu Pariadi) juga tidak mengetahui permasalahannya apa sehingga terjadi insiden tersebut,” kata Agus.

Menurut dia, kasus tersebut banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.

“Inikan bicaranya analisis, bisa saja yang menembak duluan itu si yang laki-laki (Aiptu Pariadi). Namun, biasanya jika laki-lakinya yang nakal maka istrinya yang menyerang duluan. Tapi, ini istrinya lagi menonton televisi dan duduk santai,” ujar Agus.

“Makanya, berarti ini ada sesuatu yang dipendam oleh si pelaku, mungkin atas perilaku istrinya. Sehingga, melakukan penembakan dua kali dan kemudian menembak dirinya sendiri,” sambungnya.

Agus mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut. Sebab, penggunaan senjata api itu ada Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Senjata api itu diberikan untuk membela diri dan melindungi masyarakat,” ucapnya.

Akan tetapi, lanjut dia, ketika di rumah pihaknya tidak bisa mengawasi. Karena, kalau sudah niatnya membunuh maka apapun bisa dilakukan.

“Misalnya, dengan menggunakan botol yang dipecahkan lalu ditusukkan. Bisa juga dengan garpu hingga pulpen. Artinya, kalau ada permasalahan dimanapun juga maka sebaiknya diselesaikan dengan baik-baik, bukan seperti itu caranya. Kecuali, jika sudah ada niat tentu sulit dibendung. Kasihan anak-anak,” cetusnya.

Disinggung ada kemungkinan atau dugaan pelaku mengonsumsi narkoba, Agus menyatakan dengan tegas bahwa yang bersangkutan tidak terkait sedikitpun. Bahkan, menurut keterangan Kapolres Sergai, anggota ini merupakan personel yang baik atau tidak bermasalah dalam menjalankan tugas.

“Kepemilikan senjatanya sudah sesuai SOP. Namun, memang pernah tidak diperpanjang. Akan tetapi, dua bulan kemudian diurusnya untuk diperpanjang. Proses pengurusan penggunaan senjata api untuk anggota Polri melalui berbagai proses, salah satunya tes psikologi. Anggota tersebut telah melalui semua proses dan hasilnya lulus,” pungkas Agus.

Sebelumnya, Kasubbid Penmas Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan mengatakan, polisi yang menangani kasus ini masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari keluarga maupun masyarakat untuk mencari tahu penyebab latar belakang kejadian itu.

Disebutkan MP Nainggolan, sejumlah saksi sudah diperiksa dalam kasus tersebut. Namun informasi yang didapat masih seputar kabar pasangan itu cekcok sejak tiga hari sebelum kejadian.

“Motifnya yang jelas kan tidak kita ketahui dari kedua korban karena ke duanya kan tewas,” ucap MP Nainggolan.

Diketahui, Aiptu Pariadi menembak mati istrinya, Fitri Handayani, sebelum akhirnya menembak kepalanya sendiri. Peristiwa itu terjadi di rumah mereka, pada Sabtu (5/10) sekira pukul 23.00 WIB.(ris/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/