26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kapolsek Percut Tolak Suap Rp500 Juta

Suap-Ilustrasi
Suap-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Iswadi (43), warga Jalan Bhayangkara, Kec. Medan Tembung, membuat pengakuan heboh meski agak janggal. Dia mengaku sempat berupaya menyuap Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK. SH. MH, sebesar Rp500 juta, namun ditolak. Salut!

“Iya Bang. Udah kusiapkan Rp500 juta untuk kapolsek biar bebas. Bila perlu tambah rumah aku. Tapi kapolsek gak mau. Minta apapun aku kasih asal bisa bebas, pengap kali di sel ini,” ujar Iswadi, saat ditemui kemarin (13/11) di Polsek Percut Sei Tuan.

tetapi, bandar sabu yang digerebek di kediamannya beberapa minggu lalu itu, mengaku kehilangan uang Rp350 juta beserta mobil dan 4 motor.

Iswadi sendiri terlihat hati-hati saat ditanya soal sabu miliknya. Diakuinya, dia adalah penyuplai sabu ke sejumlah bandar kecil di sekitar Medan. “Sabu ini kami pasok dari Tanjung Balai dan kami edar ke bandar-bandar kecil di Medan,” ujarnya, enggan membeber nama pemasok sabu miliknya.

Ditudingnya pula, polisi telah menjarah sejumlah barang berharga miliknya saat rumahnya digerebek. “Hilang kereta empat dan mobil satu gak nampak entah dimana. Uang cash-ku Rp350 juta juga hilang,” celoteh Iswadi. Dari mana dia tahu soal kehilangan itu? Iswadi mengaku dari adiknya yang datang membesuk keesokannya.

Ditemui terpisah, Anto (adik Iswadi) mengaku, setelah kediaman abangnya digerebek, dia datang. Dia melihat sejumlah barang berharga abangnya raib. Diantaranya 4 kereta dan Toyota Yaris warna Orange keluaran. “Kami tahunya hilang kereta itu setelah aku cek, kok gak nampak 4 kreta dan mobilnya. Terus aku datang ke polsek, juga gak ada. Aku tanya abangku, dia bilang gak tahu. Disitulah kami tahu kalau hilang kereta dan banyak barang yang hilang kayak hp dan laptop juga,” ujar Anto. “Kami kira di kantor polisi rupanya gak ada. kami masih berembuk dulu mau kemana nanti masalah ini dibawa,” sambungnya.

Apa kata Kapolsek Percut Sei Tuan? Kompol ronald Sipayung mengakui Iswadi sempat berupaya menyuap Rp500 juta. “Iya, si Iswadi, bandar sabu yang kami tangkap di Jl. Bhayangkara coba menyuap Rp500 juta agar bisa bebas namun saya tolak. Karena saya jadi polisi bukan untuk satu atau dua hari,” ujarnya.

Sementara, soal tudingan penjarahan uang dan barang berharga lain, Kompol Ronald janji menyelidiki. “Kalau benar informasi yang diberikan si Iswadi, saya orang pertama yang akan menindak anggota saya. Kebetulan, saya tidak ikut saat penggerebekan,” ungkapnya. Namun, sambungnya, “Saat penggerebekan, pintu terbuka dan pelaku kita masukan mobil. Terus warga ikut melempari. Bisa jadi warga juga turut menjarah harta Iswadi,” tambahnya, mengaku dapat laporan dari anggotanya soal penggerebekan itu.

Kompol Ronald juga sempat kesal dengan anggotanya, yang terperdaya uang Iswadi. Pasalnya, Iswaadi kerap manjakan para petugas penjaga sel dengan makanan dan minuman serta kerap memberi uang. Sehingga Iswadi sesuka hati di sel. “Macam hotel sel ini dibuatnya. Anggota pun, gara gara sering dikasih uang dan makan, jadi diperdaya. Iswadi jadi bebas bawa hp dan macam hotel dibuatnya sel ini. Makanya saya perintahkan isolasi si Iswadi, dipisahkan dari tahanan yang lain,” ujar Ronald.

 

KAMI TAHU DIA BD SABU

Sementara, warga sekitar kediaman Iswadi, mengaku bandar sabu itu royal. Di samping kediamannya, Iswadi juga membuat 10 pintu kamar kos. “Kami tau dia bandar sabu tapi dia royal sama duit, kami senang lihat dia,” ujar Darno warga setempat.

Hal senada diakui kepling setempat, Ngadimun. Penggerebekan kediaman Iswadi, tanpa kordinasi dengannnya. “Tidak ada pemberitahuan (dari polisi), hanya lisan. Pas kejadian aku lihat banyak warga kumpul. Rupanya mau lihat polisi nangkap,” ujar Ngadimun saat disambangi awak koran ini. Dimatanya, Iswadi adalah pria baik hati dan tidak pelit dengan uang. “Kalau soal sabu, saya tidak tahu,” jelasnya.

Sementara, Kompol Ronald mengaku, penggerebekan Iswadi, adalah pengembangan dari tangkapan sebelumnya. “Kita menangkap pelaku pertama di Jl. Letda Sudjono dengan BB 2 paket kecil. Setelah kita interogasi, bunyilah si R ini, baru berhasil kita menangkap si Iswadi,” ujarnya.

“Saat penggerebekan, pelaku sedang bertransaksi dengan seorang petugas. Begitu tahu akan ditangkap, pelaku lari dan masuk ke dalam rumah kosong miliknya yang akan dijadikan rumah kos dan bersembunyi di atas atap,” sambungnya, mengaku mengamankan 257 gram sabu dan sebuah sepeda motor Yamaha RX King serta alat timbangan, samurai, soft gun dan pistol revolver.

Kembali ke Iswadi. Dia mengaku gara-gara sabu pula rumah tangganya hancur.

Karena tak mau terlibat, istrinya minggat ke Pekanbaru bersama tiga anaknya. “Udah cerai aku dua tahun lalu, ditinggal ke Pekanbaru aku karena dia takut terlibat bisnisku ini,” ujar Iswadi.

“Pernah kemarin deketin janda, mau aku ajak nikah tapi gagal. Gara-gara sabu juga lah itu, ketauan aku nyabu,” ungkap Iswadi lagi, mengaku menyesal cerai dengan istrinya. Apalagi, mereka dulu tergolong sukses saat masih menggeluti bisnis kelapa sawit.

“Jadi petani sawit dulu di Pekanbaru. Pas itu aku sama istri masih sama. Kami buka ladang sawit tapi gak makan karena harga sempat surut,” celotehnya. Didesak masalah ekonomi akhirnya Iswadi pun berkenalan dengan temannya asal Tanjung Balai dan dari situlah dirinya mulai menggeluti dunia sabu.

“Aku jumpa kawan lama, lupa aku namanya siapa. Dia yang ngajak aku bisnis sabu sampai akhirnya aku ketangkap,” keluhnya di sel polsek. “Akan saya telusuri jaringan Iswadi ini, termasuk jaringan terselubungnya,” ungkap Kompol Ronald.(mri/trg)

Suap-Ilustrasi
Suap-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Iswadi (43), warga Jalan Bhayangkara, Kec. Medan Tembung, membuat pengakuan heboh meski agak janggal. Dia mengaku sempat berupaya menyuap Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK. SH. MH, sebesar Rp500 juta, namun ditolak. Salut!

“Iya Bang. Udah kusiapkan Rp500 juta untuk kapolsek biar bebas. Bila perlu tambah rumah aku. Tapi kapolsek gak mau. Minta apapun aku kasih asal bisa bebas, pengap kali di sel ini,” ujar Iswadi, saat ditemui kemarin (13/11) di Polsek Percut Sei Tuan.

tetapi, bandar sabu yang digerebek di kediamannya beberapa minggu lalu itu, mengaku kehilangan uang Rp350 juta beserta mobil dan 4 motor.

Iswadi sendiri terlihat hati-hati saat ditanya soal sabu miliknya. Diakuinya, dia adalah penyuplai sabu ke sejumlah bandar kecil di sekitar Medan. “Sabu ini kami pasok dari Tanjung Balai dan kami edar ke bandar-bandar kecil di Medan,” ujarnya, enggan membeber nama pemasok sabu miliknya.

Ditudingnya pula, polisi telah menjarah sejumlah barang berharga miliknya saat rumahnya digerebek. “Hilang kereta empat dan mobil satu gak nampak entah dimana. Uang cash-ku Rp350 juta juga hilang,” celoteh Iswadi. Dari mana dia tahu soal kehilangan itu? Iswadi mengaku dari adiknya yang datang membesuk keesokannya.

Ditemui terpisah, Anto (adik Iswadi) mengaku, setelah kediaman abangnya digerebek, dia datang. Dia melihat sejumlah barang berharga abangnya raib. Diantaranya 4 kereta dan Toyota Yaris warna Orange keluaran. “Kami tahunya hilang kereta itu setelah aku cek, kok gak nampak 4 kreta dan mobilnya. Terus aku datang ke polsek, juga gak ada. Aku tanya abangku, dia bilang gak tahu. Disitulah kami tahu kalau hilang kereta dan banyak barang yang hilang kayak hp dan laptop juga,” ujar Anto. “Kami kira di kantor polisi rupanya gak ada. kami masih berembuk dulu mau kemana nanti masalah ini dibawa,” sambungnya.

Apa kata Kapolsek Percut Sei Tuan? Kompol ronald Sipayung mengakui Iswadi sempat berupaya menyuap Rp500 juta. “Iya, si Iswadi, bandar sabu yang kami tangkap di Jl. Bhayangkara coba menyuap Rp500 juta agar bisa bebas namun saya tolak. Karena saya jadi polisi bukan untuk satu atau dua hari,” ujarnya.

Sementara, soal tudingan penjarahan uang dan barang berharga lain, Kompol Ronald janji menyelidiki. “Kalau benar informasi yang diberikan si Iswadi, saya orang pertama yang akan menindak anggota saya. Kebetulan, saya tidak ikut saat penggerebekan,” ungkapnya. Namun, sambungnya, “Saat penggerebekan, pintu terbuka dan pelaku kita masukan mobil. Terus warga ikut melempari. Bisa jadi warga juga turut menjarah harta Iswadi,” tambahnya, mengaku dapat laporan dari anggotanya soal penggerebekan itu.

Kompol Ronald juga sempat kesal dengan anggotanya, yang terperdaya uang Iswadi. Pasalnya, Iswaadi kerap manjakan para petugas penjaga sel dengan makanan dan minuman serta kerap memberi uang. Sehingga Iswadi sesuka hati di sel. “Macam hotel sel ini dibuatnya. Anggota pun, gara gara sering dikasih uang dan makan, jadi diperdaya. Iswadi jadi bebas bawa hp dan macam hotel dibuatnya sel ini. Makanya saya perintahkan isolasi si Iswadi, dipisahkan dari tahanan yang lain,” ujar Ronald.

 

KAMI TAHU DIA BD SABU

Sementara, warga sekitar kediaman Iswadi, mengaku bandar sabu itu royal. Di samping kediamannya, Iswadi juga membuat 10 pintu kamar kos. “Kami tau dia bandar sabu tapi dia royal sama duit, kami senang lihat dia,” ujar Darno warga setempat.

Hal senada diakui kepling setempat, Ngadimun. Penggerebekan kediaman Iswadi, tanpa kordinasi dengannnya. “Tidak ada pemberitahuan (dari polisi), hanya lisan. Pas kejadian aku lihat banyak warga kumpul. Rupanya mau lihat polisi nangkap,” ujar Ngadimun saat disambangi awak koran ini. Dimatanya, Iswadi adalah pria baik hati dan tidak pelit dengan uang. “Kalau soal sabu, saya tidak tahu,” jelasnya.

Sementara, Kompol Ronald mengaku, penggerebekan Iswadi, adalah pengembangan dari tangkapan sebelumnya. “Kita menangkap pelaku pertama di Jl. Letda Sudjono dengan BB 2 paket kecil. Setelah kita interogasi, bunyilah si R ini, baru berhasil kita menangkap si Iswadi,” ujarnya.

“Saat penggerebekan, pelaku sedang bertransaksi dengan seorang petugas. Begitu tahu akan ditangkap, pelaku lari dan masuk ke dalam rumah kosong miliknya yang akan dijadikan rumah kos dan bersembunyi di atas atap,” sambungnya, mengaku mengamankan 257 gram sabu dan sebuah sepeda motor Yamaha RX King serta alat timbangan, samurai, soft gun dan pistol revolver.

Kembali ke Iswadi. Dia mengaku gara-gara sabu pula rumah tangganya hancur.

Karena tak mau terlibat, istrinya minggat ke Pekanbaru bersama tiga anaknya. “Udah cerai aku dua tahun lalu, ditinggal ke Pekanbaru aku karena dia takut terlibat bisnisku ini,” ujar Iswadi.

“Pernah kemarin deketin janda, mau aku ajak nikah tapi gagal. Gara-gara sabu juga lah itu, ketauan aku nyabu,” ungkap Iswadi lagi, mengaku menyesal cerai dengan istrinya. Apalagi, mereka dulu tergolong sukses saat masih menggeluti bisnis kelapa sawit.

“Jadi petani sawit dulu di Pekanbaru. Pas itu aku sama istri masih sama. Kami buka ladang sawit tapi gak makan karena harga sempat surut,” celotehnya. Didesak masalah ekonomi akhirnya Iswadi pun berkenalan dengan temannya asal Tanjung Balai dan dari situlah dirinya mulai menggeluti dunia sabu.

“Aku jumpa kawan lama, lupa aku namanya siapa. Dia yang ngajak aku bisnis sabu sampai akhirnya aku ketangkap,” keluhnya di sel polsek. “Akan saya telusuri jaringan Iswadi ini, termasuk jaringan terselubungnya,” ungkap Kompol Ronald.(mri/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/