HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Penyidik Polsek Hamparanperak pusing dengan temuan mayat Nurman (30) di parit Jalan Primer Pasar I Bederak, Desa Klumpang Kebun, Sabtu (11/4) pagi. Maklum, warga Jalan Bukit Mas, Desa Perdamaean, Kec. Stabat itu tewas digorok. Sementara, 3 saksi yang sudah diperiksa, keterangannya juga tak banyak membantu.
Ini diungkap Kanit Reskrim Polsek Hamparanperak, Iptu Ponijo saat dikonfirmasi Minggu (12/4) sekira pukul 15.00 WIB. “Baru tiga orang saksi yang kita periksa, salah satunya orangtua korban, sedangkan keduanya merupakan warga sekitar lokasi kejadian,” ucapnya.
Seorang saksi, Manto (30) sempat melihat korban sedang bercakap dengan dua orang yang diduga temanya di dekat lokasi kejadian. “Salah satu saksi sempat melihat korban sedang bercakap-cakap di pinggir jalan bersama dua pria berjaket hitam dan keduanya mengenakan topi merah serta tinggi badan sekitar 160 cm,” tambah Ponijo.
Namun, sambungnya, keterangan yang diberikan ketiga saksi itu berbeda dengan keterangan yang diperoleh timnya. “Keterangan di lapangan, korban sedang melintas pulang menuju rumahnya dengan mengendarai sepeda motor miliknya bersama dengan puluhan ekor ayam yang dibawanya pakai keranjang. Ibu korban, Nurhayati (50) juga bilang korban sempat meminta ijin kepadanya kalau dirinya mau belanja ayam,” lanjut Ponijo.
sebelumnya, temuan mayat dengan kondisi leher digorok, menggemparkan warga di Desa Klumpang Kebun, Hamparanperak, Sabtu (11/4) sekira pukul 10.00 WIB. Di dekat mayat pria tanpa identitas itu, juga ditemukan puluhan ekor ayam potong.
Belakangan, pria yang diyakini korban perampokan tersebut, identitasnya diketahui bernama Nurman. Jasad Nurman pertama kali ditemukan Asisten Kebun PTPN 2 Klumpang, S Sebayang. Kala itu, Sebayang melintasi Jalan Primer Pasar 1 Bederak, Dusun 15 Sidorejo, Desa Klumpang Kebun. Mendadak dia curiga melihat ada sosok di saluran di parit perkebunan. Begitu didekati, ternyata mayat manusia. “Pagi tadi saya tak sengaja menemukannya. Begitu dicek, leher dan
punggung kanan korban mengeluarkan darah,” ujar Sebayang. Dia langsung memberitahukannya kepada kadus setempat, Sutikno. Lalu info itu diteruskan ke Polsek Hamparanperak.
Polisi yang melakukan olah TKP awalnya tidak menemukan identitas korban. Hanya ada rokok, ponsel dan uang Rp.160 ribu di sakunya. Berkat sejumlah nomor di ponsel itulah, identitas Nurman diketahui. Istrinya akhirnya datang dan memastikan jasad itu adalah suaminya.
Nurman sendiri merupakan pedagang ayam potong. Kecurigaan Nurman jadi korban perampokan yakni keretanya yang tak terlihat lagi di lokasi kejadian. Sementara, puluhan ekor ayam yang masih di dalam keranjang, ditemukan tak jauh dari mayatnya.(cr2/trg)