30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Emosi Tambul Diambil Preman Sitohang Tewas Dikeroyok

Jasad Frengky Manutur Sitohang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sabtu (10/2/2018) malam kemarin menjadi malam minggu terakhir bagi Frengky Manutur Sitohang, nongkrong di pakter tuak bersama teman-temannya.

Sebab, kunjungan mereka ke salah satu lapo di kawasan Bagan Deli justru menjadi petaka. Pemuda berusia 27 tahun ini kritis lalu meninggal dunia akibat dikeroyok preman, Minggu (11/2/2018) dinihari saat akan meninggalkan pakter tuak.

Pertikaian dengan kawanan preman itu bermula ketika seorang pelaku, diketahui bernama Krisno, tanpa permisi mengambil tambul milik korban dan rekannya. Emosi, Sitohang langsung menegur Krisno. Merasa tidak senang, Kristo yang saat itu didampingi tiga temannya, seketika memukul korban.

Tak terima wajahnya dipukul, Sitohang spontan membalas. Dia mengambil gelas lalu melemparkannya kepada Krisno. Malotok! Gelas mendarat telak di kepala Krisno.

Upaya pembalasan coba dilakukan Krisno, sehingga keributan tak terhindari. Cekcok baru terhenti setelah dilerai pemilik lapo bermarga Tampubolon.

Karena mengalami luka, Krisno dibawa ke Puskesmas di Bagan Deli. Setelah diobati, pihak medis memperbolehkannya pulang ke rumahnya di Lorong Gereja Bagan Deli.

Akan tetapi, Krisno yang tidak terima dengan luka yang dideritanya, kembali mendatangi lapo untuk membalas Sitohang. Begitu melihat korban, Krisno bersama rekan-rekannya langsung menyerang korban dengan menggunakan kayu broti dan benda tumpul lainnya.

Korban dipukul oleh para pelaku dari belakang pada bagian kepala dan terjatuh hingga tak sadarkan diri. Warga yang mengetahui kejadian itu segera mengangkat korban dan melarikannya ke Rumah Sakit TNI AL Belawan.

Saat korban dibawa ke rumah sakit TNI AL Belawan, keluarganya datang. Lantas, keluarga korban langsung membuat pengaduan ke Mapolres Pelabuhan Belawan.

Petugas yang mendapat laporan serega turun ke TKP dan berhasil menemukan potongan balok dan kayu yang dipergunakan untuk memukul korban.

Namun, karena lukanya cukup parah, korban dirujuk ke RS Martha Friska Medan. Oleh dokter, korban langsung dirawat. Sayangnya, pada Senin (12/02/2018) dini hari nyawa korban tak dapat tertolong. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisium.

“Kami meminta kepada petugas Polres Pelabuhan Belawan untuk segera menangkap pelaku pembunuhan keponakannya,” sebut paman korban, J Simangunsong (50) warga Komplek TKBM Sei Mati, Kel. Sei Mati, Medan Labuhan, Selasa (13/2/2018).

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rizki Yayang Pratama membenarkan kejadian tersebut. “Dari TKP petugas menemukan potongan broti dan kayu yang dipergunakan para tersangka untuk memukuli korban,” ujar Rizki.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang memburu para pelaku. “Diminta kepada para pelaku untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas,” tandasnya. (fir/pjs/ras)

 

Jasad Frengky Manutur Sitohang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sabtu (10/2/2018) malam kemarin menjadi malam minggu terakhir bagi Frengky Manutur Sitohang, nongkrong di pakter tuak bersama teman-temannya.

Sebab, kunjungan mereka ke salah satu lapo di kawasan Bagan Deli justru menjadi petaka. Pemuda berusia 27 tahun ini kritis lalu meninggal dunia akibat dikeroyok preman, Minggu (11/2/2018) dinihari saat akan meninggalkan pakter tuak.

Pertikaian dengan kawanan preman itu bermula ketika seorang pelaku, diketahui bernama Krisno, tanpa permisi mengambil tambul milik korban dan rekannya. Emosi, Sitohang langsung menegur Krisno. Merasa tidak senang, Kristo yang saat itu didampingi tiga temannya, seketika memukul korban.

Tak terima wajahnya dipukul, Sitohang spontan membalas. Dia mengambil gelas lalu melemparkannya kepada Krisno. Malotok! Gelas mendarat telak di kepala Krisno.

Upaya pembalasan coba dilakukan Krisno, sehingga keributan tak terhindari. Cekcok baru terhenti setelah dilerai pemilik lapo bermarga Tampubolon.

Karena mengalami luka, Krisno dibawa ke Puskesmas di Bagan Deli. Setelah diobati, pihak medis memperbolehkannya pulang ke rumahnya di Lorong Gereja Bagan Deli.

Akan tetapi, Krisno yang tidak terima dengan luka yang dideritanya, kembali mendatangi lapo untuk membalas Sitohang. Begitu melihat korban, Krisno bersama rekan-rekannya langsung menyerang korban dengan menggunakan kayu broti dan benda tumpul lainnya.

Korban dipukul oleh para pelaku dari belakang pada bagian kepala dan terjatuh hingga tak sadarkan diri. Warga yang mengetahui kejadian itu segera mengangkat korban dan melarikannya ke Rumah Sakit TNI AL Belawan.

Saat korban dibawa ke rumah sakit TNI AL Belawan, keluarganya datang. Lantas, keluarga korban langsung membuat pengaduan ke Mapolres Pelabuhan Belawan.

Petugas yang mendapat laporan serega turun ke TKP dan berhasil menemukan potongan balok dan kayu yang dipergunakan untuk memukul korban.

Namun, karena lukanya cukup parah, korban dirujuk ke RS Martha Friska Medan. Oleh dokter, korban langsung dirawat. Sayangnya, pada Senin (12/02/2018) dini hari nyawa korban tak dapat tertolong. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk divisium.

“Kami meminta kepada petugas Polres Pelabuhan Belawan untuk segera menangkap pelaku pembunuhan keponakannya,” sebut paman korban, J Simangunsong (50) warga Komplek TKBM Sei Mati, Kel. Sei Mati, Medan Labuhan, Selasa (13/2/2018).

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rizki Yayang Pratama membenarkan kejadian tersebut. “Dari TKP petugas menemukan potongan broti dan kayu yang dipergunakan para tersangka untuk memukuli korban,” ujar Rizki.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang memburu para pelaku. “Diminta kepada para pelaku untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas,” tandasnya. (fir/pjs/ras)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/