30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Rekontruksi Ayah Bunuh Anak Diperagakan 10 Adegan

REKONTRUKSI: Adegan ke 8, saat pelaku membunuh anaknya, Reno dalam rekontruksi yang digelar Polres Humbahas, Selasa (14/4).
REKONTRUKSI: Adegan ke 8, saat pelaku membunuh anaknya, Reno dalam rekontruksi yang digelar Polres Humbahas, Selasa (14/4).

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Resort Humbang Hasundutan, menggelar rekontruksi pelaku pembunuhan, Reno Tarihoran, bocah 4 tahun dan penganiayaan Sinta Lase (istri pelaku) yang dilakukan oleh ayahnya sendiri, Loiker Tarihoran di halaman belakang kantor Mapolres Humbang Hasundutan, Selasa (14/4). Dari rekontruksi itu, sebanyak 10 adegan diperagakan.

Kepala Polisi Resort Humbang Hasundutan, AKBP Rudi Hartono melalui, Paur Subbag Humas Bripka Syawal menerangkan, rekontruksi diawali dengan adegan istri pelaku yang diperagakan oleh polisi dan anaknya (korban) yang tiba diperladangan Sitalap Desa Peadungdung Kecamatan Pakkat, saat itu disekitar pukul 09.00 WIB.

Dari situ, adegan kemudian dilanjutkan ke pelaku, Loiker, yang sampai di perladangan Sitalap disekitar pukul 15.00 WIB dengan membawa buah jeruk yang dibawa dari Medan sehabis pulang dari pesta.

Kemudian, pelaku mendekati , Sinta (Istrinya) yang sedang lagi tidur-tiduran digubuk yang terbuat dari terpal plastik berwarna biru sembari menanyakan kondisi istrinya . Sedangkan, korban, anak pelaku bermain disekitar gubuk.

“ Sudah capek kau ma,” ucap pelaku kepada istrinya sembari mengupas jeruk yang dibawanya yang kemudian diberikan kepada istrinya.

Lalu, pelaku kemudian menanyakan tentang adanya kabar hubungan asmara istrinya dengan adiknya yang bernama Edison Tarihoran. Dan saat itu, Sintapun menjawab hubungan itu tidak ada.

“ Tidak ada itu, untuk apa kau dengarkan omongan orang , bukan dari situ kita makan,” kata Sinta sembari pelaku mengelus rambut Sinta yang saat itu masih berada posisi tidur-tiduran.

Usai itu, adegan selanjutnya, pelakupun terbangun dari posisi tidur-tiduran dan kemudian mengambil sebuah parang yang telah disimpan disemak-semak di bawah pohon karet sembari mengupas buah pinang. Sementara, adegan dilanjutkan ke anak pelaku yang sedang mengumpulkan buah pinang jatuh, sedangkan Sinta masih posisi tidur-tiduran.

Usai mengupas buah biji itu sebanyak 5 biji, pelaku kemudian mengajak Sinta dan anaknya untuk pulang. “ ayoklah kita pulang,” kata pelaku.

Dari situ, selanjutnya di adegankan pelaku mnggendong anaknya sembari membawa parang dan istrinya berada diposisi depan. Tak jauh dari lokasi gubuk, istri pelaku yang kemudian sedang membuang air kecil, usai itu melihat pelaku dengan wajah hitam seperti kesetanan dan saat itulah pelaku langsung menusuk perut istrinya dari belakang sebelah kiri sebanyak dua kali.

Kemudian, Sintapun terjatuh sembari meminta tolong. “ Tolong,tolong, tolong,” jerit Sinta saat itu sembari anak korban mendekati Sinta dan menjerit, “ uma, uma, uma,”.

Adegan selanjutnya, pelaku membawa anaknya, Reno Tarihoran keatas bukit yang berjarak 30 meter sambil membawa parang. Dan Reno membawa sebuah kayu kecil dengan panjang 40 cm.

Setelah sampai diperbukitan yang dekat dengan jurang sedalam 5 meter, adegan dilanjutkan pelaku menurunkan anaknya ketanah dan pembunuhan terjadi. Pelaku menusuk parang secara membabi buta kebagian badan, perut dan leher anaknya dan kemudian menjatuhkan anaknya ke bawa jurang.

Kemudian, pelaku ikut melompat kebawah dan saat dibawah pelaku selanjutnya menusukkan parang kebagian perutnya sebanyak 3 kali yang diduga mencoba bunuh diri sendiri.

“Selanjutnya, kita adegankan keterangan saksi dilapangan yakni Ramalia boru Purba yang melihat istri pelaku dalam keadaan tergeletak di tanah dengan usus yang sudah terburai. Kemudian, saksi Rosnelly Tarihoran yang bersama saksi Ramalu pergi memanggil bantuan. Dan bersamaan saksi, Ruslen Silaban yang melihat istri pelaku keadaan tergeletak kemudian memberitahukan kepada kepala Desa Lamasi Siregar,” kata Syawal.

Dikatakan Syawal , adegan ini dilaksanakan untuk mengetahui kejelasan di lapangan terkait dibunuhnya Reno dan penganiayaan istri pelaku. (des/azw)

REKONTRUKSI: Adegan ke 8, saat pelaku membunuh anaknya, Reno dalam rekontruksi yang digelar Polres Humbahas, Selasa (14/4).
REKONTRUKSI: Adegan ke 8, saat pelaku membunuh anaknya, Reno dalam rekontruksi yang digelar Polres Humbahas, Selasa (14/4).

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Resort Humbang Hasundutan, menggelar rekontruksi pelaku pembunuhan, Reno Tarihoran, bocah 4 tahun dan penganiayaan Sinta Lase (istri pelaku) yang dilakukan oleh ayahnya sendiri, Loiker Tarihoran di halaman belakang kantor Mapolres Humbang Hasundutan, Selasa (14/4). Dari rekontruksi itu, sebanyak 10 adegan diperagakan.

Kepala Polisi Resort Humbang Hasundutan, AKBP Rudi Hartono melalui, Paur Subbag Humas Bripka Syawal menerangkan, rekontruksi diawali dengan adegan istri pelaku yang diperagakan oleh polisi dan anaknya (korban) yang tiba diperladangan Sitalap Desa Peadungdung Kecamatan Pakkat, saat itu disekitar pukul 09.00 WIB.

Dari situ, adegan kemudian dilanjutkan ke pelaku, Loiker, yang sampai di perladangan Sitalap disekitar pukul 15.00 WIB dengan membawa buah jeruk yang dibawa dari Medan sehabis pulang dari pesta.

Kemudian, pelaku mendekati , Sinta (Istrinya) yang sedang lagi tidur-tiduran digubuk yang terbuat dari terpal plastik berwarna biru sembari menanyakan kondisi istrinya . Sedangkan, korban, anak pelaku bermain disekitar gubuk.

“ Sudah capek kau ma,” ucap pelaku kepada istrinya sembari mengupas jeruk yang dibawanya yang kemudian diberikan kepada istrinya.

Lalu, pelaku kemudian menanyakan tentang adanya kabar hubungan asmara istrinya dengan adiknya yang bernama Edison Tarihoran. Dan saat itu, Sintapun menjawab hubungan itu tidak ada.

“ Tidak ada itu, untuk apa kau dengarkan omongan orang , bukan dari situ kita makan,” kata Sinta sembari pelaku mengelus rambut Sinta yang saat itu masih berada posisi tidur-tiduran.

Usai itu, adegan selanjutnya, pelakupun terbangun dari posisi tidur-tiduran dan kemudian mengambil sebuah parang yang telah disimpan disemak-semak di bawah pohon karet sembari mengupas buah pinang. Sementara, adegan dilanjutkan ke anak pelaku yang sedang mengumpulkan buah pinang jatuh, sedangkan Sinta masih posisi tidur-tiduran.

Usai mengupas buah biji itu sebanyak 5 biji, pelaku kemudian mengajak Sinta dan anaknya untuk pulang. “ ayoklah kita pulang,” kata pelaku.

Dari situ, selanjutnya di adegankan pelaku mnggendong anaknya sembari membawa parang dan istrinya berada diposisi depan. Tak jauh dari lokasi gubuk, istri pelaku yang kemudian sedang membuang air kecil, usai itu melihat pelaku dengan wajah hitam seperti kesetanan dan saat itulah pelaku langsung menusuk perut istrinya dari belakang sebelah kiri sebanyak dua kali.

Kemudian, Sintapun terjatuh sembari meminta tolong. “ Tolong,tolong, tolong,” jerit Sinta saat itu sembari anak korban mendekati Sinta dan menjerit, “ uma, uma, uma,”.

Adegan selanjutnya, pelaku membawa anaknya, Reno Tarihoran keatas bukit yang berjarak 30 meter sambil membawa parang. Dan Reno membawa sebuah kayu kecil dengan panjang 40 cm.

Setelah sampai diperbukitan yang dekat dengan jurang sedalam 5 meter, adegan dilanjutkan pelaku menurunkan anaknya ketanah dan pembunuhan terjadi. Pelaku menusuk parang secara membabi buta kebagian badan, perut dan leher anaknya dan kemudian menjatuhkan anaknya ke bawa jurang.

Kemudian, pelaku ikut melompat kebawah dan saat dibawah pelaku selanjutnya menusukkan parang kebagian perutnya sebanyak 3 kali yang diduga mencoba bunuh diri sendiri.

“Selanjutnya, kita adegankan keterangan saksi dilapangan yakni Ramalia boru Purba yang melihat istri pelaku dalam keadaan tergeletak di tanah dengan usus yang sudah terburai. Kemudian, saksi Rosnelly Tarihoran yang bersama saksi Ramalu pergi memanggil bantuan. Dan bersamaan saksi, Ruslen Silaban yang melihat istri pelaku keadaan tergeletak kemudian memberitahukan kepada kepala Desa Lamasi Siregar,” kata Syawal.

Dikatakan Syawal , adegan ini dilaksanakan untuk mengetahui kejelasan di lapangan terkait dibunuhnya Reno dan penganiayaan istri pelaku. (des/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/