31.7 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Ridwan Tikam, Seret, dan Telanjangi Korban

Ridwan Maulana, tersangka pembunuhan pasangan suami istri dan seorang anak di Aceh.

ACEH, SUMUTPOS.CO – Baru hitungan bulan bekerja sebagai sopir mobil angkutan barang, Ridwan (22) sudah memiliki dendam kesumat terhadap majikannya. Puncaknya, pemuda asal Aceh Jaya, Aceh, ini mengambil sebilah pisau dan membantai keluarga Tjisun (45). Tiga jenazah ditemukan bersimbah darah.

Pada Jumat (12/1/2018), Ridwan masuk ke gudang serta tempat tinggal keluarga Tjisun di Kampung Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada Jumat (5/1) sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah masuk, ia membunuh Tjisun yang sedang berada di gudang. Pria yang berprofesi sebagai distributor makanan ini pun seketika ambruk. Darah segar keluar dari tubuhnya.

Setelah membunuh, Ridwan menyeret korban ke kamar mandi dan kemudian menguncinya. Setelah menghabisi Tjisun, Ridwan masuk ke ruko yang dijadikan tempat tinggal. Di sana, ia menghabisi nyawa Minarni (40) dengan cara mencekik.

Belum puas, pelaku juga melucuti seluruh pakaian Minarni. Di lokasi, polisi menemukan gunting yang diduga dijadikan pelaku untuk menggunting pakaian korban. Terakhir, Ridwan membacok leher anak korban, Callietos NG (8). Ketika ditemukan, kondisi Callietos sangat mengenaskan, yaitu kepala terpisah dari badan.

Setelah membunuh, pelaku diduga sempat naik ke lantai dua ruko. Ia mencuci tangan yang berlumuran darah di dalam kamar mandi. Sebelum melarikan diri, Ridwan mengunci seluruh pintu dari luar. Warga sekitar tak ada yang curiga dan mengetahui aksi pembantaian sekeluarga tersebut.

Berselang tiga hari kemudian, Senin (8/1), barulah warga menaruh curiga. Hal itu terjadi setelah keluarga korban dari Medan, Sumatera Utara, sudah beberapa kali menghubunginya lewat telepon seluler tapi tidak tersambung. Pihak keluarga selanjutnya menghubungi tetangga tempat Tjisun menetap.

Warga mengecek dan rasa curiga timbul setelah mencium bau amis seperti darah. Mengetahui ada yang tidak beres, masyarakat melapor ke polisi. Malam itu juga polisi membongkar pintu depan toko dan masuk ke dalam. Di sana, aparat penegak hukum menemukan Minarni dan Callietos tergeletak. Sedangkan jasad Tjisun ditemukan di gudang.

Kabar penemuan mayat warga etnis Tionghoa ini dengan cepat beredar. Masyarakat geger. Polisi memasang garis polisi di sekitar lokasi agar warga tidak mendekat. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan. Kapolresta Banda Aceh Kombes Saladin memimpin personel untuk mengungkap kasus tersebut.

Malam itu, polisi berbagi tugas. Tim identifikasi melakukan olah TKP, sedangkan tim lain melakukan pengejaran. Olah TKP selesai sekitar pukul 04.00 WIB, Selasa (9/1). Jenazah ketiganya selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, Aceh.

“Dua mayat satu perempuan dan satu anak-anak berjenis kelamin laki-laki ditemukan di dalam sebuah ruko. Sedangkan yang laki-laki ditemukan di dalam gudang,” kata Saladin kepada wartawan di lokasi.

Ridwan Maulana, tersangka pembunuhan pasangan suami istri dan seorang anak di Aceh.

ACEH, SUMUTPOS.CO – Baru hitungan bulan bekerja sebagai sopir mobil angkutan barang, Ridwan (22) sudah memiliki dendam kesumat terhadap majikannya. Puncaknya, pemuda asal Aceh Jaya, Aceh, ini mengambil sebilah pisau dan membantai keluarga Tjisun (45). Tiga jenazah ditemukan bersimbah darah.

Pada Jumat (12/1/2018), Ridwan masuk ke gudang serta tempat tinggal keluarga Tjisun di Kampung Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, pada Jumat (5/1) sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah masuk, ia membunuh Tjisun yang sedang berada di gudang. Pria yang berprofesi sebagai distributor makanan ini pun seketika ambruk. Darah segar keluar dari tubuhnya.

Setelah membunuh, Ridwan menyeret korban ke kamar mandi dan kemudian menguncinya. Setelah menghabisi Tjisun, Ridwan masuk ke ruko yang dijadikan tempat tinggal. Di sana, ia menghabisi nyawa Minarni (40) dengan cara mencekik.

Belum puas, pelaku juga melucuti seluruh pakaian Minarni. Di lokasi, polisi menemukan gunting yang diduga dijadikan pelaku untuk menggunting pakaian korban. Terakhir, Ridwan membacok leher anak korban, Callietos NG (8). Ketika ditemukan, kondisi Callietos sangat mengenaskan, yaitu kepala terpisah dari badan.

Setelah membunuh, pelaku diduga sempat naik ke lantai dua ruko. Ia mencuci tangan yang berlumuran darah di dalam kamar mandi. Sebelum melarikan diri, Ridwan mengunci seluruh pintu dari luar. Warga sekitar tak ada yang curiga dan mengetahui aksi pembantaian sekeluarga tersebut.

Berselang tiga hari kemudian, Senin (8/1), barulah warga menaruh curiga. Hal itu terjadi setelah keluarga korban dari Medan, Sumatera Utara, sudah beberapa kali menghubunginya lewat telepon seluler tapi tidak tersambung. Pihak keluarga selanjutnya menghubungi tetangga tempat Tjisun menetap.

Warga mengecek dan rasa curiga timbul setelah mencium bau amis seperti darah. Mengetahui ada yang tidak beres, masyarakat melapor ke polisi. Malam itu juga polisi membongkar pintu depan toko dan masuk ke dalam. Di sana, aparat penegak hukum menemukan Minarni dan Callietos tergeletak. Sedangkan jasad Tjisun ditemukan di gudang.

Kabar penemuan mayat warga etnis Tionghoa ini dengan cepat beredar. Masyarakat geger. Polisi memasang garis polisi di sekitar lokasi agar warga tidak mendekat. Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan. Kapolresta Banda Aceh Kombes Saladin memimpin personel untuk mengungkap kasus tersebut.

Malam itu, polisi berbagi tugas. Tim identifikasi melakukan olah TKP, sedangkan tim lain melakukan pengejaran. Olah TKP selesai sekitar pukul 04.00 WIB, Selasa (9/1). Jenazah ketiganya selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, Aceh.

“Dua mayat satu perempuan dan satu anak-anak berjenis kelamin laki-laki ditemukan di dalam sebuah ruko. Sedangkan yang laki-laki ditemukan di dalam gudang,” kata Saladin kepada wartawan di lokasi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/